31 December 2015

by Yoga Wisesa

[Review] Asus ZenFone Selfie ZD551KL

Asus menjanjikan kombinasi optimal antara hardware dan desain, sembari 'mempionirkan' teknologi camera fusion di smartphone

Meski istilah selfie baru dimahkotai Oxford English Dictionary sebagai Word of the Year di 2013 silam, sejarah mencatat bahwa kegiatan self-portrait telah dilakukan sejak 1800-an. Berabad-abad kemudian, selfie bisa diakses melalui sebuah device serbaguna bernama smartphone. Begitu kuatnya tren selfie, produsen sadar bahwa kapabilitas kamera depan ternyata sama esensialnya dengan kamera belakang.

Melihat peluang ini, nama-nama raksasa di industri perangkat bergerak berlomba-lomba menyediakan medium optimal buat ber-selfie. Setelah Sony, HTC, Microsoft dan Oppo, satu brand Taiwan yang sedang naik daun di ranah mobile memutuskan untuk turut serta bermain di sana. Memanfaatkan momentum Computex 2015 lalu, Asus resmi memamerkan Zenfone Selfie.

ZenFone Selfie merupakan anggota dari keluarga besar ZenFone generasi kedua, hadir sebagai alternatif lebih terjangkau dari produk spesialis foto diri kompetitor. Meski demikian, Asus menjamin mereka tidak mengambil jalan pintas. Sang produsen menjanjikan kombinasi optimal antara hardware dan desain, sembari 'mempionirkan' teknologi camera fusion di smartphone. Benarkah demikian? Silakan simak ulasannya di bawah.

Design, feel & build quality

Dari sisi desain, Zenfone Selfie ZD551KL benar-benar berkiblat pada ZenFone 2, dan kedua device terlihat hampir identik. Jika dikomparasi, Zenfone Selfie sedikit lebih tinggi karena kehadiran modul lensa berukuran cukup besar di sisi depan (menggantikan logo Asus), serta sedikit lebih lebar dan tipis. Artinya, segala hal yang Anda sukai (atau tidak sukai) dari ZenFone 2 muncul kembali di Selfie.

ZenFone Selfie mempunyai dimensi 156,5x77,2x10,8 mm dengan layar 5,5-inci serta bobot 170g. Cover baterainya dibuat melengkung untuk memberi kesan tipis di area pinggir - mencapai 3,9mm saja. Konsekuensinya, tombol-tombol fisik tidak bisa diletakkan di sisi kiri dan kanan. Seperti ZenFone 2, tombol volume berada di punggung, tepat di bawah lensa. Dari aspek penampilan, saya tidak menemukan kekurangan, tetapi jika Anda biasa menggunakan tombol fisik buat menjepret foto, posisi tombol terasa canggung.

Penampakan depannya juga mengadopsi sejumlah ciri khas ZenFone - dari mulai area hitam yang membatasi layar, tiga tombol kapasitif berwarna keperakan, zone logam brushed melingkar di bawah, serta frame glossy pembatas antara display berlapis Corning Gorilla Glass 4 dengan back cover. Ada ketimpangan di sini: Gorilla Glass 4 memang tangguh, namun bingkai glossy tersebut sangat rentan terhadap baret dan penyok.

Unit review ini memiliki bagian punggung berwarna abu-abu dengan pola garis-garis horisontal ala brushed metal. Tapi sebetulnya, back cover terbuat dari plastik.

Seperti biasa, membuka panel tersebut (buat mengakses slot SIM card, microSD card dan baterai) memerlukan perjuangan. Berbeda dari ZenFone 2, unit baterai dapat dilepas. Problem yang saya temukan ialah ketiadaan mekanisme per atau celah di slot kartu SIM, menyebabkan kartu sangat sulit sekali dikeluarkan.

Display

Untuk device sekelasnya, Asus boleh berbangga dengan kinerja dari layar ZenFone Selfie. Panel IPS 5,5-inci tersebut menghidangkan resolusi 1920x1080-pixel berkepadatan 403ppi, yang ditopang teknik full-screen lamination di mana layer kaca serta lapisan touch digabung jadi satu buat menghilangkan gap. Hasilnya, teks dan gambar seolah-olah melayang tepat di bawah display.

Viewing angle layarnya memuaskan, mampu menyuguhkan output warna yang kaya dan akurat, cerah, serta tajam. Ia bahkan sanggup melawan terpaan sinar matahari.

Pengguna notebook Asus mungkin cukup familier dengan Splendid, dan fitur ini turut mereka bawa ke ZenFone Selfie. Melaluinya, kita dipersilakan mengkustomisasi temperatur warna, atau mengaktifkan mode filter bluelight untuk mengurangi rasa lelah pada mata.

Camera

Sebagai smartphone spesialis selfie, tidak mengherankan jika Asus mencantumkan segala macam teknologi imaging yang dapat mereka temukan ke dalam ZenFone Selfie. Teknologi PixelMaster mereka usung baik buat kamera depan maupun kamera belakang. Ketika brand lain berupaya menyederhanakan UI app kamera, Asus malah menjabarkannya secara lengkap untuk Anda. Setidaknya terdapat 17 mode bisa kita gunakan untuk kedua kamera.

Lihat spesifikasi lengkapnya di bawah ini:

  • Kamera depan: Sensor 13-megapixel, aperture f/2.2, lensa 5-element wide-angle 88-derajat, filter blue glass, flash real tone LED.
  • Kamera belakang: Sensor 13-megapixel , aperture f/2.0, lensa 5-element, autofocus laser 0.2 detik, filter blue glass , flash dual LED.

Mengesampingkan faktor teknis yang rumit, hasil jepretan melalui mode auto tampak tajam dan cerah. Reproduksi warna terbilang presisi, lalu kinerja di low-light cukup handal. Buat mendukung hobi self-portrait, Asus telah menyiapkan mode Selfie Panorama. Namun tantangannya, tangan Anda harus stabil karena jika tidak, sulaman malah tak bagus. Bagi saya metode tradisional - selfie bersama-sama dengan posisi handset melintang - masih jadi teknik terbaik.

Di kondisi terang, saya tidak kesulitan mengambil foto-foto macro dengan kamera belakang. Sistem autofocus-nya mampu bekerja gesit serta akurat, menjaga mutu jepretan tetap tajam dan prima. Menakar dari kualitas, hasil kamera depan dan belakang hampir serupa. Itu berarti kekurangan kedua kamera tak jauh berbeda. Kadang saturasi warnanya berlebihan, grainy di zona-zona gelap, dan gambar juga wash-out di pencahayaan terik. Kemudian ketika di-zoom, foto mempunyai efek seperti cat air.

Ini sampel foto dengan kamera depan:

Dan ini hasil jepretan kamera belakang:

Hardware, performance & user experience

Di ZenFone Selfie ZD551KL, Asus berpaling dari Intel Atom dan memilih untuk menggunakan Qualcomm MSM8939 Snapdragon 615. System-on-chip ini menyimpan sepasang prosesor quad-core Cortex-A53, GPU Adreno 405, RAM 3GB, penyimpanan internal 32GB (bisa diperluas sampai 128GB via microSD), dan ditenagai baterai 3.000mAh yang sanggup menjaga smartphone selalu aktif untuk menjalankan video loop lebih dari 9,5 jam.

Baterai tersebut terbantu berkat hematnya konsumsi daya smartphone (1,21-watt). Skor benchmark ZenFone Selfie juga tergolong lebih tinggi dibanding handset ber-SoC sejenis, namun masih belum sanggup menyusul ZenFone 2. Di AnTuTu versi 5.7.1, handset berhasil mendapatkan nilai tertinggi di 37253; lalu di AnTuTu 6.0, ia cuma mencetak 31823. Lewat PCMark, Selfie memperoleh angka work performance 3267.

Bermain game Real Racing 3 berjalan lancar, lalu pantulan di spion turut muncul, walaupun tidak semulus ketika dimainkan dari smartphone premium dan sejumlah efek visual semisal partikel debu serta lens flare tidak begitu detail. ZenFone Selfie malah mampu menangani Need For Speed: No Limits lebih lancar, dan grafisnya pun tampil lebih meyakinkan. Pastinya, handset tidak akan kesulitan mengoperasikan game-game puzzle maupun strategi 2D.

Di video serta game, output suara ZenFone Selfie terdengar utuh dan lantang, tapi alangkah baiknya jika speaker tidak diposisikan terlalu menjorok ke bawah. Saat tertutup jari, suaranya jadi teredam.

ZenFone Selfie beroperasi di platform Android 5.0 Lollipop dengan overlay ZenUI. Asus menjejalkan banyak fitur dan app, hingga mungkin hampir terasa seperti bloatware. Namun beberapa dari mereka terbukti membantu, contohnya auto-start manager, power saver, one hand mode, opsi kustomisasi font, sampai bundel theme dan icon.

Konektivitas ZenFone Selfie meliputi Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, Bluetooth 4.0, GPS, radio FM, port microUSB 2.0, dua slot SIM card, minus NFC.

Verdict

Terlepas dari ketiadaan cita rasa premium, Asus ZenFone Selfie merupakan smartphone handal, dilihat dari perspektif performa dan fitur. Penampilannya tampak serasi dengan layar cemerlang yang berperan sebagai jendela Anda menjelajahi konten mobile. Saya beropini, ZenFone Selfie merupakan produk berkonsep paling kuat di antara keluarga ZenFone berkat spesialisasi pada self-portrait. Ia tidak sekedar menjadi medium adu harga dan spesifikasi hardware.

Terlebih lagi, smartphone kelas 'menengah' Asus ini masih tergolong entry-level seandainya kita melihat dari sudut pandang brand-brand kelas atas semisal Sony, Samsung atau HTC. Di Indonesia, ZenFone Selfie terbagi dalam dua tipe, yaitu versi ber-flash memory 16GB seharga Rp 2,8 juta dan varian 32GB, dibanderol Rp 3 juta.