19 May 2014

by Yoga Wisesa

[Review] Asus ZenFone 5

Terlepas dari panasnya produk smartphone saat ini, beberapa bulan lalu analis sempat memperkirakan bahwa ada kemungkinan pasar smartphone akan runtuh di tahun 2018. Mungkin tidak seluruhnya, analis beropini keruntuhan itu terjadi pada tipe high-end karena serbuan dari smartphone kelas menengah yang didukung dengan hardware yang canggih.

Dan hal tersebut sudah bisa terlihat dari sekarang. Kita lihat bagaimana brand lokal mulai populer di negerinya sendiri, kemudian nama-nama seperti OnePlus dan Xiaomi mulai mengalihkan perhatian khalayak dari brand papan atas dunia karena ditawarkan dengan performa tinggi di harga yang miring.

Langkah sama juga diambil oleh perusahaan Taiwan yang memulai bisnis mereka dengan memproduksi PC dan komponen komputer, Asus.

Dalam 'pertunjukan' perdana seri smartphone ZenFone dari Asus ini, mereka mengenalkan brand ZenFone yang ditawarkan dalam tiga varian ukuran: empat, lima dan enam-inci. Dalam kesempatan kali ini, saya cukup beruntung untuk menjajal model lima-incinya, Asus ZenFone 5.

Berdasarkan pengakuan dari salah seorang representasi Asus Indonesia, spesifikasi hardware tinggi yang ditawarkan dengan harga ekonomis membuat ZenFone menjadi salah satu komoditas paling panas di dalam negeri.

Terhitung sudah lebih dari 80.000 orang yang telah melakukan pre-order, sayangnya menurut perkiraan Asus, barang baru banyak tersedia di akhir bulan ini. Tapi apakah Asus ZenFone 5 memang sebaik yang khalayak nantikan?

Impression Saya cukup kaget saat pertama kali mengeluarkan ZenFone 5 dari bungkusnya. Paketnya cukup simpel, hanya handset, kabel data, adaptor, buku petunjuk dan kartu garansi. Tapi ZenFone 5 meninggalkan kesan yang sangat baik.

Saya mendapatkan sebuah unit review dengan body dove di bagian belakang berwarna putih. ZenFone 5 memiliki dimensi 148,2x72,8x10,3 mm dengan bobot yang cukup ringan, hanya 145 gram. Desain belakang yang melengkung membuatnya seolah-olah terlihat lebih ramping.

Pada bagian depannya, Anda ditawarkan layar sentuh kapastif in-plane switching berukuran lima-inci dengan resolusi 1280x720 dan kepadatan pixel 294ppi. Smartphone ini dilindungi oleh lapisan Corning Gorilaa Glass 3 dan dikelilingi oleh bagian bezel berwarna hitam.

Di bagian bawahnya terdapat plat brushed aluminium dengan pola melingkar. Memang sederhana, namun tambahan unik ini memberikan kesan premium dalam desain yang diusungnya.

Layarnya bukan hanya mampu menghasilkan gambar yang cerah, kaya warna dan tajam, bagian tersebut juga sangat responsif dengan haptic feedback yang terasa memuaskan di jari.

Layar tersebut anti-gores, Anda bisa mengaksesnya bahkan walaupun sedang menggunakan sarung tangan dan dilengkapi dengan sensor cahaya dan proximity sebagai bagian dari fitur automatic brightness dan Smart Saving.

Asus ZenFone 5 ditenagai Android versi 4.3 Jelly Bean yang Anda bisa upgrade secara cuma-cuma langsung via customer care Asus ke Android 4.4.2 Kitkat.

Asus juga menyiapkan skin ZenUI yang memudahkan penggunanya dalam mengakses app dan kustomisasi lain di dalam smartphone. Dengan menarik dashboard, Anda bisa langsung menuju daftar quick setting, setting umum, notifikasi hingga akses ke Smart Saving, Reading Mode, Miracast dan lain-lain.

Camera Dengan mengeluarkan uang uang tidak terlalu besar, biasanya kita akan memaklumi jika kamera diusung dengan teknologi seadanya. Tapi jangan salah, Asus malah justru cukup fokus dalam meracik kemampuan yang satu ini.

Untuk kamera belakang, perangkat ini memiliki sensor 8-megapixel dengan aperture F2.0 dan penerangan LED, juga didukung teknologi BSI (back-illuminated sensor), digital image stabilization, digital zoom dan geo-tagging.

Bukan hanya itu, Asus telah membubuhkan teknologi PixelMaster. Dengan mengkombinasi hardware, software dan desain optik, PixelMaster dimaksudkan untuk memberikan pengguna hasil foto berkualitas prima. Dengan begitu, tombol shutter juga merespon dengan cepat.

Untuk kemampuan video sendiri, ZenFone 5 mampu merekam video berkualitas 1080p. Smartphone ini juga dilengkapi dengan kamera video-chat di bagian depan dengan sensor dua-megapixel.

Aplikasi kamera miliknya juga praktis dan intuitif, terdapat banyak pilihan mode instan dan kustomisasi yang lebih spesifik seperti ISO, white balance hingga exposure. Dua mode yang menjadi favorit saya adalah Low-light dan Time Rewind.

Power-houseHardware yang dimiliki ZenFone 5 membuat banyak orang bingung. Biasanya konsumen membayar lebih mahal untuk mendapatkan jajaran perangkat keras seperti ini. ZenFone 5 ditenagai prosesor Intel Atom Z2560 berkecepatan 1,6GHz, GPU PowerVR SGX 544MP2, RAM sebesar 1GB dan memori internal yang cukup luas, 8GB. Anda diperkenankan untuk mengekspansi penyimpanan hingga 64GB dengan menggunakan Micro SD.

ZenFone 5 dapat disematkan dua buah kartu micro SIM GSM, dan mendukung konektivitas Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, Wi-Fi hotspot, Bluetooth 4.0 dan USB.

ZenFone 5 dibekali baterai berkapasitas 2050mAh. Jika berkiblat dari Fonepad dan fitur Smart Saving-nya, seharusnya ZenFone 5 mewariskan daya tahan baterai sepupu tuanya itu. Tapi tetap saja Anda harus mengisinya tiap hari dengan pemakaian standar.

Untuk performa, Asus ZenFone 5 bisa dibilang dapat menjalankan aplikasi apapun dengan lancar berkat prosesor Atom yang dimilikinya. Tapi Anda harus ingat untuk selalu untuk menutup recent app untuk membebaskan sebagian kerja RAM.

Real Racing 3, Asphalt 8: Airborne dan Hungry Shark Evolution dapat berjalan mulus, dengan sedikit masalah: pemakaian game 3D yang intens dapat menyebabkan smartphone ini menjadi sangat panas. Masalah serupa muncul dalam Lenovo K900. Haruskah pengguna melakukan underclock agar smartphone tidak lagi menjadi panas?

Setelah melakukan sedikit riset di internet, ada sebuah hal yang membuat saya bingung. Versi internasional ZenFone 5 ditenagai oleh prosesor Intel Atom Z2580 berkecepatan 2GHz, baterai 2110mAh dan RAM 2GB. Lalu mengapa varian yang masuk di pasar lokal medapatkan spek yang lebih kecil? Sebelum Anda berteori konsiprasi, mari kita pahami: CPU yang lebih cepat juga lebih cepat menghabiskan baterai.

Conclusion Satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah harga 'nekat' yang ditawarkan Asus untuk satu unit ZenFone 5. Smartphone ini hanya dibanderol Rp 2,1 juta. Itu artinya perangkat ini akan 'mengacaukan' pasar mainstream dan entry-level, terutama yang tadinya dipegang oleh brand-brand lokal. Siapa yang tidak mau hardware secanggih ini di harga yang ekonomis?

Tambahkan hal itu dengan brand Asus sendiri. Asus sudah berpengalaman sangat lama dalam bidang elektronik, namanya terpasang di berbagai produk laptop, PC hingga gaming. Kolaborasinya dengan Google di tahun 2012 menghasilkan tablet terbaik saat itu.

Asus ZenFone 5 bisa dibilang adalah produk Taiwan pertama yang ditawarkan dengan jangkauan harga produk Negeri Tirai Bambu.

Asus ZenFone 5 tentu saja bukanlah smartphone terbaik yang pernah diciptakan. Tapi untuk Anda yang saat ini sedang mencari handset baru, ZenFone 5 adalah salah satu smartphone 'price versus performance' terbaik yang ada di pasar lokal. Tapi sayangnya Anda harus menunggu, karena menurut keterangan Asus Indonesia, ZenFone 5 baru mulai beredar secara umum di akhir bulan Mei 2014.

Untuk lebih lengkapnya, silakan simak video unboxing Asus ZenFone 5 di bawah ini.