Review Dareu EM901: Mouse Imut dengan Gaya Centil

Mouse dengan banderol harga Rp400 ribuan dan berwarna merah jambu ini begitu menggoda.

Jika beberapa waktu yang lalu saya mengulas keyboard gaming besutan Dareu, EK840, kali ini saya akan mengulas mouse gaming mereka. Inilah review Dareu EM901.

Sebelum kita masuk ke dalam ulasannya, saya harus mengatakannya di setiap review peripheral gaming. Pertama, penilaian peripheral gaming lebih bersifat subjektif ketimbang objektif. Pasalnya, peripheral gaming tak bisa diukur dari software benchmark yang biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan jeroan desktop macam Superposition Benchmark dari UNIGINE, Cinebench, atau kawan-kawan lainnya.

Kedua, kemampuan bermain game ataupun mengetik (untuk keyboard) sang reviewer akan sangat berpengaruh. Saya sendiri, jujur saja, sudah cukup lama tidak bermain game-game FPS kompetitif ataupun MOBA yang sebenarnya lebih ideal digunakan untuk mengukur akurasi dan kecepatan sebuah mouse gaming.

Meski demikian, mungkin saya sendiri tak bisa dibilang awam juga soal aiming di game FPS. Walaupun saya juga tak bisa dibilang cukup baik. Untuk EM901 ini, saya mengujinya dengan 2 game Co-Op yaitu Borderlands 3 dan State of Decay 2 (meski game kedua ini memang tak bisa dibilang cukup dominan dalam hal kebutuhan aiming).

Dengan penjelasan tadi, mari kita masuk ke review Dareu EM901 kali ini.

 

Bodi dan Fisik

Seperti biasanya juga, saya harus membandingkan produk gaming peripheral yang saya ulas dengan yang biasanya saya gunakan sehari-hari. Untuk mouse gaming yang biasa saya gunakan adalah Razer Basilisk V2.

Untuk build quality dan finishing-nya, berhubung saya sudah mencicipi keyboard Dareu sebelum mouse ini, saya sudah tidak heran dengan kualitas fisik yang ditawarkan oleh EM901. Cat pelapisnya sangat mulus dan membuatnya sangat nyaman digunakan. Sayangnya, di bagian bodi samping mouse (di tempat saya meletakkan ibu jari), cat pelapisnya berbeda dengan yang digunakan di punggung mouse.

Dokumentasi: Hybrid

Di bodi samping mouse, catnya berasa glossy sehingga membuat tangan saya yang mudah berkeringat terasa licin setelah beberapa jam menggunakannya. Hal ini, menurut saya, sangat disayangkan karena Dareu sudah menggunakan cat dof di bagian punggung yang lebih ideal buat orang-orang seperti saya yang mudah berkeringat.

Untuk ukurannya, EM901 ini juga lebih kecil dibandingkan Razer Basilisk V2. Dengan begitu, saya, yang biasa menggunakan gaya palm saat bermain dan memiliki telapak tangan berukuran sedang, merasa mouse ini sedikit kekecilan. Namun demikian, ia masih sangat nyaman digunakan untuk gaya fingertips ataupun claw karena beratnya yang cukup ringan.

Terakhir yang ingin saya bahas di bagian ini adalah warnanya yang centil. EM901 memiliki dua varian warna yang bisa Anda pilih, hitam dan merah jambu. Kebetulan, yang datang ke tempat saya adalah yang warna merah jambu centil ini. Buat saya yang lebih banyak menggunakan perangkat berwarna hitam, mouse ini tentunya jadi terlihat mismatch dan terlalu genjreng.

Jadi, buat Anda yang ingin gaming mouse yang lebih 'normal' mungkin pilihan warna hitam lebih cocok untuk Anda. Meski begitu, saya mengagumi Dareu dan keberaniannya untuk memilih warna merah jambu sebagai opsi warna lain dari EM901.

 

Performa dan Kenyamanan EM901

Untuk bagian switch di klik (kanan dan kiri) yang digunakan, saya kira hal ini juga penting dibahas mengingat kebanyakan mouse gaming yang saya temukan seringkali berakhir dengan masalah double click setelah beberapa waktu digunakan. Dari pengalaman pribadi saya, kebanyakan mouse gaming yang bermasalah dengan double click adalah yang menggunakan switch Omron yang kelas murah. EM901 ini, dari yang saya rasakan, memang sepertinya tidak menggunakan switch Omron tersebut karena terasa lebih berat.

Dokumentasi: Hybrid

Switch Omron yang biasanya doble klik tadi memang menawarkan klik yang sangat ringan dan cepat, meski seringnya jadi mengorbankan durabilitas. Sayangnya, berhubung saya harus mengejar deadline untuk merilis artikel ini, saya belum sempat membongkar EM901 untuk cari tahu switch apa yang digunakan di mouse ini. Mungkin di lain waktu, jika saya ada kesempatan, saya akan bongkar mouse tersebut dan mengupdate artikel ini.

Namun yang pasti, feel kliknya cukup berat -- sedikit lebih berat dari Optical Mouse Switch yang dijejalkan ke dalam Razer Basilisk V2 ataupun mouse saya lainnya yang menggunakan switch Omron murahan. Meski begitu, saya tidak merasakan ada masalah respon sama sekali dengan mouse ini.

Oh iya, mouse ini juga menawarkan dual mode, wireless dan wired. Seperti yang saya sempat sebutkan tadi, saya tidak mengalami masalah sama sekali baik saat menggunakan kabel ataupun tanpa kabel. Akurasi dan responnya juga cukup baik saat saya menggunakannya bermain Borderlands 3 ataupun State of Decay 2 -- meski memang bukan yang terbaik dari puluhan mouse gaming yang pernah saya jajal. Kecepatan gliding yang bisa saya lakukan dengan mouse ini terasa lebih lambat dari yang biasa saya bisa lakukan -- mungkin juga karena Basilisk V2 memang punya bobot yang lebih ringan.

Di luar hal tadi, fitur nirkabelnya juga sangat berguna bagi Anda yang bermain game di laptop -- mengingat Anda mungkin tak punya ruang yang cukup luas untuk berurusan dengan kabel-kabel yang menjuntai. Sayangnya, koneksi nirkabelnya menggunakan frekuensi 2.4GHz yang berarti Anda butuh dongle khusus yang akan memakan satu slot USB. Hal ini tidak akan jadi masalah di desktop karena jumlah slot USB yang kebanyakan. Namun di laptop, koneksi nirkabel via Bluetooth mungkin lebih ideal karena beberapa laptop sudah memiliki koneksi Bluetooth terintegrasi sehingga tidak akan memakan slot USB lagi.

Dokumentasi: Hybrid

Oh iya, untuk daya tahan baterainya, inilah yang unik. Di website-nya, mouse ini diklaim mampu bertahan sampai 18 jam namun saat saya mengujinya sendiri EM901 justru bisa bertahan sampai 24 jam. Daya tahan tadi sungguh layak diacungi jempol. Ditambah lagi, jika Anda kehabisan baterai pun, Anda tetap bisa menggunakan mouse ini sambil di-charge saat menggunakan kabelnya.

Di bodi samping EM901, Dareu juga menyematkan dua tombol yang bisa digunakan -- Anda bisa menyetel fungsinya dengan software yang bisa diunduh. Jumlah 2 tombol di sisi kiri mouse ini memang standar, mengingat kebanyakan mouse gaming memang menawarkan hal ini. Sayangnya, saya biasa menggunakan Razer Basilisk V2 yang menyuguhkan tiga tombol di sisi kiri mouse -- yang semuanya nyaman digunakan.

Selisih satu tombol di bagian kiri mouse tadi, bisa jadi sangat krusial tapi bisa juga tak relevan -- tergantung dari bagaimana gaya Anda bermain dan game yang dimainkan. Misalnya saja, saya belakangan bermain Monster Hunter World kembali dan selisih satu tombol di bagian kiri mouse jadi begitu krusial -- karena saya bisa assign kombinasi 2 tombol jadi satu ke tombol-tombol mouse. Demikian juga yang saya rasakan saat bermain Borderlands 3 ataupun State of Decay 2 karena memang gaya bermain saya yang lebih suka mengakses tombol mouse ketimbang keyboard.

Dokumentasi: Hybrid

 

Fitur Tambahan EM901

Buat Anda yang suka dengan kelap kelip lampu RGB, EM901 menyuguhkan fitur ini yang membuatnya terlihat lebih catchy.

Selain itu, EM901 juga lebih baik di fitur tambahannya dibanding EK840.

Pertama, EM901 juga dilengkapi dengan software yang bisa Anda unduh sendiri. Software-nya cukup lengkap fungsinya, termasuk mengganti lampu, mengganti fungsi tombol, ataupun membuat makro sendiri.

Sayangnya, jika berbicara software, Dareu mungkin harus belajar lebih banyak dari brand-brand yang lebih tua seperti Logitech, Razer, ataupun SteelSeries yang mampu menyuguhkan fungsi lebih lengkap dan UI yang lebih menarik. Namun demikian, saya tetap menghargai adanya software tersebut -- mengingat EK840 tak punya software sama sekali.

Selain software, satu lagi kelengkapan yang lebih baik adalah soal manual. Jika manual yang disertakan di EK840 bahkan tak menggunakan bahasa Inggris, manual untuk EM901 sudah berbahasa Inggris sehingga sudah bisa digunakan.

Dokumentasi: Hybrid

 

Akhirnya

Sebagai penutup, EM901 mungkin memang belum sempurna di banyak sisi. Namun mouse ini dibanderol di harga Rp400 ribuan. Sama seperti keyboard-nya, build quality yang ditawarkan oleh mouse Dareu ini solid meski saya kurang suka lapisan bagian samping mouse yang cukup glossy.

Akurasi dan kenyamanan yang ditawarkannya juga tidak kalah jauh dengan mouse gaming yang biasa saya gunakan, yang banderol harganya hampir 5x lipat lebih mahal. Kelengkapannya dari sisi software juga sudah cukup untuk fungsi-fungsi dasar yang diperlukan.

Jadi, jika Anda mencari mouse gaming wireless dengan harga yang sangat terjangkau, EM901 sangat layak untuk dilirik.