3 August 2018

by Lukman Azis

[Review] Infinix Smart 2, Smartphone Fullview Display Sejutaan

Dari desain, layar, dan kemampuan kamera sudah oke - performa juga stabil tapi SoC kurang kencang

Standar desain pada smartphone sudah berubah. Saya masih ingat, dulu pegang smartphone dengan layar 5,5 inci (16:9) sudah berasa besar banget. Sekarang rata-rata smartphone telah mengusung layar 6 inci dan tetap nyaman dinikmati dengan satu tangan.

Penggunaan aspek rasio 18:9 dan bezel tipis merupakan rahasianya, di mana para pabrikan ponsel bisa tetap bisa menyuguhkan layar lapang yang diminati pasar tanpa mengorbankan aspek ergonomis.

Di tahun 2017 lalu, smartphone dengan inovasi layar penuh fullview display memang masih dibanderol tinggi ya. Tapi di tahun 2018 sudah menjadi standar baru desain smartphone, termasuk smartphone entry-level harga Rp1 jutaan.

Nah yang terbaru datang dari Infinix - Smart 2 yang dibanderol Rp1,3 juta. Recommended tidak sih? Saya akan coba menjawab di review Infinix Smart 2 berikut.

Paket Penjualan

Unit Infinix Smart 2 yang tiba di meja redaksi DailySocial lifestyle berwarna sandstone black, varian RAM 2GB dan storage 16GB. Isi paket penjualannya sebagai berikut:

  • Unit Infinix Smart 2
  • Kepala charger 1,2A
  • Kabel data microUSB
  • Screen protector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Terkini

Saya sempat mencari-cari SIM ejector dalam kotak penjualannya, tapi tak menemukannya. Ternyata Infinix Smart 2 mengusung desain semi unibody, di mana back cover-nya dapat dibuka namun dengan baterai yang tidak dapat dicopot.

Sejak seri Infinix Hot 6 Pro dan kini Infinix Smart 2, menurut saya desain smartphone Infinix terbaru sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Body-nya sudah tidak lagi setebal dulu dan desainnya juga tidak kaku.

Dikemas dengan layar 5,5 inci dalam rasio 18:9, membuat dimensi Infinix Smart 2 (71x148x8,4 mm) terbilang compact - mudah dioperasikan dengan hanya satu tangan. Tidak terlalu besar, tapi tidak juga kekecilan - meski merasa agak sempit sih.

Di atas layar, tertanam kamera depan 8-megapixel ditemani dua LED flash, earpiece, dan juga sejumlah sensor. Berbalik ke belakang, terdapat kamera berkekuatan 13-megapixel dan juga dual LED flash.

Di balik back cover, Anda akan menemui dua slot kartu seluler berbentuk nano SIM dan sebuah slot microSD. Tombol power dan volume berada di sisi kanan, sisanya jack audio 3,5mm, port microUSB, dan mic tersemat di sisi bawah.

Layar 5,5 Inci HD+

Bentang layar 5,5 inci disokong resolusi HD+ (1440x720 piksel) sudah menyuguhkan tampilan yang cukup tajam ya, kualitasnya juga sudah bagus.

Saya tak merasa kurang di sini, buat nonton video, buka media sosial, dan bermain game sudah memenuhi. Untuk meminimalisir kelelahan mata, fitur eye care juga tersedia dan alangkah baiknya diaktifkan ketika malam hari.

Antarmuka XOS 

Infinix sudah memasukkan XOS Hummingbird versi 3.3.0 Lite berbasis Android 8.1 Oreo dengan patch keamanan bulan Mei 2018.

Antarmuka XOS ini simpel dengan satu lapis saja, ikon aplikasi dan efek transisinya juga sedap dipandang mata. Bila masih kurang enak di hati, fitur XTheme memungkinkan kita mengubah tampilan smartphone yang benar-benar berbeda.

Fitur yang terpendam alias bloatware di XOS lumayan banyak. Seperti XShare untuk mengirim file dengan cepat, XClub berisi perkembangan informasi terbaru Infinix, dan XHide untuk menyembunyikan konten gambar, video, dan perekaman suara di penyimpanan smartphone.

Kalau ada aplikasi yang jarang dipakai tapi mau dihapus juga sayang, Anda bisa memanfaatkan fitur freezer untuk menyimpan aplikasi tersebut tanpa memakan memori.

Ketidakhadiran fingerprint sensor membuat saya cukup frustasi ya, kembali ke basic menggunakan pola, PIN, atau password. Sebagai pelipur lara, terdapat fitur face unlock atau fitur pengenalan wajah untuk membuka kunci smartphone dengan mudah tapi kurang aman.

Kamera Cukup Memuaskan

Infinix membenamkan kamera utama beresolusi 13-megapixel dan kamera depan 8-megapixel. Masing-masing ditemani dual LED flash untuk membantu mendapatkan foto yang cerah di keadaan low-light. Terkhusus LED flash di bagian depan, level cahayanya dapat diatur ke tinggi, sedang, dan rendah.

Antarmuka kameranya terlihat familier ya, mirip dengan aplikasi kamera iOS. Di mana cukup menggeser ke kanan atau ke kiri untuk berpindah mode. Beragam fitur dasar juga telah tersedia, termasuk mode cantik, panorama, dan malam. Mode bokeh juga tersedia pada kamera depan.

Di mode normal atau foto, bagian atas ada shortcut untuk mengaktifkan HDR dan LED flash. Lalu ketika berpindah ke mode video, shortcut berubah menjadi LED flash dan effect.

Hal yang kecil ini bagi saya cukup berkesan, saya jarang menggunakan fitur effect di video karena biasanya fungsi itu tersembunyi - padahal kita bisa menghasilkan video unik. Video-nya sendiri bisa direkam dalam format 1080p pada 30 fps.

Bagaimana dengan kualitas fotonya? Hasil jepretannya ternyata lumayan memuaskan kok, fitur HDR sangat membantu saat memotret dalam keadaan backlit dan minim cahaya. Namun kadang kala efek manipulasi HDR ini terlihat berlebihan dan sangat tidak realistis.

Mode HDR Off

Mode HDR On

Mode HDR Off

Mode HDR On

Mode HDR On

Foto Low-Light

Hardware dan Performa

Infinix Smart 2 digerakkan oleh chipset MediaTek MT6739 dengan CPU 64 bit quad-core 1,5GHz Cortex-A53. Ditolong RAM 2 GB dan storage 16 GB yang bisa diperluas dengan microSD hingga 128 GB.

Proses benchmark mampu diselesaikan meski memakan waktu agak lama. Di AnTutu, Infinix Smart 2 meraih 44.430 poin, lalu di PCMark 3.160 poin, kemudian di 3DMark 148 poin, serta di GeekBench 4 single-core 639 poin dan multi-core 1.794 poin.

Sejauh ini, performa yang disuguhkan sangat stabil untuk kebutuhan standar - saya telah mencoba untuk melakukan aktivitas seperti browsing, buka feed Instagram, mengetik di Google Keep, dan menguji kemampuan kameranya - tak mengalami gejala lag yang mengganggu.

Tapi ya jangan berharap lebih pada potensi gaming-nya di level ini. Saya mencoba game Mobile Legends dan PUBG Mobile, loading saat masuk cukup lama - tapi bisa dimainkan.

Mobile Legends mampu dijalankan dengan lancar, game MOBA ini memang bukan game berat sih. Sementara untuk PUBG Mobile yang dikenal menuntut kinerja GPU tinggi tak bisa dimainkan dengan lancar, pergerakan karakternya patah-patah, bikin pusing, dan pasti akan kalah saat baku tembak dengan musuh.

Verdict

Jadi, apakah Infinix Smart 2 recommended? Jawabannya iya, dari segi desain, kemampuan kamera, hingga performa sudah bagus. Satu hal yang disayangkan ialah absennya fingerprint sensor, walaupun sudah ada fitur face unlock tapi kurang aman.

Selain itu di level harga Rp1 - 1,5 juta, Infinix Smart 2 harus berhadapan dengan Xiaomi Redmi 5A, Meizu M6, dan juga Asus Zenfone Live L1. Mereka bukan lawan yang mudah, tapi masing-masing punya kelebihan dan kekurangan - balik lagi deh ke kebutuhan Anda seperti apa.

Sparks

  • Desain layar penuh fullview display kekinian
  • Ada fitur face unlock
  • Hasil bidikannya lumayan bagus
  • Performa stabil, ada tapinya

Slacks

  • SoC kurang kuat buat gaming
  • Tidak ada fingerprint sensor

Update: Koreksi pada judul, penggantian kata layar penuh dengan fullview display.