15 March 2016

by Yoga Wisesa

[Review] Microsoft Lumia 950

Windows memang memiliki keunggulannya, namun pada akhirnya Lumia 950 harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh dari produsen lain

Merupakan salah satu smartphone pertama yang berjalan di Windows 10 Mobile, Microsoft Lumia 950 dilepas pada bulan November silam. Dalam penyajiannya, pendekatan Microsoft sangat menarik: Lumia 950 ditargetkan pada kelas high-end dan melalui device ini, terlihat upaya keras Microsoft mengembalikan bisnis perangkat bergerak mereka ke masa kejayaannya.

Lumia 950 sengaja diracik sebagai penerus Lumia 930, dan sejumlah elemen sang pendahulu hadir kembali di handset flagship tersebut. Namun tentu saja platform baru menyimpan segala macam kecanggihan baru pula. Anda dapat log-in melalui Windows Hello (iris scanner), lalu Continuum memungkinkan handset beradaptasi sesuai kebutuhan Anda.

Lumia 950 menawarkan beragam fitur layaknya smartphone high-end. Tapi bukannya Android, Anda diberikan ekosistem Windows 10. Windows memang memiliki keunggulannya sendiri, namun pada akhirnya ia harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh dari produsen lain, plus platform yang dipenuhi jutaan aplikasi. Apakah Lumia 950 mempunyai peluang untuk menang, atau Lumia 950 hanya cocok bagi penggemar berat Microsoft saja?

Bundle

Untuk mengeluarkan seluruh potensi Lumia 950, Anda membutuhkan beberapa aksesori pendukung. Unit review yang kami coba ini dibundel bersama Display Dock buat menyambungkan smartphone ke layar, keyboard dan mouse layaknya PC; serta Microsoft Foldable Keyboard.

Design

Berbeda dari 930 atau 1520 yang memberikan cita rasa distingtif, Lumia 950 tampak seperti smartphone Android umum. Rancangannya terasa hambar dan sulit menemukan kesan premium di sana: back cover terbuat dari plastik bertekstur matte - dapat mudah dibuka untuk mengakses baterai, slot SIM dan microSD. Layar dibingkai frame plastik glossy, lalu modul kamera terlihat menyembul di belakang, ditandai ring bundar perak. Ia ditemani triple-LED flash serta lubang speaker.

Lumia 950 juga bukanlah smarphone teringan dan tertipis - dengan layar 5,2-inci di tubuh berdimensi 145x73,2x8,25mm dan berat 150-gram. Di sisi positifnya, ukuran tersebut mendukung pemakaian satu tangan. Walaupun desainnya mengotak dan tidak ergonomis, handset terasa nyaman dalam genggaman. Berkat ketebalan 8,25mm plus bingkai, peluang jari tak sengaja menyentuh touchscreen jadi lebih kecil.

Seluruh tombol fisik berada di area kanan Lumia 950; volume, power, maupun shutter. Dengan menekan tombol shutter ini, Anda dibawa langsung ke aplikasi kamera. Selain itu, port audio 3,5mm berlokasi di atas, dan di bawah tengah terdapat port USB type-C berkemampuan fast charging.

Jika terbiasa menggunakan perangkat Android, Anda harus beradaptasi dengan ketiadaan fitur double-tap buat mengaktifkan layar. Tiga tombol navigasi utama dipadukan ke dalam layar, yaitu back, home dan shortcutsearch Bing.

Display

Kekurangan pada rancangan untungnya terbayarkan oleh kualitas layar Lumia 950. Display AMOLED ClearBlack 5,2-inci 16:9 mempunyai level warna gelap dan tingkat kontras yang tinggi. Ketika terkena sinar, ia memantulkan warna biru gelap. Anda disuguhkan resolusi 2.560x1.440-pixel dengan kepadatan 564ppi. Di atas kertas, ia lebih tajam dari iPhone 6S dan 6S Plus, walaupun tingkat kecerahan masih belum menyamai handset-handset Apple tersebut.

Meski demikian, display Lumia 950 tetap sanggup berhadapan dengan teriknya sinar matahari siang, serta mempunyai viewing angle yang luas. Microsoft tak lupa menyematkan lapisan Corning Gorilla Glass 3 buat memproteksi panel dari baretan serta benturan.

Camera

Lumia 950 mewarisi teknologi PureView, artinya Anda tak perlu cemas soal kesanggupan fotografi mobile. Di kamera utama, Microsoft memampatkan sensor 20-megapixel 1/2,5-inci dipadu optic Carl Zeiss, fitur optical image stabilization, dengan apterture f/.1.9. Sensor yang relatif besar memastikan kamera dapat mengumpulkan cahaya lebih banyak. Lebih banyak cahaya berarti hasil jepretan juga berpeluang jadi lebih baik.

Fleksibel ialah kata yang saya gunakan buat mendeskripsikan performa kamera Lumia 950. Baik di waktu mendung, pagi hari, atau di dalam ruang, Microsoft meramu kamera Lumia 950 dengan jitu. Bagi saya, kombinasi fokus touch dan tombol fisik sangat intuitif. Kemudian berkat app Microsoft Camera, akses ke setting manual (white balance, ISO, shutter speed, brightness) jadi mudah, tidak disekat-sekat oleh menu.

Bahkan di kondisi kurang cahaya, Lumia 950 bisa mengabadikan momen dengan sangat memuaskan. Hasilnya bersih serta tajam. Dan jika keadaan terlalu gelap, flash tiga warna yang bertenaga dapat Anda pergunakan.

Untuk pembuatan video, Lumia 950 mampu merekam di resolusi 4K di 30fps. Mutunya sangat baik, dan shutter speed tetap dijaga tinggi supaya video tidak kabur, kemudian transisi dari gelap ke terang juga terbilang mulus. Anda bisa menyesuaikan fokus dan white balance, akan tetapi ISO dan exposure-nya terkunci.

Sampel foto still bisa Anda lihat di bawah:

Continuum

Contunuum adalah fitur unggulan di Lumia 950 yang Microsoft bangga-banggakan. Ia memungkinkan kita mengoneksikan handset ke monitor terpisah a la mini PC, bisa secara wireless maupun dengan bantuan Display Dock. Port-port fisik memperkaya segi konektivitas smartphone. Keyboard ialah kewajiban, sedangkan mouse tergolong opsional karena display Lumia 950 dapat dipakai sebagai touchpad.

Secara dasar, Continuum bekerja seperti visi Microsoft, agar Anda meninggalkan laptop di kantor. Tapi kendalanya, kinerja device jauh di bawah desktop. Continuum terasa lamban, dan sebetulnya, ada lebih banyak hal yang dapat dilakukan di mode normal dibanding Continuum. Problem terletak pada belum matangnya ekosistem app universal Windows.

Dengan Contiuum, Anda dipersilakan meng-edit dokumen-dokumen Word sampai Excel, menjelajahi web dan Facebook lewat monitor, lalu audio bisa tersuguh melalui speaker televisi. Keunikan ini membuatnya ideal bagi para profesional dalam perjalanan bisnis, meskipun ia bukanlah pengganti notebook. Kekurangan lainnya ialah, Anda tidak dapat menginstal softwaredesktop Windows biasa. Aplikasi yang bisa digunakan alias kompatibel adalah Universal Windows App.

Specification

  • System-on-chip Qualcomm Snapdragon 808, prosesor dual-core Cortex-A57 1,82GHz & Cortex-A53 quad-core 1,44GHz, GPU Adreno 418
  • Memori RAM 3GB
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi hingga 200GB via microSD
  • Baterai 3.000mAh removable
  • Konektivitas USB 3.1 type-C, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac dual-band, Bluetooth 4.1, GPS, NFC, rangkaian sensor (accelerometer, gyro, proximity, kompas, barometer) ditambah pemindai iris
  • Sistem operasi Microsoft Windows 10

Performance & experience

Komposisi hardware mumpuni di atas memungkinkan Lumia menjalankan lebih banyak aplikasi secara bersamaan. Windows 10 di Lumia 950 berjalan cukup mulus, walaupun terdapat sejumlah keterlambatan respons di menu. Ironis karena hal ini jarang sekali terjadi di Windows Phone.

Karena jarang sekali menggunakan Windows Phone, saya membutuhkan sedikit adaptasi. Meski demikian, interface tersaji simple, tidak menyulitkan user awam. Microsoft juga tidak mencoba mengunci sistem file sehingga tak membelenggu para pecinta utak-atik.

Store (toko aplikasi Windows)tidak banyak menyediakan software benchmark yang dapat diandalkan, dan akhirnya saya menggunakan AnTuTu 6.0.4 UWP Beta. Lewat beberapa kali sesi tes, saya memperoleh skor tertinggi di 48909. Berdasarkan kolom ranking, Lumia 950 seharusnya dapat mencapai 70605 - satu peringkat di bawah Nexus 6 dan di atas LG G4.

Untuk permainan mobile, saya tidak menemukan banyak aspek negatif. Saya menjajal dua game, yaitu Modern Combat 5: Blackout dan Sniper Fury. Keduanya terhidang memuaskan, cukup wajar karena sudah seharusnya smartphone mempunyai performa hardware di atas rata-rata.

Kendala terbesar yang memengaruhi pengalaman penggunaan adalah cepat naiknya temperatur. Hal ini bukan cuma ketika saya bermain game atau membuka kamera, namun juga dalam pemakaian normal sewaktu display harus aktif dalam durasi lama. Lumia 950 tidak mempunyai sistem 'liquid cooling' seperti pada versi Lumia 950 XL, dan iklim panas Indonesia memperparah temperaturnya.

Windows 10 Mobile tampaknya cukup memeras daya, untung saja baterai 3.000mAh mampu menjaga smartphone tetap aktif selama seharian. Dari penuh, baterai berkurang sekitar 30 persen saat dipakai menonton video HD berdurasi satu setengah jam. Baterai sangat terbantu fitur fast-charging - memerlukan 1,5 jam untuk mengisi penuh dari kondisi kosong.

Dalam skenario perjalanan, Lumia 950 dan perlengkapannya tidak sepraktis yang Microsoft inginkan. Dongle Display Dock cukup berat, dan Anda juga disarankan membawa keyboard Bluetooth. Dan seandainya tidak menemukan monitor/layar, Anda terpaksa melihat konten dari panel 5-incinya.

Verdict

Untuk fans beratnya, Lumia 950 mungkin merupakan perangkat yang mereka nanti-nanti. Ia menyimpan beragam fitur unik dan kemampuan canggih, mendongkraknya satu kelas di atas smartphone high-end lain. Ia bisa mendampingi laptop atau PC hybrid berbasis Windows 10 yang Anda miliki, jika berkenan mentolerir desain 'standarnya'.

Tapi saya tidak mencoba merekomendasikan Lumia 950 pada pemilik iPhone atau Android. Dari perspektif fungsi, ia belum bisa dianggap sebagai kombinasi ideal antara laptop dan smartphone. Microsoft masih harus mematangkan serta menyempurnakan lagi ekosistemnya, dan itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Lumia 950 memang sebuah langkah penting bagi Microsoft buat menarik perhatian developer, tapi mereka belum menumpahkan visi tersebut secara maksimal.

Di Indonesia, handset dijajakan mulai dari Rp 9 juta.