10 October 2018

by Yoga Wisesa

[Review] MSI Prestige PS42, Laptop Ultra-Thin Elegan Untuk Para Profesional

Ketersediaan MSI PS42 menandai kembali berkiprahnya seri Prestige di segmen profesional setelah absen cukup lama.

Meski tema gaming menempel di pada branding-nya, penyediaan alat pendukung kerja bukanlah hal baru bagi MSI. Mereka sudah lama menawarkan beragam mobile workstation, bahkan sempat menggarap laptop kelas profesional. Perangkat lini Prestige tersebut kabarnya sangat ideal buat fotografer dan desainer karena ditunjang layar yang mampu mereproduksi warna secara akurat.

Dalam beberapa tahun ini, seri Prestige tampak absen dari pasar. Ketika varian gaming memperoleh update dan refresh hardware, nama Prestige malah hampir tidak terdengar. Namun di panggung Computex 2018 kemarin, gerak-gerik sang produsen hardware PC asal Taiwan itu mengindikasikan adanya perubahan strategi bisnis. Di sana, mereka menyingkap varian Prestige teranyar, PS42.

Dan seperti biasa, Micro-Star International tidak membuang-buang waktu untuk membawa produk tersebut ke Indonesia. Prestige PS42 8RB merupakan laptop 14-inci berdesain ramping yang dipersenjatai chip Intel Core generasi kedelapan dan kartu grafis discrete Nvidia, dijanjikan siap menunjang aktivitas produktif maupun penyajian konten hiburan. Selama beberapa minggu, saya diberikan kesempatan untuk mengujinya secara langsung, dan lewat artikel ulasan ini, saya mencoba mengungkap segala keunggulan dan kelemahannya.

 

Penampilan

Terlepas dari permintaan MSI untuk tidak menyebutnya sebagai ultrabook, sejatinya, Prestige PS42 merupakan notebook berkonsep ultra-thin. Perangkat ini memiliki ketebalan hanya 15,9mm dengan panjang dan lebar 322x222mm serta bobot 1,2kg. Arahan desain yang minimalis memudahkan laptop untuk dibawa-bawa serta dimasukkan dalam tas kerja tanpa menambah 'beban hidup' Anda.

Chassis notebook terbuat dari logam aluminium plus plastik di sejumlah area. Kontras dengan hitamnya laptop gaming MSI, permukaan tubuh Prestige PS42 didominasi warna silver brushed. Bagi saya, pendakatan desainnya menonjolkan dua tema yang boleh dikatakan kontradiktif: elegan namun juga utilitarian. Logo tameng naga khas MSI tetap tetap bisa kita temukan di area punggung, tapi kehadirannya terasa halus dan tidak berlebihan.

MSI memang mulai mencoba memangkas ketebalan bingkai layar di sejumlah laptop ultra-thin baru, dan pendekatan tersebut turut diterapkan pada PS42. Perangkat ini menyuguhkan frame berketebalan hanya 5,7mm di bagian kiri, kanan dan atas; sehingga rasio display ke tubuh bisa mencapai 80 persen. Sedikit efek samping dari pemakaian bezel tipis adalah webcam yang harus ditaruh di bawah layar.

Bagian layar tersambung ke tubuh melalui dua buang engsel, bisa Anda retangkan sejauh 180 derajat hingga keduanya sejajar. Itu berarti, MSI memposisikan segala konektivitas fisik di kiri dan kanan body. Variasinya cukup lengkap. Saya melihat ada port HDMI, audio combo 3.5nn, dan USB type-C 3.1 di kiri; kemudian tersedia dua port USB type-A 3.1, satu lagi USB type-C, dan slot pembaca kartu SD di kanan. Laptop tak mempunyai port LAN, sehingga Anda harus mengandalkan sambungan wireless 802.11 ac.

MSI menempatkan tombol power di bagian tengah grille, di atas keyboard. Perlu diketahui bahwa lubang-lubang tersebut bukanlah lubang speaker. Laptop mempunyai dua speaker stereo dan semuanya ditaruh di sisi bawah.

 

Layar

MSI Prestige PS42 menghidangkan layar 'IPS-level' seluas 14-inci 1920x1080 157ppi. Display dibekali lapisan anti-glare, memiliki refresh rate 60Hz dan rasio kontras 1000:1. Seperti anggota keluarga Prestige sebelumnya, panel tersebut mampu menghasilkan gambar yang tajam serta mereproduksi warna secara presisi, walaupun mungkin sedikit lebih redup jika dikomparasi dengan produk high-end kompetitor, contohnya Dell XPS 13.

Seperti biasa, MSI sudah menyiapkan profil pemakaian berbeda yang dapat Anda pilih via software Dragon Center. Tersedia mode gamer, desainer, mode panggunaan di kantor, film, sRGB serta opsi anti-blue untuk meminimalkan emisi sinar biru yang dihasilkan panel. Dan dengan langsung masuk ke app MSI True Color, Anda dipersilakan mengutak-utik setting, kecerahan, hingga temperatur warna lebih jauh lagi.

 

Keyboard, touchpad dan palm rest

Terlepas dari luas tubuhnya yang mungil, PS42 tetap ditunjang keyboard tenkeyless yang lapang. Tidak ada pengurangan ukuran pada tuts utama (kecuali tombol function), termasuk tombol kursor arah. Keycap mengusung desain chiclet dengan luas 16,5x16,5mm. Jarak key travel-nya terbilang pendek, konsisten,  kokoh, serta nyaman untuk mengetik. Tapi bagi saya pribadi, profilnya kurang pas buat menikmati game.

Papan ketik PS42 dilengkapi sistem backlight LED berwarna putih, dimaksudkan agar kita tetap bisa melihat tombol ketika bekerja di ruang temaram. Namun saya menemukan sedikit kendala di sana: distribusi pencahayaan tidak merata. Efeknya, sejumlah tuts terlihat lebih redup dari tombol lain. Di beberapa tombol, cahaya LED juga sedikit bocor dari sisi pinggir.

Pengendalian mouse bisa dilakukan via touchpad. MSI memposisikannya sedikit menjorok ke bagian kiri wrist rest. Ukurannya tidak terlalu besar, dengan luas 6,6x9,9cm, dipotong oleh dua ujung atas yang membundar dan sensor sidik jari. Touchpad mampu merespons gerakan jari secara akurat, tapi ada sedikit masalah di dua tombol mouse yang ditanam di sana. Mereka terasa keras dan tak ada pembeda antara tombol kiri dan kanan.

Dampak negatif dari pemanfaatan keyboard lapang enam baris di sana adalah penyusutan luas wrist rest. Lebar 6,4cm memang tidak terlalu berdampak buat saya, namun pengguna dengan ukuran tangan lebih besar mungkin mengharapkan palm rest yang lebih lapang.

 

Hardware

MSI Prestige PS42 8RB yang dipasarkan di Indonesia ini merupakan varian berotak chip Intel Core i5. Di luar sana, MSI menyediakan opsi dengan Intel Core i7 U. Berikut adalah spesifikasi produk yang saya uji ini:

  • Sistem operasi Windows 10 Home
  • Prosesor Intel Core i5-8250U berkecepatan 1,6GHz, menyimpan 4-core dan 8-thread
  • Memori RAM 16GB
  • Motherboard MSI MS-14B1
  • Kartu grafis Nvidia GeForce MX150 dan Intel UHD Graphics 620
  • Penyimpanan SSD Samsung 512GB

Beberapa software yang saya gunakan buat menguji hardware laptop ini meliputi Cinebench R15, PC Mark 10 dan Unigine Heaven. Hasil terbaiknya bisa Anda lihat di bawah.

Cinebench R512

 

PC Mark 10

 

Unigine Heaven 4.0

 

Pengalaman penggunaan

Saya hanya menginstal dua game di unit review ini, yaitu Monster Hunter: World dan Star Control Origins.

Untuk menikmati Monster Hunter: World di resolusi full-HD, Anda harus rela bermain di preset grafis low dan memaklumi kurang tajamnya detail karakter dan monster, serta efek jaggy di setiap objek. Setting tersebut akan dipilihkan  secara default, dan dengannya, game bisa tersaji di frame rate per detik yang 'playable'. Permainan mampu mencapai 50fps, tapi akan turut ke 33fps jika Anda melewati lokasi-lokasi ramai atau area penuh objek.

Di Star Control Origins, Anda juga harus puas bermain di setting low. Game secara otomatis akan memilihkan opsi visual 'meh' di resolusi full HD. Frame rate per detik berkisar antara 40 sampai di atas 80 (V-Sync dinonaktifkan) terutama di sesi penjelajahan angkasa. Dengan begini, kita masih punya kesempatan untuk menaikkan lagi kualitas grafis secara custom.

Perlu diingat bahwa Prestige PS42 bukanlah laptop gaming. Komposisi hardware serta desainnya sengaja disiapkan untuk mendukung aktivitas kerja serta menangani konten hiburan seperti film atau video. Baterai 50Wh di dalam menjanjikan waktu aktif hingga 10 jam, dan dalam sesi pengujian sesungguhnya, baterai ini bisa menjaga notebook menyala di atas delapan jam tanpa tersambung ke colokan listrik.

Untuk mendinginkan hardware yang berdempetan di dalam, MSI memanfaatkan teknologi Cooler Boost 3 yang sebelumnya digunakan di laptop gaming. Cooler Boost 3 mengandalkan sepasang kipas serta tiga heat pipe. Karena masing-masing fan difokuskan pada satu hardware penghasil panas utama, yakni CPU dan GPU, suara yang mereka hasilkan tidak begitu bising meski laptop dalam keadaan full load.

Satu hal yang harus Anda terima saat memakai Prestige PS42, terutama jika digunakan di ruang tanpa AC, adalah meningkatnya suhu wrist rest dan tombol. Kabar baiknya, temperatur hanya berada di tingkatan 'hangat' dan tidak melewati batas kewajaran atau membuat tangan Anda berkeringat.

Untuk audionya, speaker stereo di Prestige PS42 mempunyai karakteristik seperti laptop lain. Output-nya cukup lantang, tapi tanpa sub-woofer dan ruang resonansi yang mencukupi, bass hampir tidak terasa.

 

Kesimpulan

MSI bukanlah satu-satunya perusahaan yang mencoba mengadopsi teknologi gaming dan menerapkannya pada produk kelas bisnis. Razer dahulu sempat melakukannya lewat Blade Stealth. Untuk menarik perhatian konsumen targetnya, produsen mengandalkan desain super-tipis serta mengedepankan faktor portabilitas tinggi. Saya pribadi sangat menyukai tema 'premium dan industrial' yang diusungnya.

Satu hal perlu digarisbawahi: Prestige PS42 bukanlah laptop yang mampu menangani game-game blockbuster terbaru, lalu i5-8250U dan GeForce MX150 bukanlah komponen top-of-the-line yang tersedia buat laptop ultra-thin. Perangkat juga belum mendapatkan dukungan Thunderbolt 3, padahal ia menjadi standar di produk sekelas, misalnya Dell XPS 13 dan HP Spectre 13.

Memang tidak semua orang memerlukan Thunderbolt 3.0, namun MSI (dan beberapa brand gaming lain) sudah mulai bereksperimen dengan external graphics enclosure. Aksesori ala docking ini adalah rumah GPU, berguna untuk mendongkrak kapabilitas olah grafis laptop non-gaming asalkan perangkat dibekali Thunderbolt. Absennya konektivitas tersebut di Prestige PS42 menutup peluang bagi kita buat menyambungkannya ke MSI GUS.

Di Indonesia, Prestige PS42 8RB dibanderol di harga Rp 14,5 juta.

 

Sparks

  • Desain simpel, industrial dan atraktif
  • Ramping dan super-portable
  • Komposisi hardware-nya lebih dari mumpuni buat menangani tugas kerja sehari-hari
  • Keyboard-nya lapang dan nyaman untuk mengetik
  • Layar didukung teknolog MSI True Color, menyediakan profil berbeda

 

Slacks

  • Kurang optimal untuk menjalankan game-game blockbuster
  • Kualitas LED di keyboard masih bisa ditingkatkan lagi
  • Tombol touchpad kurang nyaman, hal ini krusial bagi para pekerja mobile
  • Tidak ada Thunderbolt 3 dan port LAN
  • Webcam di bawah layar kadang membuat sejumlah pengguna merasa tidak nyaman