[Review] OASE Horizon W1: Smartwatch Murah dengan Temperatur dan Tekanan Darah

Jam tangan pintar ini tidak hanya bisa ukur SpO2, tapi juga temperatur dan tekanan darah

Akhir-akhir ini, banyak produsen smartwatch berlomba untuk menghadirkan produknya di pasaran. Semuanya tentu memiliki fitur-fitur kesehatan yang sudah menjadi sebuah standar, seperti pengukuran detak jantung serta kadar oksigen dalam darah. Namun, anggota keluarga dari BBK asal Tiongkok yang satu ini mengeluarkan produk yang menawarkan fitur berbeda. Nama dari smartwatch tersebut adalah OASE Horizon W1.

OASE pada jam tangan pintar Horizon W1 menawarkan dua fitur yang saat ini belum tentu dapat ditemukan pada smartwatch merek lain. Yang pertama adalah fitur pendeteksi temperatur tubuh, di mana sangat dibutuhkan pada pandemi COVID saat ini. Yang kedua adalah fitur tekanan darah yang saat ini hanya ditemukan pada jam tangan dengan harga yang mahal. Untuk detak jantung serta SpO2, tentu saja sudah tersedia pada perangkat yang satu ini.

Spesifikasi dari OASE Horizon W1 adalah sebagai berikut

SoCRTL8762CK
CPUARM Cortex M4
Layar1.28 inci OLED 240×240 LCD Tempered Glass
Baterai160 mAh
KonektivitasBluetooth 5
SertifikasiIP 67
Dimensi44 x 44 x 12 mm
Bobot25 gram
Bahan StrapSilicon TPU

Kapasitas baterai yang dibawa oleh smartwatch yang satu ini memang terlihat kecil, hanya 160mAh saja. Namun, smartwatch yang satu ini bisa bertahan selama 7 hari jika digunakan setiap hari. Saat standby, jam tangan ini bisa bertahan hingga 15 hari.

Charger

Pada paket penjualannya, akan didapatkan sebuah kabel pengisi daya. OASE menggunakan model magnetik, sehingga pengguna tidak akan terbalik saat mengisi daya.

Desain

OASE memilih untuk menggunakan desain bundar pada Horizon W1 smartwatch. Desain seperti ini memang menyerupai jam tangan pada umumnya. Untuk model yang satu ini, OASE hanya menyediakan dalam warna hitam, sesuai dengan yang saya dapatkan.

Jam tangan yang satu ini menggunakan layar dengan dimensi 1,28 inci dengan resolusi 240 x 240 piksel. Walaupun bukan terbuat dari Gorilla Glass atau Sapphire, layarnya sendiri sudah menggunakan kaca dengan bahan tempered glass. Namun, ada baiknya untuk menambah perlindungan tambahan karena tempered glass sendiri juga akan tergores pada saat terkena pasir dan debu.

Pada sisi sebelah kanan dari OASE Horizon W1, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas merupakan tombol daya serta untuk menyalakan dan mematikan layarnya dan juga sebagai tombol back. Tombol yang bawah dibuat khusus untuk fungsi-fungsi olah raga. Menu pada smartwatch ini dapat dilihat saat menggeser layarnya ke kanan atau ke kiri. Saat menggeser ke atas akan ditemukan layar notifikasi dan sebaliknya saat digeser ke bawah akan ditemukan layar quick setting.

Pada sisi bagian bawah, OASE menempatkan beberapa sensor untuk melakukan pemindaian kesehatan. Sensor-sensor tersebut seperti three axis acceleration untuk melakukan pemindaian terhadap detak jantung. Selain itu, OASE juga menaruh sensor thermometer di samping sensor pemindai detak jantung tersebut.

Strap pada jam tangan pintar ini juga bisa diganti, sehingga pengguna tidak bosan saat menggunakannya. Mengganti strap-nya juga cukup mudah, tinggal menggeser pin yang berada pada ujungnya sampai terlepas. Pengguna juga bisa menggunakan strap standar yang dijual pada toko-toko jam tangan.

Untuk menyambungkan OASE Horizon W1 ke smartphone tentu memerlukan aplikasi khusus yang bernama Glory Fit. Aplikasi ini juga bakal melakukan update firmware saat ada pembaruan-pembaruan serta bug fix. Berbagai macam koleksi watch face, serta setting lainnya juga akan ditemukan pada aplikasi yang satu ini. Dan tentunya, semua data yang tertangkap pada jam tangan ini juga akan disimpan pada Glory Fit.

Pengalaman Menggunakan

Jam tangan yang satu ini menggunakan model bundar, yang kebetulan saya sukai. Oleh karena itu, selama 2-3 minggu ini, saya selalu menggunakan OASE Horizon W1 saat pergi berbelanja dan juga saat melakukan vaksinasi COVID-19. Hal tersebut tentu saja untuk memuaskan keinginan saya dalam menguji keakuratan dari setiap fiturnya.

Perangkat Horizon W1 saya nyalakan sekitar 3-4 minggu sebelum artikel review ini saya publish. Tentunya sesuai Standard Operating Procedure yang saya tetapkan, jam tangan ini saya isi sampai 100% terlebih dahulu agar bisa melakukan pengujian dengan baterai secara penuh. Satu hal yang cukup membuat saya was-was adalah kabel charger dari jam tangan pintar ini sepertinya cukup tipis. Jadi, berhati-hatilah menarik kabel ini saat tertancap ke USB ataupun tersangkut.

Saya juga langsung melakukan instalasi aplikasi yang bernama Glory Fit. Aplikasi yang satu ini bisa dengan mudah ditemukan pada toko aplikasi Google Play. Saat aplikasi ini dinyalakan, ternyata sudah terdeteksi firmware baru. Tentu saja saya langsung melakukan download dan memasang firmware yang paling baru tersebut.

Pada Glory Fit juga tersedia beberapa watch face yang bisa langsung dipasang pada jam tangan pintar Horizon W1. Selain itu, semua pengaturan seperti notifikasi juga bisa diatur langsung pada setting-nya. Namun ada sebuah fitur yang tersembunyi, yaitu kamera. Jam tangan ini bisa menjadi shutter dari kamera bawaan Glory Fit saja dan bukan kamera bawaan smartphone.

Pertama yang saya lakukan saat semua sudah terpasang adalah menguji notifikasinya. Terus terang, Glory Fit memang menjadi cukup rumit bagi pengguna awam untuk melakukan setting notifikasi dan permission. Selain itu, sayangnya tidak semua aplikasi bisa di push notifikasinya. Salah satu aplikasi messenger yang tidak bisa di push adalah Telegram.

Untuk Whatsapp sendiri, pengguna bisa langsung memilihnya pada daftar aplikasi yang sudah ada. Notifikasi termasuk pesan teks dan panggilan Whatsapp bisa diterima dengan baik pada jam tangan pintar tersebut. Sayang memang, karena saya juga pengguna Telegram, setiap kali ada panggilan suara dan video dari aplikasi tersebut tidak akan muncul notifikasinya pada Horizon W1.

Jam tangan pintar ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi detak jantung serta SpO2. Sepertinya dua fungsi ini sudah menjadi sebuah standar untuk jam tangan pintar yang dipasarkan. Saya mencoba membandingkan kedua fitur ini dengan jam tangan pintar lainnya, hasilnya sangat mirip. Tentu saja hal ini membuatnya menjadi bisa diandalkan.

Selanjutnya adalah fungsi pendeteksi temperatur serta tekanan darah. Sensor temperatur yang ada di bagian bawahnya dapat melakukan pendeteksian suhu dengan cukup akurat. Saat saya menggunakan thermometer anak, hasil dari suhunya hanya berbeda sekitar 0,2 derajat celcius saja. Tentunya rentang suhu seperti ini masih bisa ditolerir.

Sampai pada saat saya mencoba fungsi tekanan darahnya. Setiap kali melakukan pengujian, jam tangan ini sepertinya hanya mendeteksi tekanan sekitar 120/80 saja. Saya pun membandingkan tekanan darah saya dari perangkat yang satu ini beberapa kali dengan beberapa orang dan hasilnya memang cukup jauh. Jadi, satu-satunya hasil yang kurang bisa dijadikan ukuran pada jam tangan ini adalah pengukur tekanan darahnya.

Walaupun hasilnya ada yang akurat dan tidak, namun sudah umum bahwa alat pengukur yang ada tidak bisa dijadikan patokan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, sangat disarankan langsung mengunjungi fasilitas kesehatan. Apalagi, fitur tekanan darah yang ada pada jam tangan ini akan selalu menghasilkan nilai yang bagus, sekitar 120/80 sampai 127/84 pada setiap kali pengujian.

Jam tangan pintar ini juga sudah memiliki 24 mode olah raga. Jadi dengan menggunakan jam tangan pintar ini, banyak jenis olah raga yang sering dilakukan sudah bisa terdeteksi dengan baik. Semuanya bakal tersinkronisasi pada aplikasi Glory Fit. Jam tangan ini juga bakal menghitung langkah dengan animasi tersendiri.

OASE mengklaim bahwa perangkat ini bisa bertahan hingga 7 hari pemakaian dengan 15 hari standby. Akan tetapi, berbeda dengan yang saya alami karena memang tidak digunakan setiap harinya. Setelah hampir sebulan menggunakan jam tangan pintar ini, saya baru mengisi baterainya selama dua kali untuk pemakaian sekitar 10-11 hari.

Menggunakan chipset buatan RealTek dengan RTL8762CK mungkin membuat jam tangan ini menggunakan daya yang rendah. Namun dengan prosesor Cortex M4 yang memiliki clock 40 MHz ini membuat beberapa kali animasi terasa lag. Walaupun begitu, hal tersebut tidak lah terlalu mengganggu.

Verdict

Saat ini, sebuah jam tangan pintar harus memiliki sebuah fitur yang membedakannya dengan merek lain. Setidaknya, itulah yang ditawarkan oleh smartwatch OASE Horizon W1 yang memiliki fitur berbeda dengan kebanyakan jam tangan pintar di pasar Indonesia. Dengan fitur yang lebih lengkap, OASE ternyata tidak menjualnya dengan harga yang kelewat mahal.

Jam tangan pintar ini memiliki kinerja yang cukup baik selama saya gunakan. Walaupun sedikit menemukan lag pada animasi layarnya, namun semua fitur dapat dijalankan tanpa masalah sama sekali. Baterai yang digunakan juga membuatnya tidak harus diisi ulang setiap hari yang tentu saja membuat orang kesal saat lupa mengisinya.

Fitur yang ditawarkan juga membuat penggunanya bisa terbantu dengan data-data kesehatan. Di masa pandemi COVID seperti saat ini, pengukuran detak jantung dan SpO2 sudah pasti diperlukan. Apalagi ditambah dengan sensor temperatur yang bisa membuat penggunanya selalu terinformasikan apakah sedang demam atau tidak. Sayangnya, pengukur tekanan darah pada jam tangan pintar ini tidak akurat.

OASE Horizon W1 dijual dengan harga yang cukup murah, yaitu Rp. 699.000 saja. Dengan harga yang murah ini, konsumen tidak hanya mendapatkan alat penunjuk waktu saja tetapi juga mendapatkan alat-alat bantu kesehatan. Hal tersebut juga membuatnya cocok sebagai pengganti produk smartband yang saat ini dijual dengan harga yang kurang lebih sama.

Sparks

  • Cukup responsif
  • Fitur yang lengkap seperti temperatur suhu tubuh dan SpO2
  • Daya tahan baterai yang cukup baik, bisa semingguan
  • Strap bisa diganti dengan mudah
  • Harganya murah dengan fiturnya yang lengkap

Slacks

  • Masih terdapat lag animasi
  • Pengukur tekanan darah tidak akurat
  • Notifikasi terbatas pada aplikasi-aplikasi tertentu