14 June 2019

by Lukman Azis

[Review] Samsung Galaxy A70: Besar, Tetapi Nyaman Dioperasikan Satu Tangan

Samsung Galaxy A70 menawarkan layar Super AMOLED ekstra lebar 6,7 inci rasio 20:9 dengan antarmuka One UI

Mungkin sedikit telat, tapi akhirnya Samsung merombak seri Galaxy A agar lebih mampu bersaing secara head-to-head dengan para kompetitornya. Utamanya smartphone besutan pabrikan asal Tiongkok di segmen menengah ke bawah.

Samsung Galaxy A70 adalah model tertinggi dari jajaran 'New Galaxy A series' di Indonesia, setidaknya untuk saat ini sebelum Samsung merilis Galaxy A80. Smartphone dengan panel Super AMOLED ekstra lebar (6,7 inci) ini digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 675 yang cakap menangani berbagai kebutuhan.

Dibanderol dengan harga Rp5,8 juta, Galaxy A70 juga membawa fitur premium seperti under-display fingerprint dan konfigurasi triple camera dengan kamera utama beresolusi besar, lensa ultrawide, dan depth sensor. Berikut review Samsung Galaxy A70 selengkapnya.

Paket Penjualan

Isi dari paket penjualan Galaxy A70 standar saja. Unit yang saya review berwarna hitam dan kelengkapan aksesori seperti adaptor charger, port USB Type-C, dan earphone juga berwarna hitam.

Nah yang unik adalah adaptor charger bawaan yang sudah mendukung teknologi Super Fast Charging (25W) tersebut menggunakan port USB Type-C. Maka kabel data yang melengkapinya juga memiliki USB Type-C (male) di kedua ujungnya.

Type-C memang menawarkan kecepatan transfer data yang lebih cepat, tapi tidak semua laptop atau komputer memiliki port USB Type-C. Hal ini mungkin agak merepotkan bagi sebagian orang, karena Anda harus membeli kabel data USB Type C ke USB standar (USB Type A) secara terpisah.

Layar Ekstra Lebar dengan Rasio 20:9

Layar Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar Galaxy A70 membentang sampai 6,7 inci, bisa diketegorikan sebagai phablet meskipun tren sebutan tersebut sudah berlalu. Berkat bezel samping layar yang tipis dan penggunaan aspek rasio yang memanjang, dimensinya tetap ringkas 164.3x76.7x7.9 mm dengan bobot 183 gram.

Saya adalah pengguna smartphone berlayar 6 inci dengan aspek rasio 18:9 dan saat menggenggam Galaxy A70 saya tidak merasakan perubahan lebar yang berarti. Hal tersebut karena layar 6,7 inci miliknya menggunakan aspek rasio yang lebih panjang 20:9, artinya tingginya yang bertambah.

PUBG Mobile di Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Panel yang digunakan adalah Super AMOLED disokong resolusi 1080x2400 piksel dengan kerapatan 393 ppi. Layar yang ekstra lebar ini tentunya sangat memudahkan kegiatan multitasking, serta asyik untuk menonton video dan bermain game. Hanya menyisakan sedikit bar hitam di sisi atas bawah layar saat menonton film.

Di pucuk layar bersemayam notch berbentuk seperti huruf U, desain ini disebut Samsung Infinity-U dan menampung kamera depan 32 MP. Permukaan layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass 3, meski begitu Anda sebaiknya menggunakan case dan anti gores yang harus dibeli secara terpisah.

Notch Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Namun berbeda dengan Galaxy A series dulu yang tampil mewah dan memiliki body tahan air, body Galaxy A70 tidak dilengkapi sertifikasi IP68 dan desainnya juga tidak neko-neko.

Bagian belakang Galaxy A70 terbuat dari material polikarbonat dengan finishing glossy, desain ini disebut 3D Glasstic. Uniknya punggungnya mampu memberikan efek kilauan warna seperti pelangi ketika terpapar cahaya dan dilihat pada sudut-sudut tertentu.

Bagian sisi dan tepi yang agak melengkung juga memberikan kesan tipis dan tampak cantik. Tapi terus terang bila dibandingkan dengan smartphone di rentang harga sekelasnya seperti OPPO F11 series dan Vivo V15 series, menurut saya mereka tampil lebih menarik.

Bagian belakang Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Setup triple camera-nya sedikit menonjol, tapi tidak begitu mengganggu saat diletakkan di atas meja. Kamera paling atas 5 MP sebagai depht sensor, kamera utama 32 MP berada di tengah, dan paling bawah 8 MP datang dengan lensa ultra wide angle.

Untuk kelengkapan atributnya, di sisi kanan terdapat sepang tombol yaitu power dan tombol volume. SIM tray yang berada di sisi kiri berisi tiga slot. Sisi atas hanya di huni satu mikrofon sekunder untuk noise canceling. Sementara, di bawah terdapat jack audio 3.5mm, port USB type-C, mikrofon utama, dan speaker.

Antarmuka Satu Tangan One UI

Ukuran layar smartphone cenderung semakin besar dan memanjang. Saat saya mengoperasikan Galaxy A70 dengan satu tangan, jempol saya hanya menjangkau sampai setengah layar saja.

Samsung berusaha mengatasinya dengan One UI yang berbasis Android 9 Pie. Antarmuka terbaru yang menggantikan Samsung Experience UX ini tampil lebih simpel dan memberikan user experience yang memudahkan pengguna menavigasi smartphone.

Secara default di layar seluas 6,7 inci, tata letak aplikasi pada homescreen dan menu utamanya berukuran 4x5, sehingga ikon tiap-tiap aplikasi berukuran cukup besar. Desain ikon aplikasinya tampil lebih warna-warni.

Selain itu, One UI cenderung menempatkan opsi menu terutama pada aplikasi bawaan di sisi bawah sehingga lebih mudah diakses, mengelompokkan aplikasi yang sering digunakan, hingga munculnya navigasi saat membuka fitur tertentu.

One UI Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dengan ukuran ikon aplikasi yang besar, awalnya memang tampak aneh. Tapi harus diakui hal tersebut justru memudahkan saya mengoperasikan smartphone dengan layar super besar seperti A70, lebih efektif dan mudah dijangkau ibu jari.

Navigasi full screen gestures juga tersedia, usap dari bawah ke atas di sebelah kanan untuk fungsi back, usap di tengah untuk kembali ke homescreen, usap dan tahan di tengah untuk menampilkan Google Assistant, serta usap sebelah kiri untuk menampilkan recent app.

Under-display Fingerprint Scanner

Sensor fingerprint Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Salah satu fitur premium dan kekinian yang ditawarkan oleh Galaxy A70 adalah sensor fingerprint yang terletak di bagian bawah layar. Pengaman biometrik tersebut juga dimiliki oleh saudaranya yaitu Galaxy A50 dan A80.

Terdapat satu area khusus di sisi layar bagian bawah, posisinya cukup mudah dijangkau oleh ibu jari. Sayangnya, tidak ada opsi efek animasi yang bisa dipilih.

Saat saya menempelkan ibu jari, ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga smartphone terbuka. Kecepatannya mungkin sedikit lebih lambat beberapa detik dibanding pemindai sidik jari konvensional, tapi tidak bisa dibilang pelan juga dan akurasinya dapat diandalkan.

Metode face unlock pada Galaxy A70 juga terandalkan. Saat mendaftarkan wajah, Anda harus memilih apakah memakai kaca mata atau tidak. Proses mengenali wajah pemiliknya bisa dibilang cepat, terutama bila opsi faster recognition diaktifkan.

Triple Camera dengan Lensa Ultra Wide

Kamera Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada sektor fotografi, Galaxy A70 mengandalkan tiga buah kamera belakang. Proses pengambilan fotonya didukung oleh scene optimizer yang berbasis kecerdasan buatan.

Bila scene optimizer diaktifkan, sistem akan berusaha mengenali subjek atau scene - misalnya food, portrait, landscape, flower, sunrise/sunset, backlit, dan lainnya. Selanjutnya sistem akan menyesuaikan otomatis pengaturan kamera, seperti exposure, contrast, white balance, dan banyak lagi untuk improve kualitas foto.

Kamera utama Galaxy A70 punya resolusi cukup tinggi; 32 MP dengan aperture f/1.7. Namun secara default, hasil fotonya beresolusi 12 MP pada aspek rasio 3:4.

Untuk mendapatkan foto dengan resolusi 32 MP, caranya dengan mengubah aspek rasio menjadi 3:4H. Fitur scene optimizer tetap dapat bekerja, tapi fitur auto HDR tidak berjalan.

Kamera Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera kedua Galaxy A70 beresolusi 8 MP dengan aperture f/2.2 dan dilengkapi lensa ultra wide 12mm yang menyuguhkan sudut pandang 120 derajat. Untuk berpindah dari lensa standar ke ultra wide, cukup pindah dari ikon dua pohon ke ikon tiga pohon.

Satu kamera lagi 5 MP dengan aperture f/2.2 sebagai depth sensor untuk menyokong mode live focus. Di mana level blur dapat diatur sebelum atau sesudah foto diambil, bisa atur sendiri bokehnya.

Ada juga mode Pro, di mana kita dapat mengatur ISO, white balance, dan exposure compensation secara manual. Satu yang kurang, tidak ada opsi untuk mengatur shutter speed.

Kamera depan 32 MP dengan aperture f/2.0 juga menganut sistem yang sama dengan kamera utama. Kita harus mengubah aspek rasio ke 3:4H untuk mengaktifkan resolusi 32 MP, tapi kehilangan fitur auto HDR.

Salah satu fitur kamera yang cukup menyenangkan ialah AR Emoji. Kita dapat membuat foto atau video seru-seruan dengan emoji berdasarkan diri sendiri. Tampilan emoji dapat dipersonalisasi lebih jauh dan emoji akan mengikuti gerakan kita.

Kemampuan merekam video Galaxy A70 sudah sangat mumpuni, sampai 4K UHD pada 30 fps dan 1080p pada 60 fps atau 30 fps. Menariknya mode wide angle juga bisa digunakan, meskipun sebatas pada resolusi 1080p 30 fps. Sementara, kamera depannya mampu merekam video 1080p pada 30 fps.

Berikut hasil jepretan kamera Samsung Galaxy A70:

Hardware dan Performa

Aplikasi Quik di Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bergerak dengan chipset Qualcomm Snapdragon 675, dibantu oleh besaran RAM 6 GB, dan memori internal 128 GB - Galaxy A7 mampu berlari kencang untuk memenuhi berbagai tugas harian hingga kegiatan gaming.

SoC Snapdragon 675 sendiri dibangun berdasarkan proses fabrikasi 11nm dengan CPU octa-core. Terdiri dari CPU dual core Kryo 460 Gold 2.0 GHz high-performance dan CPU hexa-core Kryo 460 Silver 1.7 GHz, lengkap dengan GPU Adreno 612. Berikut hasil benchmark-nya:

  • AnTuTu - 168.240
  • PCMark - 7.375
  • 3D Mark Sling Shot 1.673
  • 3D Mark Sling Shot Extreme OpenGL ES 3.1 - 975
  • 3D Mark Sling Shot Extreme Vulkan - 1.062
  • Geekbench 4 single core - 2.378
  • Geekbench 4 multi core - 6.507

Saat libur lebaran, saya menggunakan Galaxy A70 sebagai 'pocket camera', mengedit video dengan aplikasi Quik dan Adobe Clip - render videonya dapat diolah dengan cepat. Sejauh penggunaan saat review hampir semua kegiatan berjalan cukup lancar, walaupun saya juga sempat menemui beberapa kali lag dan menunggu loading.

Layar besar dan performa gahar juga harus didukung sumber daya energi yang mencukupi, Galaxy A70 memiliki baterai 4.500 mAh dan sudah mendukung fast battery charging 25W lewat USB Type-C. Serta, dilengkapi tiga mode hemat daya yaitu optimized, medium-power saving, dan maximum power saving.

Verdict

Samsung Galaxy A70 - Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar Super AMOLED yang ekstra lebar dalam balutan desain dan antarmuka One UI yang simpel, membuat Galaxy A7 tetap nyaman dikontrol satu tangan. Tentunya dengan kemampuan kamera dan performa yang mumpuni.

Dibanderol Rp5,8 juta, rival terdekatnya adalah Vivo V15 yang juga mengusung layar Super AMOLED dan fitur under-display fingerprint. Kedua smartphone ini juga memiliki konfigurasi dapur pacu Snapdragon 675 (6GB/128GB) dan kamera yang mirip-mirip. Mungkin aspek desain dan 'kekuatan brand' bisa menjadi penentu akhir.

Sparks

  • Layar Super AMOLED ekstra lebar 6,7 inci rasio 20:9
  • Under-display fingerprint scanner
  • Kamera utama beresolusi 32 MP dan dilengkapi lensa ultra wide
  • Konfigurasi dapur pacu mumpuni

Slacks

  • Adaptor charger agak merepotkan dengan port USB Type-C
  • Overall desain kurang premium, terlalu simple di rentang harganya