9 October 2019

by Lukman Azis

[Review] Samsung Galaxy A80, Suguhkan Rotating Camera dan Layar Tanpa Gangguan

Samsung Galaxy A80 menjadi salah satu smartphone paling unik sejauh ini, sayang harganya relatif kemahalan

Belakangan ini Samsung sangat gencar menghujani pasar smartphone Indonesia dengan seri Galaxy A barunya. Dari sederet Galaxy A series yang sudah dirilis pada tahun 2019 ini, ada satu yang berbeda.

Ya, itu adalah Samsung Galaxy A80 yang punya mekanisme rotating camera inovatif. Artinya, seharusnya kemampuan kamera depan dan belakangnya sama. Bisa mendapatkan foto selfie ataupun video vlog dengan kualitas kamera utama yang lebih menjanjikan.

Sebenarnya, fitur rotating camera bukan satu-satunya suguhan utama yang Samsung sajikan. Layarnya sangat lapang dan dapur pacunya juga cukup mumpuni. Dibanderol Rp9,5 juta, apakah smartphone ini layak dimiliki? Simak review Samsung Galaxy A80 berikut ini:

Layar 6,7 Inci Dalam Rasio 20:9

Penampang layarnya lebih besar 0,3 inci dari Galaxy S10+ dan hanya lebih kecil 0,1 inci dari Galaxy Note 10+. Bagian terbaiknya ialah tanpa gangguan punch hole camera maupun notch, benar-benar suguhan Infinity Display. Namun masih menggunakan panel Super AMOLED, belum Dynamic AMOLED dan disokong resolusi 1080x2400 piksel.

Tentu saja, pengalaman menonton film bioskop seperti di Netflix pada layar berukuran 6,7 inci dalam aspek rasio memanjang 20:9 pada Galaxy A80 ini sangat mengesankan. Dalam posisi landscape, konten memenuhi dari ujung ke ujung, hanya sedikit menyisakan frame hitam di sisi atas dan bawah.

Lain cerita kalau nonton video di YouTube, di mana standar aspek rasio videonya 16:9 - maka menyisakan frame hitam cukup tebal di samping kanan dan kiri. Kita mungkin saja memperbesar agar tampilan videonya memenuhi layar, masalahnya ialah masih banyak konten yang belum dioptimalkan sehingga mungkin ada yang terpotong.

Layar Galaxy A80 sudah dilengkapi fitur blue light filter, night mode, dan screen mode vivid atau natural. Bila memilih mode vivid, maka konten yang ditambilkan warnanya akan lebih memanjakan mata. Untuk aktivitas seperti editi foto di Lightroom, sebaiknya pilih mode natural agar warna yang ditampilkan lebih akurat sesuai aslinya.

Pengoperasian dan navigasi antarmukanya juga sudah dioptimalkan dengan One UI berbasis Android 9 Pie yang memang dirancang untuk smartphone layar besar. Anda akan menemukan fitur always on display, full screen gestures, dan under-display fingerprint reader tanpa face unlock.

Dimensi Bongsor

Lebar body-nya 76,5 mm, masih cukup nyaman digenggam satu tangan. Namun, tingginya yang mencapai 165,2 membuat smartphone ini panjang - ditambah lagi saat kameranya menghadap ke depan. Dengan ketebalan 9,3 mm dan bobot 220 gram, dimensi Galaxy A80 memang termasuk bongsor.

Untuk kontruksinya, bagian depannya sudah dilapisi Gorilla Glass 3. Bezel samping layar dan sisi atasnya sangat tipis, sisi bawah hanya sedikit saja lebih tebal. Sensor ambient light ditempatkan di balik kaca dan earpiece dihilangkan, sebagai gantinya suara akan dihantarkan ke telinga lewat mekanisme getaran langsung dari layar.

Kerangkanya terbuat dari material aluminium dan bagian belakangnya diproteksi Gorilla Glass 6 yang terbaru. Unit Galaxy A80 yang saya review berwarna ghost white, sayangnya kerangka smartphone ini dicat silver sehingga terlihat kurang premium.

Mengenai kelengkapan atributnya, tombol power ditempatkan di sisi kanan dan tombol volume di sisi kiri. Sisi atas ada mikrofon sekunder dan sisi bawahnya ada SIM tray yang berisi dua slot nano SIM tanpa dukungan slot microSD, port USB Type-C, mikofon, dan speaker.

Dalam paket penjualannya, kita mendapatkan case yang cukup keren, adaptor fast charging 25W, kabel data USB Type-C ke Type C, earphone ke Type C, dan kelengkapan standar lainnya. Sayangnya, Samsung tidak menyertakan adaptor USB type-C ke jack audio 3.5mm.

Rotating Camera

Satu paket kamera memiliki tugas ganda, untuk keperluan foto belakang dan depan. Karena menggunakan kamera yang sama, secara teori harusnya kualitasnya juga bakal identik. Namun tidak semua fitur yang ada pada mode kamera belakang juga tersedia pada mode kamera depan dan pada kondisi sunyi, motor kamera saat berputar terdengar agak keras.

Mode kamera belakangnya dilengkapi dengan fitur pengambilan gambar seperti night, panorama, pro, live focus, photo, video, live focus video, super slow-mo, slow motion, dan hyperlapse. Sementara, pada mode kamera depan yang bisa digunakan hanya live focus, photo, video, live focus video, dan hyperlapse.

Adapun konfigurasi triple camera yang digunakan ialah sensor Sony IMX586 beresolusi 48MP sebagai kamera utama, kamera kedua 8MP dengan lensa ultra wide 123 derajat, dan satu lagi merupakan time-of-flight 3D depth camera. Fungsinya untuk pemetaan kedalaman dan memisahkan subjek dari latar belakang, manfaatnya bisa dirasakan pada fitur live focus foto dan video.

Seperti biasanya, secara default foto yang diambil menggunakan resolusi 12MP. Namun kita bisa beralih ke mode 48MP dengan mengubah aspek rasio ke 4:3 High 48MP dan mode ini masih tetap didukung fitur scene optimizer.

Pada mode pro, hanya disediakan sedikit opsi yang bisa diotak-atik seperti ISO (100-800), exposure compensation, white balance, dan metering mode. Tidak ada opsi untuk menyesuaikan shutter speed atau manual focus.

Untuk perekam videonya, Galaxy A80 mampu merekam video hingga 4K 30 fps dengan kamera utama dan hingga 1080p pada 30fps dengan mode ultra-wide dengan dukungan codec H.265 dan H.264. Perlu dicatat, fitur EIS hanya aktif pada resolusi 1080p 30/60fps.

Berikut hasil foto dari kamera belakang Samsung Galaxy A80:

Hardware & Performa

Buat yang mementingkan performa di atas aspek lain, Galaxy A80 mungkin bukan pilihan utamanya. Smartphone ini hanya mengandalkan chipset Snapdragon 730, sebenarnya sudah cukup powerful tapi perlu diingat harga Galaxy A80 mencapai Rp9,5 juta dan direntang harga ini kita sudah bisa mendapatkan smartphone dengan Snapdragon 845 atau Kirin 980.

SoC Snapdragon 730 sendiri punya CPU octa-core, yang terdiri dual-core 2.2 GHz Kryo 470 Gold, hexa-core 1.8 GHz Kryo 470 Silver, dan berpasangan dengan GPU Adreno 618. Kinerjanya disokong RAM 8GB dan memori internal 128GB tanpa dukungan slot microSD.

Sayangnya, untuk smartphone dengan layar besar tidak diimbangi kapasitas baterai yang besar juga. Hanya 3.700 mAh yang tergolong standar, untungnya didukung fast charging 25W. Untuk memperpanjang daya tahan baterai, ada tiga opsi mode daya yang bisa dipilih yaitu optimized, medium-power saving, dan maximum power saving.

Verdict

Galaxy A80 menjadi salah satu smartphone paling unik dari Samsung yang sudah dirilis sejauh ini, mekanisme rotating camera-nya belum pernah ada sebelumnya. Layar Super AMOLED 6,7 inci tanpa gangguan punch hole camera ataupun notch juga menjadi suguhan utama, aktivitas membuka dua aplikasi secara bersamaan terasa lebih nyaman.

Konsep kamera berputar juga ada pada ASUS Zenfone 6, tapi sampai saat ini belum kunjung tiba di Indonesia sehingga Galaxy A80 masih menjadi satu-satunya smartphone dengan kamera berputar. Yang pasti kalau Anda seorang content creator di Instagram atau YouTube, rotating camera tentunya membuka kemungkinan-kemungkian baru. Tinggal cocok-cocokan sama harganya yang relatif agak mahal.

Sparks

  • Mekanisme rotating camera yang inovatif
  • Suguhan layar ekstra lapang tanpa gangguan

Slacks

  • Tidak punya slot microSD
  • Jack audio 3,5,
  • Harga relatif mahal