22 March 2018

by Lukman Azis

[Review] SPC Mobile L53 Selfie, Smartphone-nya Anak Daerah

Menyasar kalangan milenial dan pengguna feature phone di daerah tingkat kecamatan dan kabupaten

Industri smartphone di Indonesia dikuasai merek global dari Korea Selatan dan Tiongkok. Persaingannya berjalan sangat ketat, terutama di segmen middle range dan high end.

Sementara, vendor lokal mencoba tetap bertahan pada segmen low end. SPC Mobile salah satunya, mereka fokus menggarap smartphone terjangkau pada kisaran harga di bawah Rp1,5 juta.

Produk terbaru dari SPC Mobile ialah L53 Selfie yang dibanderol dengan harga spesial Rp899.000 di e-commerce Shopee, dengan stok terbatas dan hanya bisa didapatkan melalui flash sale. Sementara di toko offline dibanderol Rp1.199.000.

Target pasar yang ingin disasar oleh SPC L53 Selfie adalah konsumen di ‘kota kedua’, terutama kalangan milenial dan pengguna feature phone alias ponsel jadul yang tinggal di daerah tingkat kecamatan dan kabupaten.

Kemampuan selfie mumpuni, konektivitas 4G LTE, dan fingerprint sensor merupakan beberapa keunggulannya. Lalu, apalagi yang ditawarkan? Selengkapnya berikut review SPC Mobile L53 Selfie.

Paket Penjualan

Paket penjualannya sangat lengkap, SPC L53 Selfie benar-benar siap pakai. Anda tak harus membeli anti gores ataupun case terpisah, karena sudah ada dalam kotak. Selengkapnya, berikut paket penjualan SPC L53 Selfie.

  • Unit SPC L53 Selfie
  • Earphone
  • Silicon case
  • Screen protector
  • SIM Ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain

Walaupun berharga 'ringan', tampilan SPC L53 Selfie sama sekali tidak terlihat 'murahan'. Device ini sudah punya desain unibody atau baterai yang tak bisa dilepas.

Bagian punggungnya memang masih terbuat dari material plastik, dengan sentuhan akhir seperti logam. Lalu, bagian muka telah berlapis kaca 2.5D Gorilla Glass. Kombinasi tersebut membuat tampilan SPC L53 Selfie cukup elegan, terutama unit warna hitam yang saya pegang.

Tepat di bawah layar, terdapat tiga tombol navigasi kapasitif yakni back, home, dan recent app. Kemudian bagian atas layar tersemat dua kamera depan, lengkap dengan satu buah LED flash, dan sejumlah sensor penting.

Slot hybrid SIM bisa Anda jumpai di sisi kanan, sementara tombol power dan volume ada di sisi kiri. Kemudian jack audio 3.5mm hinggap di bagian atas dan port microUSB terbenam pada bagian bawah.

Dengan layar seluas 5 inci, ukuran SPC L53 Selfie memang tak sebesar kebanyakan smartphone kelas menengah ke atas yang cenderung punya layar 5,5 inci atau lebih.

Soal build quality, menurut saya sudah bagus. SPC L53 Selfie terasa solid dalam genggaman tangan, meskipun efek material plastik yang digunakan juga tidak berbohong - masih terasa kurang premium.

Layar

SPC L53 Selfie mengusung layar 5 inci yang sudah ditopang resolusi HD 720x1280 piksel, tampilan layarnya sudah cukup baik dan lumayan tajam.

Bagi saya kombinasi tersebut adalah spesifikasi minimum agar bisa digunakan dengan nyaman dan memberi pengalaman yang baik dalam hal bermain game ataupun menonton konten video.

Level brightness, ukuran font, ukuran tampilan, wallpaper, screen saver, dan screen time bisa disesuaikan lebih lanjut di pengaturan. Ada mode auto brightness, sehingga Anda tidak harus mengatur tingkat kecerahan secara manual bila berada dalam kondisi pencahayaan yang berbeda.

Terdapat juga fitur 'smart wake', di mana Anda bisa membangunkan smartphone dengan melakukan double tap atau membuka aplikasi tertentu dengan gesture.

User Interface

SPC L53 Selfie sudah menjalankan sistem operasi Android 7.0 Nougat, sayangnya user interface (UI) yang disuguhkan terlihat lawas dan fiturnya juga standar. Secara default, menu pada smartphone menampilkan dua lapis, tapi Anda bisa mengubahnya menjadi satu lapis di pengaturan launcher.

SPC Mobile telah menyediakan fitur keamanan tambahan berupa pemindai sidik jari. Lingkaran sensor sidik jari tersebut terletak di bagian punggung smartphone.

Dengan fitur ini, memudahkan kita mengakses smartphone, cukup tempelkan jari telunjuk dan kunci smartphone akan terbuka. Sayangnya kinerja fingerprint sensor tersebut cenderung kurang responsif, terkadang saya harus memperbaiki posisi jari.

Kamera

Era selfie masih belum berakhir, demi menjawab kebutuhan tren tersebut - SPC Mobile membenamkan dua kamera depan, masing-masing 8-megapixel dan 2-megapixel. Guna memikat kalangan milenial yang tinggal di 'kota kedua' atau daerah-daerah.

Dilengkapi pula sebuah LED flash untuk membantu pengambilan gambar dalam kondisi low light. Ada juga mode beauty dan lensa blur untuk hasil selfie kekinian dengan efek bokeh.

Berbalik ke belakang, Anda akan menemukan kamera utama 13-megapixel dan LED flash yang tertata dalam format horisontal pada sudut kiri atas. Pertama kali melihatnya, saya sempat terkecoh dan menyangka SPC L53 Selfie memiliki kamera ganda belakang, padahal cuma satu kamera saja dan satunya lagi LED flash.

Sejumlah fitur telah disuntik, dari mode auto, effect, night shot hingga manual. Mode manual membebaskan kita mengatur exposure, ISO, white balance, contrast, saturation, dan brightness.

Sedangkan untuk video, fitur yang ditawarkan meliputi time lapse, slow motion, dan night shot. Video bisa direkam pada resolusi 720p atau 1080p di 30fps.

Hasil bidikan kamera utama SPC L53 Selfie di kondisi ideal sebenarnya lumayan bagus tapi cenderung kurang tajam. Sementara bila di dalam ruangan, foto kerap dijumpai noise. Berikut hasil kamera depan dan belakang:

Hardware dan Performa

Jeroan SPC L53 Selfie mengandalkan chipset Spreadtrum 9850, quad-core Cortex-A7 dengan kecepatan 1.3 GHz, dan GPU Mali-T820. Kinerjanya didorong RAM sebesar 2GB, ruang simpan 16GB, dan disuplai daya berkekuatan 2.500 mAh.

Spesifikasi hardware yang dibawanya memang tak istimewa, jadi jangan mengharapkan smartphone ini punya kinerja mumpuni. Meski begitu, aktivitas ber-smartphone seperti kebutuhan browsing, chatting, akses media sosial, dan lainnya - sudah berjalan cukup lancar.

Sayangnya, tes benchmark di Antutu tak mampu diselesaikannya, prosesnya berhenti di tengah jalan. Jadi, tidak diketahui berapa skor Antutu-nya.

Sebagai gambaran performanya saya memainkan game MOBA Mobile Legends di jaringan 4G LTE dengan ping 100 - 200 pada kualitas grafis rendah, game mampu dijalankan dengan lancar. Namun ketika diatur ke grafis menengah atau ke atas, efek-efek animasi cenderung patah-patah.

Verdict

SPC L53 Selfie membawa misi menggaet para pengguna feature phone alias ponsel jadul agar beralih menggunakan smartphone yang punya fungsi lebih banyak dan juga kalangan milenial yang tinggal di daerah tingkat kecamatan ataupun kabupaten. Jika bisa mendapatkannya dengan harga Rp899.000, SPC L53 Selfie adalah smartphone yang 'menarik'.

Namun bila harus didapat dengan harga normal Rp1.199.000, sebenarnya banyak alternatif yang bisa menjadi pilihan. Paling dekat Xiaomi Redmi 5A misalnya yang dibanderol Rp1.299.000.

Ya, smartphone low end ini mengunggulkan dual front camera, fingerprint sensor, konektifitas 4G LTE, dan harga yang relatif terjangkau sebagai daya tarik utama. Namun, justru karena harga yang terjangkau itu juga membuat SPC L53 Selfie tak luput dari kekurangan, jadi harap dimaklumi.

Sparks

  • Dual front camera
  • Konektivitas 4G LTE
  • Pemindai sidik jari
  • Harga relatif terjangkau

Slacks

  • Bodi plastik
  • Performa standar
  • Sensor fingerprint kurang responsif