28 April 2015

by Yoga Wisesa

[Review] Xiaomi Redmi 2

Vice President Hugo Barra menuturkan bahwa Xiaomi Redmi 2 diracik sebagai varian penerus Redmi 1S. Menurut Barra, kehadirannya di Indonesia merupakan sebuah bentuk rasa terima kasih atas kesuksesan sang pendahulu. Di atas kertas, 1S dijanjikan mampu menyingkirkan rival di level yang sama - bahkan beberapa tipe lebih mahal. Begitu pula Redmi 2.

Kita semua tahu, kelas smartphone budget hingga menengah ialah ranah paling 'brutal' bagi model-model berkemampuan tanggung. Dan Xiaomi adalah brand yang sudah menggenggam erat lini tersebut, membuktikan bahwa kinerja hebat tak harus dibayar mahal. Dan selama kurang lebih seminggu, saya berkesempatan menjajal Redmi 2 secara intensif.

Xiaomi Redmi 2 membuka jalan bagi sang produsen di era 64-bit, memberikan upgrade signifikan, koneksi 4G LTE di slot dual SIM, serta system-on-chip generasi baru. Buat saya, satu nilai plus ialah smartphone dijajakan di harga terjangkau. Tapi pertanyaannya kini tinggal, patutkah ia dibeli jika Anda sudah menggunakan 1S atau Redmi Note? Mari simak review Xiaomi Redmi 2 berikut ini.

Packaging

Smartphone dibungkus dalam packaging coklat ramah lingkungan. Tidak ada earphone, hanya charger, kabel USB ke MicroUSB, baterai terpisah, dan tentu saja unit Redmi 2. Penyajian ini tampaknya diambil supaya mendorong kita melengkapi handset dengan aksesori tambahan lain dari Xiaomi.

Info menarik: 7 Aplikasi Resep Masak Android untuk Ibu Muda

Design

Anda ingat cover plastik kelabu di belakang Redmi 1S yang memberikan kesan metalik pada handset? Bagian ini digantikan oleh material matte berwarna putih. Rancangannya minim sudut dan simpel, tidak bertele-tele. Seperti penuturan Barra, di Indonesia Redmi 2 cuma hadir dalam warna putih. Tapi Xiaomi juga menjual terpisah opsi cover baterai dengan pilihan warna lain.

Andai ditempatkan berdampingan, handset tersebut tampak seperti adik dari Redmi Note. Dimensinya lebih kecil dibanding 1S, yaitu 134x67,2x9,4 milimeter (lebih ramping 0,5mm dari pendahulunya), berbobot 133 gram. Kamera video chat ada di kiri atas, port micro USB di pojok kanan bawah, tombol fisik di sisi kanan, port jack audio 3,5 milimeter di atas kanan, dan speaker sejajar dengan kamera utama.

 

Buat saya, ukuran Redmi 2 sangat ideal dalam penggunaan sehari-hari. Ia cukup kecil untuk diselipkan dalam kantong, dan sangat mudah dioperasikan satu tangan karena UI-nya - akan dibahas lebih lanjut nanti. Biarpun diciptakan dari plastik, penampilannya sangat presisi. Di genggaman, smartphone terasa sungguh kokoh.

Display

Redmi 2 sebenarnya mempunyai luas layar serupa seperti Redmi 1S, bahkan spesifikasi keseluruhannya-pun hampir sama: LCD IPS 4,7-inci dengan kepadatan 312ppi dan standard colot-gamut 70% di resolusi 720x1280. Bedanya, touchscreen mengusung fully laminated display - di mana komponen LCD, sensor, dan pelapis berjenis AGC Dragontrail Glass digabung menjadi satu. Teknik tersebut memastikan respon input lebih cepat.

Dan berkat ukuran yang lebih kecil, rasio screen-to-body meningkat ke 67,6 persen. Di level brightness maksimal, output gambar cerah dan tajam. Kontras warna cukup memuaskan, cemerlang ketika dipakai bermain game. Ia juga sanggup 'melawan' teriknya sinar matahari, meski Anda perlu menyesuaikan sudut supaya konten tetap terlihat jelas.

Xiaomi kini memberikan keleluasaan bagi Anda untuk mengatur temperatur dan saturasi warna, sayangnya tidak ada glove mode. Kemudian terdapat fitur unik, jika diaktifkan, Anda tidak bisa membuka layar sewaktu proximity sensor tertutup - mencegah layar terbuka secara tidak sengaja.

Loud speaker

Bagaimanapun juga, Anda akan mendapatkan performa suara setara smartphone kelas menengah, dan saya akan memilih iPod Nano 3rd generation tua buat menikmati musik. Menariknya sewaktu dikomparasi dengan Redmi Note, output suara Redmi 2 terdengar lebih kaya, terutama di mid-range. Audio dilengkapi music player custom apik mirip layanan Google Music ditambah equalizer dan enhancer MiSound khusus headphone.

 

User interface

Apresiasi pribadi saya berikan khusus pada interface MIUI 6. Bersama Redmi 2, ROM populer tersebut datang resmi ke Indonesia. Saya menerapkan sebuah eksperimen: Ketika Redmi 2 tiba di rumah, handset langsung saya berikan ke istri (seorang pengguna iPhone sejati sejak 2011, sangat jarang memakai device Android) buat melihat sejauh mana ia mampu mengutak-atiknya.

Kurang dari satu jam, hampir semua konten berhasil dikustomisasi. Theme berubah super-feminin, font dan suara notifikasi turut diganti. Ia menemukan bahwa memindahkan icon app sangat mudah berkat dukungan pengoperasian dua jari. Lalu saat aplikasi dihapus, icon akan meledak jadi butiran-butiran berdasarkan warnanya. Dari perspektif saya sendiri, MIUI membuat susunan app lebih rapi.

Xiaomi MIUI 6 mengganti seluruhnya penampilan Android 4.4.4 KitKat, walaupun pada dasarnya menggunakan layout dan logika sama. UI tersebut digarap sesimpel mungkin namun tidak mengorbankan akses dan fungsionalitas. Seandainya bosan, konsumen dapat mengubah temanya kapanpun mereka mau, tinggal buka app Theme.

Camera

Kapabilitas fotografi Redmi 2 tidak mengecewakan. Kamera utama dibekali sensor 8-megapixel, hasilnya lumayan namun belum bisa dianggap istimewa. Tingkat noise cukup rendah, respon shutter bahkan lebih cepat dari Redmi Note. Saturasi warna sedikit berlebihan, tapi hampir mendekati aslinya. Di mode panorama, Anda memperoleh resolusi 2300x400 untuk portrait dan landscape 2000x800.

Kamera tersebut didukung mode HDR, autofocus, flash LED, deteksi wajah/senyuman, serta fitur video 1080p di 30 frame rate. Selain itu ada kamera video chat sekunder bersensor 2-Mp di depan.

Specification & performance

Device memang tersaji dalam beberapa varian hardware, dan unit review ini ditenagai chip Qualcomm Snapdragon 410 MSM8916 64-bit, dengan CPU Cortex-A53 quad-core 1,2GHz dan GPU Adreno 306. Komponen-komponen itu dipadu RAM 1GB, flash memory 8GB, baterai fast-charging 2.200mAh yang bisa diisi dari nol sampai 30 persen dalam setengah jam.

Ada masalah sebelum update software, namun kini ia berjalan mulus. Tiga buah aplikasi saya jadikan patokan: AnTuTu 5, game Asphalt 8: Airborne dan Asphalt OverDrive. Snapdragon 410 memang adalah chip pendukung arsitektur 64-bit paling terjangkau, menyebabkan Redmi 2 bersaing ketat dengan device Snapdragon 410 lain. Sayang ia masih belum mampu menyusul Redmi Note.

Info menarik: Xiaomi Perkenalkan Mi 4i, Smartphone 5 Inci dengan Prosesor Octa Core dan Baterai Bongsor

Berdasarkan AnTuTu, Redmi 2 mendapatkan skor 20201. Performa secara umum mengalahkan 60 persen perangkat lain, meski nilai gaming-nya 'poor', dan performa baterai berada di tingkat rata-rata. Baterai menyuguhkan talktime 12 setengah jam, browsing web lima jam 41 menit, dan video delapan jam.

Di uji coba Asphalt OverDrive, game berjalan cukup lancar tanpa penurunan frame rate drastis. Pantulan dan cahaya di mobil serta di objek lain terlihat meyakinkan. Ada problem dalam Asphalt 8: Airborne: Sesaat permainan berjalan mulus, namun tiba-tiba freezing bertubi-tubi tanpa alasan jelas. Padahal tidak ada app lain berjalan di background. Setelah system update ke MIUI 6.4.4.0 (dan perbaruan versi game), semuanya lebih baik.

Selain hardware di atas, terdapat konektivitas Wi-Fi, Bluetooth LE 4.0, GPS, kompas, serta sensor accelerometer, gyro dan proximity.

TRL's verdict

Cuma dengan membayarkan Rp 1,6 juta, Anda bisa memiliki smartphone yang bersahabat bagi 'pemula'. Xiaomi sudah menyiapkan beragam dongkrakan dari sang pendahulu, termasuk sambungan 4G. Tapi jujur saja, tidak ada alasan spesial bagi pengguna 1S atau Note untuk beralih, apalagi akses 4G masih terbatas di Indonesia. Kecuali Anda baru ingin mencoba seperti apa rasanya ber-Android.

Keunggulan Xiaomi Redmi 2 meliputi harga ekonomis, build-quality mengesankan, baterai dan kamera mumpuni di levelnya, serta sokongan MIUI 6. Saya mengeluhkan metode penjualan flash sale di Lazada, banyak orang akan kehilangan minat sesudah mendengar istilah ini.