1. Startup

Aplikasi Rumah Diaspora Bantu Permudah Orang Indonesia Mencari Tempat Tinggal di Luar Negeri

Saat ini tersedia di Jerman, dan bersiap memasuki kota-kota di Eropa yang banyak memiliki pelajar Indonesia

Ketimbang orang India dan Tiongkok, orang Indonesia bukanlah bangsa perantau. Ketika tinggal di negeri orang, ada berbagai tantangan bagi kaum diaspora untuk beradaptasi, dari masalah budaya hingga biaya hidup. Aplikasi mobile Rumah Diaspora mencoba membantu orang Indonesia mencari tempat tinggal dengan konsep serupa Airbnb. Baru tersedia untuk kota-kota di Jerman, saat ini Rumah Diaspora tersedia untuk platform Android.

Rumah Diaspora telah divalidasi sebelumnya oleh sekitar 400 responden yang tersebar di negara Jerman. CEO Rumah Diaspora Irzan Raditya berujar bahwa penyewa apartemen cenderung memilih untuk menyewa bersama dengan rekan sebangsa dan sebahasa. Selain bisa menjadi lebih murah, lingkungan yang tercipta juga tentunya menjadi lebih akrab. Itu sebabnya Rumah Diaspora dirancang untuk mempertemukan para penggunanya yang ingin menyewakan apartemennya di luar negeri.

Irzan mengatakan, “Yang kami berikan di sini adalah 'trust', kepercayaan sesama orang Indonesia yg sedang ada di perantauan. Karena bangsa kita memiliki tendensi untuk bergaul, berkumpul, dan tinggal bersama orang Indonesia lainnya. Selain itu, kami ingin memperkenalkan konsep sharing-economy kepada sesama teman-teman Indonesia yang berada di luar negeri."

"Melalui Rumah Diaspora mereka bisa memiliki penghasilan tambahan tanpa harus repot membagi waktu antara kuliah dan kerja part time. Mengingat graduation rate mahasiswa Indonesia di Jerman cukup rendah setiap tahunnya, kurang dari 10%. Salah satu faktor utamanya adalah finansial, di mana mereka harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja,” lanjutnya.

Sejauh ini, pihaknya fokus untuk pasar masyarakat Indonesia. Bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), Rumah Diaspora menggelar roadshow ke kota-kota Eropa yang memiliki banyak pelajar Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Irzan mengakui membutuhkan pendanaan awal dari investor untuk segera mempercepat peluncuran versi internasional dan ketersediaan di platform iOS.

“Kami masih fokus untuk masyarakat Indonesia yg di ada di perantauan saat ini, tapi kemungkinan untuk men-develop Rumah Diaspora menjadi global venture sangat memungkinkan. Kita juga sedang melakukan riset tentang bangsa lain yang memiliki kekerabatan yg kuat juga dengan bangsa sesamanya seperti Indonesia, sejauh ini kita mendapatkan banyak feedback positif dari teman-teman asal India, Brazil, Spanyol, dan Iran yang akan sangat tertarik jika ada platform seperti Rumah Diaspora untuk bangsa mereka,” tambahnya Irzan.

Rumah Diaspora telah tersedia di platform Android selama kurang lebih sebulan. Aplikasi tersebut juga berhasil mengakuisisi 600 pengguna dan 20 listing. Rumah Diaspora telah mencatatkan beberapa transaksi, tetapi masih secara offline antar user lantaran pihaknya masih menyempurnakan metode pembayaran yang aman dan nyaman. Rencananya untuk verifikasi pendaftaran tempat tinggal akan diberlakukan scan paspor untuk menghindari penipuan.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again