22 April 2021

by Glenn Kaonang

Samsung Neo QLED TV dan MicroLED TV, Apa Saja Perbedaannya?

Ringkasan keunggulan masing-masing lineup TV premium dari Samsung

Samsung hari ini (22/4) menggelar konferensi virtual Neo QLED Tech Seminar 2021, dan saya bersama sejumlah awak media lain berkesempatan untuk langsung mengikuti jalannya acara. Dalam acara tersebut, Samsung mempresentasikan secara mendetail fitur-fitur unggulan yang ditawarkan oleh jajaran smart TV yang akan segera mereka jual di tahun 2021 ini, sekaligus mengadakan sesi tanya-jawab bersama timnya di Korea Selatan.

Pada lineup TV utamanya, Samsung menawarkan dua seri yang berbeda: Neo QLED dan MicroLED. Apa perbedaannya? Apakah hanya sebatas diversifikasi branding begitu saja? Tentu tidak, dan di sini saya akan mencoba merangkum keunggulan yang ditawarkan oleh masing-masing TV.

Kita mulai dari Neo QLED terlebih dulu, yang merupakan penerus seri QLED dari generasi sebelumnya. Neo QLED pada dasarnya memakai Mini LED sebagai basis teknologinya, di mana ukuran tiap-tiap unit LED yang tertanam cuma 1/40 dari ukuran LED konvensional. Alhasil, perangkat TV tak hanya bisa dibuat lebih ramping, melainkan juga mampu menyajikan tingkat kontras yang lebih baik, dengan efek blooming yang minimal.

Berhubung ukuran LED-nya jauh lebih kecil, otomatis jumlahnya pun bisa diperbanyak, dan ketika jumlah LED-nya bertambah, local dimming zone-nya juga bisa ikut ditambah, memberikan kontrol cahaya yang lebih presisi lagi daripada sebelumnya. Selain itu, rasio kontrasnya juga bisa ikut ditingkatkan berkat pengaplikasian Quantum Matrix Technology yang memanfaatkan gradasi 12-bit.

Hadir dalam resolusi 4K dan 8K, lini TV Neo QLED turut dilengkapi Neo Quantum Processor yang bertugas meng-upscale resolusi konten dengan kinerja AI yang disempurnakan. Bukan cuma itu, tingkat kontrasnya juga dapat diatur secara real-time berdasarkan frame demi frame.

Bagi para pemilik console PlayStation 5 atau Xbox Series S/X, Neo QLED siap menyuguhkan sesi gaming dalam resolusi 4K 120 Hz. Dukungan terhadap AMD FreeSync Premium Pro pun juga merupakan fitur standar di TV ini. Pada sesi Q&A, perwakilan Samsung bilang bahwa mereka bakal mempertimbangkan untuk menyertakan dukungan G-Sync pada tahun 2022.

Samsung MicroLED TV / Samsung

Selanjutnya, mari kita bahas mengenai MicroLED. Dari perspektif sederhana, cara kerja MicroLED justru lebih mirip OLED karena ia tidak memerlukan lapisan backlight yang terpisah, berbeda dari Neo QLED tadi. Jadi selain menampilkan warna RGB, tiap-tiap pixel MicroLED yang berukuran mikroskopis ini juga mampu memancarkan cahayanya sendiri.

Alhasil, karakteristiknya jadi benar-benar mirip OLED, di mana warna hitam akan tampak begitu pekat, sebab ketika menampilkan gambar berwarna hitam, sebenarnya Micro LED tidak akan memancarkan cahaya apa-apa, alias mati. Yang berbeda adalah, tingkat kecerahan maksimum yang dapat dicapai MicroLED jauh lebih tinggi, maksimum hingga 5.000 nit, bandingkan dengan OLED yang hanya terbatas di kisaran 1.000 nit.

Juga sangat berbeda adalah sifat MicroLED yang non-organik, yang berarti ia tidak akan terdampak oleh efek burn-in seperti OLED. Samsung percaya diri bahwa TV MicroLED-nya mampu menyajikan kualitas gambar yang konsisten sampai paling tidak 100.000 jam, alias lebih dari 11 tahun. Namun pada praktiknya pasti lebih lama dari itu karena tidak mungkin Anda menyalakan TV selama 24 jam setiap harinya, bukan?

Singkat cerita, kalau budget bukan masalah dan kualitas gambar adalah prioritas yang benar-benar tidak dapat dikompromikan, maka MicroLED adalah pilihan yang lebih tepat. Kebetulan jajaran TV MicroLED Samsung juga hadir dalam variasi ukuran yang lebih besar lagi daripada Neo QLED: 88 inci, 99 inci, dan 110 inci, meski nantinya juga akan ada varian berukuran 76 inci.