1. Startup

Sedikit Cerita di Belakang Adandu

Tadi malam saya bertemu dengan Gardenia Putri, sang founder dari Adandu untuk sekedar makan malam sambil sharing mengenai situs social network yang didirikannya sejak tahun 2008 lalu. Bersama dengan Toni (online marketing wizard) dan Edo (social media guru), kami berdiskusi mengenai banyak hal dan kami mendapatkan cerita banyak mengenai Adandu.

Ide untuk pembuatan Adandu bermula dari Putri yang berumur 24 tahun yang ingin memulai sebuah bisnis online. Tadinya dia ingin membuat sebuah bisnis online dengan model iklan baris, itu kenapa situs tersebut dinamakan Adandu (Ad and you), namun dalam prosesnya terjadi pergantian haluan untuk konsep dasar dari bisnis online tersebut menjadi sebuah social networking yang saat itu memang sedang trend... setidaknya untuk orang Indonesia.

Putri, yang ternyata mantan mahasiswi Moestopo (bukan Binus) kemudian mengajak beberapa temannya untuk mulai membangun situs Adandu ini. Putri yang merupakan otak dari Adandu kemudian mulai mengkonsepkan fitur-fitur dasar dari Adandu seperti Video mashup, chips & karma, dan user leveling. Dibantu oleh 2 orang programmer, akhirnya situs Adandu ini sukses live diatas platform Drupal  dan dengan beberapa plugin untuk video editor (Kaltura).

Saya mempelajari sebuah hal yang menarik dari sistem user leveling milik Adandu ini, dan ini berkaitan dengan karma yang didapatkan seorang user. Jadi ketika user memiliki karma yang tinggi karena rajin beraktivitas (menulis, komentar, create video mashup, dll) maka user bisa memasuki kasta Angel, dan ketika karma yang dimiliki sangat kecil maka user bisa menjadi Devil. Lucunya, baik Angel dan Devil ini tetap diberi reward dengan memiliki kemampuan yang tidak dimiliki user dari tingkatan lainnya. Menarik mengingat Adandu juga memberi reward ke semua user baik aktif maupun tidak, mungkin agak terkesan tidak berguna karena untuk user yang tidak aktif tentu tidak berguna jika diberikan "ability" yang unik, toh kemungkinan besar tidak akan digunakan.

Adandu sendiri merupakan salah satu startup yang beruntung untuk mendapatkan dukungan dari investor lokal. Dengan funding yang cukup dan ruangan kantor di daerah Sudirman tentu menjadi motivasi tersendiri untuk tim Adandu terus mengembangkan Adandu, yang menurut saya masih sangat berpotensi untuk memenangkan pasar pengguna internet lokal.

Pembicaraan-pun masuk ke arah bisnis dari Adandu, yang seperti yang mungkin bisa anda lihat masih mengandalkan sepenuhnya pada advertising (iklan). Adandu sendiri memang masih mengembangkan fitur tambahan untuk kembali mendongkrak revenue mereka selain dari pos advertising. Model bisnis iklan di social network memang sampai saat ini kurang sustainable dan masih sangat tergantung pada traffic dan bukan ke service / produk dan hal ini yang membuat banyak social network agak tersendat pengembangannya karena sibuk melayani advertiser dan bukan melayani user.

Agaknya hal ini juga disadari oleh Putri yang dalam waktu dekat ini akan meluncurkan online store di Adandu. Platform chips & karma sudah disiapkan sejak lama (meskipun masih status beta) dan akan menjadi tulang punggung sistem virtual currency dalam transaksi di Adandu Store ini. Untuk produk yang akan dijual Putri mengaku akan menggaet partner-partner untuk berjualan di Adandu Store, jadi Adandu hanya akan menjadi media saja dan bukan menjadi penjual langsung. Lalu dari mana keuntungan untuk Adandu? Belum saya tanyakan sih, namun ada beberapa pilihan antara men-charge subscription fee (biaya bulanan) untuk toko yang ingin berjualan atau mengambil keuntungan dari selisih antara kurs chips dan rupiah. Untuk saat ini 1 chips berharga Rp. 25,- jadi anda bisa hitung-hitung sendiri lah.

Dibawah ini ada salah satu contoh barang (speaker) yang akan dijual di Adandu Store, dan Putri dengan baik hati memberikannya kepada saya secara cuma-cuma. Ehem.. ehem..

Lalu saya pun coba berfantasi mengenai konsep Adandu ke depannya. Jujur, konsep Adandu yang sekarang sudah cukup baik, buktinya sudah ada investor yang berani backing. Namun kesalahan utama dari Adandu adalah memperkenalkan Adandu ke orang / komunitas yang kurang tepat, kenapa? Karena staff Adandu belum tahu sebenarnya dimana keunggulan dari Adandu. Saya melihat Adandu memiliki keunggulan di bidang online video editing, sebuah fitur yang mungkin sudah banyak digunakan di situs-situs luar negeri namun masih belum ada yang cocok dengan pengguna dari Indonesia. Menurut anda itu kurang kuat karena hanya follower dari situs luar negeri? Mungkin.

Coba kita lihat Koprol, sebuah situs yang konsepnya mengadopsi konsep location based social networking dari Brightkite. Namun dengan jeli melihat dan menyesuaikannya dengan pasar lokal mampu membuat Koprol menjadi situs yang populer dan berguna. Atau contoh lain GantiBaju, situs ini mengadopsi konsep User generated design kaos milik Threadless. Namun lagi-lagi dengan detail-detail kecil yang unik dan Indonesia banget, GantiBaju mampu menarik banyak pengguna.

Kalau orang kebanyakan membandingkan Adandu dengan Facebook/Friendster, maka saya membandingkan Adandu dengan YouTube/Vimeo. Komunitas online yang berbasis pada kesukaan akan video publishing. Niche!

Bayangan saya adalah melihat Adandu mampu memasarkan/memperkenalkan produknya ke komunitas-komunitas video publisher baik amatir maupun professional, meskipun sebaiknya yang Amatir dulu saja karena sistem video editing-nya pun masih jauh dibandingkan software video editor yang biasa dipakai video publisher professional. Atau setidaknya Adandu mampu mempersempit target audiencenya ke pasar yang lebih "minoritas" namun tetap memberikan layanan yang baik.

Untuk monetize tentu iklan sudah menjadi pilihan yang sulit, karena dengan pasar yang lebih kecil tentu menjadi kurang menarik bagi advertiser. Namun monetisasi bisa diambil dari model Freemium, berikan layanan basic secara cuma-cuma dan untuk pengguna extreme (berbayar) bisa diberikan banyak fitur tambahan yang tidak dimiliki pengguna free. Saya pikir jika pengemasan dan pengembangan produknya bagus, Adandu akan mampu menarik banyak pengguna berbayar dan menjadi profitable tanpa perlu mengandalkan traffic semata.

Wow, posting ini panjang juga ya. Sudah cukup bagian dari saya. Ayo, bagaimana anda memandang Adandu yang sekarang dan apa fantasi anda untuk Adandu?  Sampaikan pendapat anda di kolom komentar.

ps: Thanks to Putri for having us and thank you for the goodies. ehem lagi..

photo credit: puspa

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again