1. Startup

Platform Jual Beli Emas Sehatigold Diluncurkan, "Sister Company" dari Indodax

Co-founder mereka merupakan pemegang saham utama di Indodax

Tak ada yang waktu yang lebih tepat untuk membeli emas ketimbang saat ini. Kapan pun perekonomian memburuk, hampir bisa dipastikan emas menjadi komoditas paling diburu oleh masyarakat. Nilai emas yang tahan guncangan resesi adalah alasan komoditas ini tak pernah sepi peminat.

Sebelum ekonomi dunia lumpuh sebagian akibat terjangan corona virus disease 2019 (Covid-19), para pakar sudah memprediksi resesi akan menyelimuti perekonomian dunia yang salah satunya dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pandemi corona memperparah perkiraan. IMF memperkirakan ekonomi global akan menyusut menjadi minus 3%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri diproyeksikan hanya sebesar 0,5% saja.

Kondisi makro ini yang membuat gairah pasar emas terus menguat. Dan alasan ini juga yang membuat platform investasi emas Sehatigold muncul. CEO Sehatigold Denny Ardhiyanto mengatakan, sejatinya perusahaan ini sudah puluhan tahun emas. Namun baru belakangan ini Sehatigold bertransformasi sebagai platform jual-beli emas online.

"Salah satu alasannya karena makin banyaknya permintaan dari langganan kami saat ini khususnya karena saat krisis begini banyak orang yang mengalihkan kekayaannya ke emas karena dirasa jauh lebih stabil dan aman," ujar Denny kepada DailySocial.

Denny mengatakan platform Sehatigold dibuat untuk memecahkan dua masalah dalam jual-beli emas yakni selisih untung yang sangat kecil hingga rugi saat bertransaksi emas serta keterjangkauan harga. Sehatigold menawarkan solusi dengan menjajakan emasnya mulai dari 0,01 gram atau bernominal Rp10.000 tanpa biaya tambahan apa pun.

Sejauh Sehatigold memiliki beberapa layanan utama. Di samping jual-beli emas, pelanggan dapat menukarkan tabungan emas yang mereka beli secara online menjadi emas fisik berupa perhiasan ataupun logam mulia. Terakhir platform Sehatigold memungkinkan penggunanya melakukan perdagangan emas.

"Target dan segmen pengguna Sehatigold adalah masyarakat di Indonesia yang tertarik dengan emas baik untuk tabungan maupun spekulasi," imbuhnya.

Monetisasi dan pendanaan

Denny menyebut pasar perdagangan emas di Indonesia masih cukup besar. Sebagai gambaran penjualan emas oleh Antam terus melonjak setiap tahun. Jika pada 2014 penjualan mereka masih sekitar 10 ribu kilogram emas, pada 2018 angka penjualannya sudah melonjak menjadi 27.891 kilogram.

Seiring terjadinya pandemi saat ini, menurut Denny terjadi perpindahan aset dari pasar modal dan pasar keuangan menuju pasar emas. Ia mencatat harga emas sudah naik 20% selama kuartal pertama 2020. "Semenjak awal 2020 kemarin, kami memang melihat lonjakan permintaan masyarakat untuk membeli emas dan dalam sebulan terakhir ini, sudah ribuan gram Logam Mulia yang ditarik oleh member Sehatigold."

Terkait monetisasi, Denny mengaku pihaknya mengambil profit selayaknya toko emas pada umumnya. Namun ia mengklaim selisih untung yang mereka ambil lebih kecil dari tempat lain karena mereka mengutamakan volume transaksi.

More Coverage:

Fokus membesarkan bisnis ini pula yang menjadikan Sehatigold belum melakukan pengumpulan dana. Denny mengatakan saat ini Sehatigold beroperasi dengan sokongan dana mandiri dan suntikan modal dari angel investor.

Sebagai catatan dari Denny, salah satu co-founder mereka merupakan pemegang saham utama di Indodax. Hal inilah yang menjadikan Sehatigold sebagai sister company dari platform jual-beli cryptocurrency tersebut.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again