22 March 2017

by Yoga Wisesa

Sepatu Nike Zoom Vaporfly Elite Punya Rahasia yang Membuat Penggunanya Berlari Lebih Cepat

Zoom Vaporfly Elite merupakan upaya Nike memecahkan rekor lari maraton di bawah dua jam.

Mengembangkan sepatu berteknologi sci-fi bukanlah hal baru untuk Nike. Tahun lalu, kita sudah menyaksikan realisasi dari ide sepatu dengan sistem 'power lace' (mampu mengikat talinya sendiri) yang bisa dimiliki konsumen. Selain fokus pada kemudahan, Nike juga terus mencoba menciptakan produk yang secara nyata dapat meningkatkan performa fisik penggunanya.

Di bulan Maret ini, Nike memperkenalkan Zoom Vaporfly Elite. Dirancang untuk pelari jarak jauh, sepatu tersebut kabarnya memiliki bobot ultra-ringan dan sangat responsif, membuat penggunanya melesat lebih cepat. Zoom Vaporfly Elite merupakan upaya sang perusahaan asal Oregon memecahkan rekor lari maraton di bawah dua jam. Dan klaim itu bukan sekedar janji manis. Kapabilitasnya sudah dibuktikan, bahkan memicu kontroversi.

Nike Zoom Vaporfly Elite memiliki penampilan simpel, dipadu sedikit kesan futuristis. Tubuhnya tajam dan aerodinamis dengan bagian sol depan mengarah ke atas layaknya sepatu lari. Nike memastikan agar masing-masing sepatu memiliki berat tidak lebih dari 185-gram. Upaya meminimalisir bobot sudah biasa dilakukan oleh produsen sepatu, namun rahasia dari kemampuan Zoom Vaporfly Elite tersimpan di dalam.

Sepatu ini memanfaatkan dua komponen unik: midsole Nike ZoomX dan pelat serat karbon unidirectional melengkung, dengan profile yang disuaikan pada bentuk kaki atlet. Tidak seperti sol busa biasa, ZoomX memberikan 13 persen energi lebih banyak, dan menghemat tenaga saat berlari sampai empat persen. Secara keseluruhan, desain Zoom Vaporfly Elite mengurangi jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh ketika berlari cepat.

Midsole tersebut mempunyai tinggi 21-milimeter, kemudian melandai jadi 9-milimeter - arahan ini dimaksudkan buat mengurangi beban di otot dekat tumit. Lalu pelat serat karbon di sana memunculkan sensasi untuk terus melaju. Dr. Geng Luo selaku Lab Senior Researcher Nike menjelaskan bahwa pelat 'kaku' tersebut berfungsi mengurangi hilangnya energi ketika pelari menekuk jari.

Pelat tersebut-lah sumber kontroversi Zoom Vaporfly Elite. SGB Media mempertanyakan legalitas penggunaannya, karena peraturan International Association of Athletics Federation (IAAF) ke 143 menyatakan bahwa 'sepatu tidak boleh memberikan atlet keunggulan tambahan, termasuk pemanfaatan teknologi apapun yang membuat pertandingan jadi tidak adil'.

Nike sendiri mengaku tidak menyadari ada proses persetujuan formal yang harus diperoleh, dan juga bilang mereka tidak memakai sistem per ilegal.

Versi retail Nike Zoom Vaporfly Elite akan tersedia di bulan Juni 2017 nanti, dijual seharga US$ 250.

Sumber: Nike.