25 February 2015

by Yoga Wisesa

Seperti Transformers, Drone SkyProwler Bisa Berubah Bentuk di Udara

Seperti apa drone tercanggih buatan manusia? Model dengan kecerdasan buatan super-pintar, ataukah tipe dengan opsi kustomisasi luas dan jarak tempuh sangat jauh? Masing-masing memang punya spesialisasi. Namun jika dibandingkan drone lain, hasil karya Krossblade mungkin boleh dibilang sebagai varian paling unik, mengusung fitur penerbangan revolusioner.

Krossblade Aerospace Systems, tim spesialis robotik dan penerbangan asal Arizona, memperkenalkan SkyProwler. Ia mungkin merupakan satu dari sedikit drone berkemampuan perubah bentuk. Fitur itu bukan sekedar gimmick, tapi digunakan agar SkyProwler dapat lepas landas dengan mudah, terbang lebih efisien dibanding drone berbaling-baling atau quadcopter biasa, serta fleksibel untuk mendukung berbagai skenario.

Bukan cuma Transformers, SkyProwler juga mengingatkan saya pada seri anime Macross. Ia memanfaatkan konsep VTOL atau vertical take-off and landing. SkyProwler melesat ke udara secara lurus a la drone quadcopter, lalu saat mulai mendapatkan momentum kecepatan, sistem penerbangan bisa ditransisi ke rangkaian sayapnya. Rotor akan dilipat ke dalam dan rancangan aerodinamis tubuh SkyProwler yang kini bekerja.

Mengapa repot-repot membubuhkan dua sistem ke dalam SkyProwler? Terbang dengan sayap ditambah body aerodinamis memastikan penggunaan daya jadi lebih efisien. SkyProwler juga dapat mencapai kecepatan tinggi dan pastinya jarak tempuh lebih jauh. Thruster hanya memakai baling-baling di belakang sayap. Konfigurasi ini disebut mode 'Blade'.

Info menarik: Anda Sudah Bisa Memesan Nano Drone, Drone Terkecil di Dunia

Namun seandainya pengguna menginginkan agar SkyProwler bergerak lebih lambat dan bermanuver lebih leluasa, mode 'Hornet' bisa diaktifkan. Ia akan tetap terbang layaknya drone quadcopter, memungkinkan kita merekam video kegiatan outdoor ataupun olahraga. Untuk membantu Anda lebih jauh lagi, Krossblade menyiapkan kamera action terintegrasi gimbal stabilization bernama Eye, mampu mengambil video hingga resolusi 4K di 30fps. SkyProwler sendiri dikendalikan via remote control dedicated.

"Anda akan mendapatkan paket yang sangat canggih, membuat kendaraan udara lain takut - kecuali mungkin pesawat tempur F-22 Raptor," tulis tim pembuatnya. Menariknya, menjual drone SkyProwler bukanlah tujuan akhir Krossblade Aerospace Systems. Visi jangka panjang mereka ialah pengembangan pesawat VTOL sungguhan untuk transportasi pribadi.

Satu bundel lengkap (berisi seluruh pernak-pernik perlengkapannya) rencananya ditawarkan di harga retail US$ 2.200. Tapi di periode crowdfunding di Kickstarter, konsumen ditawarkan dua opsi yang lebih ekonomis: Almost Ready to Fly untuk pengguna berpengalaman mulai harga US$ 480, dan versi Ready to Fly, dibanderol US$ 700.