19 October 2015

by Glenn Kaonang

Shammane Smartwatch Prioritaskan Aspek Fashion dan Kaum Hawa

Predikat pusat fashion sudah lama dipegang oleh kota tempat bertenggernya Menara Eiffel, Paris. Maka dari itu, ketika ada sebuah perangkat teknologi yang lahir di ibukota Perancis tersebut, paling tidak kita bisa berasumsi bahwa pihak pengembangnya tak cuma mengedepankan fitur dan fungsi, tetapi juga nilai estetika.

Keseimbangan antara fungsionalitas dan desain ini menjadi topik penting ketika kita membicarakan tentang smartwatch. Dan inilah poin utama yang hendak ditonjolkan oleh smartwatch bernama Shammane. Dirancang di Paris, Shammane mengandalkan keanggunan desain dengan tingkat 'kecerdasan' yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen modern.

Pada dasarnya, filosofi desain yang diusung Shammane lebih mengarah ke sebuah produk fashion ketimbang teknologi. Wujudnya sangat atraktif dan ringkas, dengan diameter 39 mm dan ketebalan 11 mm. Case-nya ini terbuat dari bahan aluminium berlapis rose gold. Ia tahan air, tapi hanya sebatas guyuran air hujan, bukan untuk diajak berenang.

Strap kulitnya sendiri punya lebar 18 mm, membuatnya tampak anggun di atas pergelangan tangan dalam ukuran apapun, baik pada konsumen laki-laki maupun perempuan. Awalnya ada 6 pilihan motif dan warna strap yang ditawarkan, dan proses menggantinya diklaim hanya butuh waktu sekitar 5 detik.

Info menarik: Smartwatch Tag Heuer Dipastikan Meluncur 9 November Seharga $1.800

Oke, dari sisi jam tangan, Shammane boleh dibilang sudah memenuhi standar. Bagaimana dengan perannya sebagai smartwatch? Untuk itu, pertama-tama Anda akan disambut oleh layar sentuh LCD 1,22 inci. Layar ini tidak benar-benar bulat – mirip seperti layar milik Moto 360 – tapi resolusinya tergolong lumayan di angka 240 x 240 pixel.

Via Bluetooth 4.0, Shammane akan meneruskan notifikasi yang masuk ke smartphone. Bisa panggilan telepon, pesan teks, email atau instant message – Anda bisa mengatur apa saja yang akan diteruskan lewat aplikasi pendampingnya yang tersedia untuk Android dan iOS. Ya, smartwatch ini kompatibel dengan perangkat dari kedua platform tersebut.

Soal tracking, Shammane mengemas pedometer untuk memonitor langkah kaki pengguna. Memang tidak selengkap smartwatch lain yang ada di pasaran, tapi lebih baik ada daripada tidak sama sekali. Dan lagi fitur tracking yang terbilang minimal ini malah membawa dampak positif pada daya tahan baterai; Shammane bisa beroperasi hingga 3 hari sebelum perlu di-charge kembali.

Info menarik: Microsoft Band 2 Diungkap, Andalkan Desain Baru dan Layar Melengkung

Secara keseluruhan, saya melihat Shammane ini sebagai smartwatch untuk konsumen yang lebih peduli gaya daripada fungsionalitas, namun di saat yang sama, masih mendapat sentuhan canggih yang tak bisa diberikan arloji tradisional. Absennya dukungan aplikasi pihak ketiga mungkin membuatnya kurang menarik, tetapi di sisi lain malah bisa lebih memikat mereka yang kurang suka dengan kompleksitas smartwatch pada umumnya.

Shammane saat ini masih harus menyelesaikan kampanye pengumpulan dananya di Indiegogo sebelum masuk ke tahap produksi. Jika Anda tertarik menjadi salah satu backer, siapkan modal sebesar $279 untuk menggaetnya.