31 August 2015

by Yoga Wisesa

Simak Aksi Penerbangan Dua Drone Prototype Garapan Sony

Ketika diucapkan, brand Sony dapat memicu ingatan orang pada perangkat berbeda, bisa jadi kamera, music player, smartphone, TV sampai console game. Sony mengklaim, seorang jurnalis pernah menyebut mereka sebagai kelinci percobaan karena eksperimen Sony akhirnya diikuti oleh produsen lain. Tapi buat kali ini, Sony-lah yang berupaya mengejar satu tren baru.

Kita tahu ranah drone dan fotografi udara sedang naik daun, dan belakang Sony dikabarkan sedang mencoba ekspansi ke wilayah UAV komersil. Dalam melangkah ke sana, Sony tidak sendirian. Mereka berkolaborasi bersama perusahaan robotik dari Tokyo, ZMP. Dan hasilnya ialah satu venture baru bernama Aerosense, dengan karya berupa dua drone eksperimental: AS-DTO1-E dan AS-MCO1-P.

Meski sama-sama ditenagai kombinasi motor dan rangkaian baling-baling, kedua unit drone memperoleh arahan desain berbeda, dan kemungkinan besar dikembangkan ke arah yang berbeda pula. Dan belum lama, Aerosense memamerkan aksi penerbangan AS-DTO1-E 'Experimental Machine' dan AS-MCO1-P 'Prototype' secara perdana ke publik. Nama-nama seperti Google X dan Amazon tengah menguji coba konsep unik dalam drone, misalnya berteknologi panel surya atau buat pengiriman paket kilat, lalu bagaimana dengan Aerosense?

Mari kita bahas AS-MCO1-P Prototype terlebih dulu. Ia adalah sebuah quad-copter. Ukurannya kecil, sekitar 515×515×400 milimeter dengan empat buah kaki diletakkan tepat di bawah rotor. Aerosense membekali AS-MCO1-P dengan sebuah kamera 'lens' DSC-QX30, GPS dan sistem navigasi, plus TransferJet - kemampuan untuk mengunggah gambar di kecepatan tinggi. Drone turut dilengkapi fungsi fail safe, ketika koneksi wireless terputus, baterai habis, atau keluar dari area jangkauan.

Info menarik: Rekor Drone Terkecil Kembali Dipecahkan, Aerius Cuma Sebesar Uang Logam

AS-DT01-E Experimental Machine sendiri menyimpan fitur yang kurang lebih sama seperti AS-MCO1-P, namun penampilannya jauh lebih apik. Ia menyerupai pesawat berkemampuan VTOL (vertical takeoff and landing) ala Harrier Jump Jet. Memiliki dimensi 2200×1600×600 milimeter, AS-DT01-E sanggup membopong beban maksimal 10 kilogram, dan terbang selama dua jam lebih di kecepatan tertinggi 170 kilometer per jam.

Drone VTOL tersebut dipersenjatai baling-baling yang bisa menggeser arah putaran, ditambah slat/flap di sayap dan buntut untuk mengubah ketinggian dan arah terbang. Tiga roda di bawah tubuh AS-DT01-E memungkinkannya mendarat seperti pesawat terbang biasa ataupun lewat teknik vertikal.

Menurut info di press release, Aerosense Inc. akan mengombinasi teknologi kamera, sensor, telekomunikasi dan robotik dari Sony dan ZMP untuk menyuguhkan solusi dalam 'bidang pengukuran, survei, pengamatan, dan pengawasan'. Tapi seperti apa tepatnya? Aerosense rencananya baru mulai membuka 'layanan berbasis drone' ke publik pada tahun 2016 nanti.

Sumber: Aerosense.