10 August 2018

by Yoga Wisesa

Skyegrid Resmi Memulai Era Cloud Gaming Cross-Platform di Indonesia

Perjalanan panjang yang ditempuh tim Skyegrid dalam mempersiapkan layanan cloud gaming akhirnya usai.

Seiring bertambah besarnya industri game dan semakin canggih teknologi pendukungnya, cara konsumen menikmati konten turut mengalami transformasi. Hampir setengah abad silam, game hanya bisa dimainkan dengan mengunjungi zona arcade. Kehadiran console mengubah semua itu, membawa masuk kegiatan gaming ke dalam rumah. Lalu berkat dukungan internet, jarak yang memisahkan pemain tak lagi jadi penghalang.

Pertanyaannya kini adalah, ke arah mana industri itu akan berkembang? Di tahun 2000-an, sejumlah visioner membayangkan bahwa di masa depan nanti, aktivitas gaming tak lagi membutuhkan hardware khusus seperti console dan PC. Untuk membuktikan maksudnya, beberapa pionir mencetus konsep cloud gaming. Beberapa nama yang tak bisa dilepaskan dari upaya penggarapannya ialah Crytek dan OnLive.

Namun meski 18 tahun telah berlalu, layanan gaming on demand masih belum tersedia secara merata. PlayStation Now dan GeForce Now yang sudah diriis bertahun-tahun silam boleh dikatakan masih belum terjamah oleh konsumen di Indonesia. Mungkin absennya layanan cloud gaming itu yang mendorong Rolly Edward menggagas XenomX di tahun 2016. Sayang ide tersebut tak pernah lepas landas, hingga ia dan kawan-kawan mendirikan startup dan akhirnya resmi meluncurkan Skyegrid kemarin.

 

Apa itu Skyegrid?

Sejatinya, Skyegrid adalah layanan gaming on demand buatan developer lokal, yang memungkinkan kita menikmati berbagai judul permainan tanpa memerlukan dukungan hardware berperforma tinggi. Skyegrid mungkin bukanlah penyedia cloud gaming pertama di Indonesia, namun mereka turut memastikan konten dapat diakses dari platform berbeda, dari mulai Windows, Mac, Linux hingga perangkat Android dan unit Xbox.

CEO Rolly Edward menjelaskan, alasan diciptakannya Skyegrid adalah karena developer sadar bahwa gaming bukanlah hobi yang murah. Agar bisa bermain, Anda setidaknya harus membeli console dan game-nya. PC memang menawarkan kualitas lebih superior, tapi menuntut biaya yang lebih tinggi pula. Lalu seiring berjalannya waktu, kita juga harus meng-upgrade hardware agar sistem mampu menghidangkan konten dengan optimal.

Via Skyegrid, game bisa dimainkan dari PC desktop atau laptop tua hingga perangkat bergerak berspesifikasi rendah karena pada dasarnya konten diolah oleh server dan kemudian di-stream langsung ke device. Berdasarkan uji coba beta yang dilangsungkan di bulan Juni lalu dan demonstrasi langsung sang CEO di atas panggung, hasilnya terlihat 'seamless'. Game seolah-olah dijalankan secara lokal.

Di sesi beta testing tertutup, saya terkesan melihat bagaimana Rise of the Tomb Raider berjalan lancar di 60-frame rate per detik dengan opsi grafis high. Namun live demo kemarin lebih mengagumkan lagi: Tom Clancy's The Division dimainkan dari empat lokasi berbeda - Jakarta, Singapura, Bandung dan Surabaya - via Skyegrid. The Division merupakan game action role-playing multiplayer dan memerlukan sambungan konstan ke server Ubisoft. Kemampuan Skyegrid menyuguhkan game online tanpa masalah patut diacungi jempol.

Dan karena tiap game dijalankan di server Skyegrid, kita tidak perlu memikirkan soal update. Pelanggan akan selalu disuguhkan versi terbaru dari permainan itu. Developer telah meracik layout kendali agar game-game PC nyaman dinikmati dari perangkat berlayar sentuh, tapi mereka juga sudah melakukan kolaborasi bersama produsen periferal GameSir demi mendukung penyajian konten.

 

Konten

Di momen peluncurannya ini, Skyegrid menyajikan lebih dari 50 permainan dan berkolaborasi bersama tak kurang dari 25 publisher terkenal - misalnya Ubisoft, CD Projekt Red, Epic Games, hingga 2K Games. Developer berencana untuk terus menambah koleksi game mereka, menargetkan 120 judul di akhir tahun nanti.

Tentu saja Skyegrid tidak melupakan developer independen lokal. Mereka juga mengumumkan kerja sama dengan studio asal Bandung pengembang DreadOut, Digital Happiness. Jika mendaftar layanan gaming on demand tersebut sekarang, DreadOut edisi Collection bisa Anda dapatkan secara gratis tanpa perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 281 ribu.

Basis konten dari layanan Skyegrid adalah gamg-game Steam. Agar bisa menikmati layanan ini, Anda harus mempunyai akun di platform distribusi digital tersebut. Lalu untuk bermain sejumlah judul blockbuster secara on-the go - misalnya Dragon Ball FighterZ, Dishonored 2, The Witcher 3 atau PlayerUnknown's Battlegrounds - Anda perlu membelinya terlebih dulu.

Lalu bagaimana jika alasan Anda mendaftar di Steam adalah untuk mencicipi layanan cloud tersebut? Tidak masalah. Skyegrid sudah menyiapkan 24 permainan gratis, beberapa judul terpopulernya meliputi Fortnite, Dota 2, World of Tanks dan League of Legends. Daftar lengkapnya bisa Anda simak via tautan ini. Di PC, konten Skyegrid sepenuhnya bisa diakses via browser, sedangkan di Android, Anda perlu mengunduh app-nya.

Skyegrid punya keinginan untuk memajukan industri game tanah air. Mereka berharap bisa menjadi 'ruang unjuk gigi talenta-talenta dalam negeri' dengan cara merangkul sebanyak-banyaknya permainan lokal, dan berperan sebagai publisher-nya.

Aspek menarik lain dari Skyegrid adalah cakupan wilayahnya. Selain disiapkan untuk gamer di Indonesia, layanan cloud ini dapat diakses pula oleh khalayak yang berdomisili di Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

 

Biaya yang harus Anda keluarkan

Layanan gaming on demand Skyegrid dihidangkan secara berlangganan. Buat mengakses 24 permainan gratis di sana, Anda diminta untuk mengeluarkan biaya Rp 180 ribu per bulan.