1. Startup

Platform Online Mulai Jadi Pilihan Utama Masyarakat Indonesia Tatkala Butuh Solusi Medis

Kebanyakan orang Indonesia mulai menggunakan platform teknologi kesehatan, dan kebiasaan itu mungkin melekat.

Sudah lewat sebulan setelah kasus pertama, Indonesia masih berjuang untuk menahan penyebaran wabah coronavirus. Sementara itu, startup teknologi kesehatan menyediakan lebih banyak layanan untuk publik dan ikut ambil bagian dalam pemerintah untuk menanggapi pandemi ini.

Ketika wabah masih dalam tahap awal, banyak orang di Indonesia beralih ke aplikasi teknologi kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang COVID-19, yang menciptakan peningkatan traffic untuk situs dan aplikasi terkait. Lalu ketika COVID-19 mulai menjalar di negara ini, pemerintah kemudian menyerukannya sebagai kampanye pencegahan COVID-19.

Penyedia layanan seperti Halodoc, Alodokter, dan GrabHealth — unit layanan kesehatan Grab bekerja sama dengan Good Doctor Technology Indonesia — telah ditunjuk oleh gugus tugas COVID-19 resmi Indonesia untuk melakukan skrining pendahuluan dan menurunkan jumlah kunjungan rumah sakit.

"Selama pandemi, penting bagi masyarakat untuk tidak terburu-buru ke rumah sakit, terutama untuk kasus-kasus ringan dan non-darurat," kata direktur pelaksana Good Doctor Technology Danu Wicaksana kepada KrASIA. "[Ini] tidak hanya untuk mengurangi risiko infeksi di fasilitas medis, tetapi juga nantinya dapat memindahkan sumber daya untuk menangani mereka yang berstatus lebih parah, yang memerlukan penanganan intensif karena kapasitas yang terbatas."

Dokter medis per 10,000 orang di Indonesia, Malaysia, Singapore dan Vietna. Dokumentasi dari World Health Organization.

Rasio ini jauh di bawah jumlah yang ditentukan WHO, setidaknya, sepuluh dokter dan 50 tempat tidur untuk setiap 10.000 orang.

Tempat tidur RS per 10,000 orang di Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Vietnam. Diambil dari dokumentasi World Health Organization.

Sejak 3 Mei, negara ini telah mencatat lebih dari 11.000 kasus positif, dengan 845 kematian dan 1.876 penyembuhan. Namun, yang paling mengkhawatirkan warga negara adalah jumlah pasien yang berada di bawah pengawasan (PDP) —23.130 secara keseluruhan — karena mereka memiliki gejala coronavirus akut, serta 236.369 orang yang diawasi (ODPs), karena mereka menunjukkan gejala ringan dan mungkin telah dalam kontak dengan pasien yang sudah dites positif COVID-19.

Mendampingi masyarakat dalam masa isolasi mandiri dan non-darurat

Sementara pasien PDP memenuhi syarat untuk perawatan di rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah, ODP disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama dua minggu dan hanya akan menerima perawatan jika kondisinya memburuk. Di sinilah peran aplikasi teknologi kesehatan sangat dibutuhkan.

"Kami memang menerima permintaan konsultasi dari orang-orang yang mengasingkan diri," sebut Wicaksana. Dalam menangani pengguna di bawah isolasi mandiri, platform ini mengikuti pedoman Kementerian Kesehatan, yang mencakup prinsip jarak jauh fisik dengan orang lain yang berada di rumah yang sama, penggunaan peralatan kesehatan seperti masker wajah, dan pemeriksaan online berkala di Setidaknya sekali setiap dua hari.

Jika pengguna mengalami gejala lebih serius, dokter via GrabHealth akan membuat rekomendasi untuk segera mencari bantuan di fasilitas kesehatan.

Halodoc, salah satu perusahaan teknologi kesehatan terbesar di Indonesia, menerapkan kebijakan serupa untuk ODP selama telekonsultasi. "Pedoman ini telah disesuaikan dengan gejala pasien, termasuk pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian obat jika diperlukan," ujar sang CEO, Jonathan Sudharta.

Partner layanan telemedik pemerintah Indonesia. Cuplikan layar dari situs web resmi gugus tugas COVID-19 Indonesia.

Langkah ini turut didukung oleh pejabat pemerintah. Satuan tugas COVID-19 Indonesia memiliki tautan ke sembilan layanan telemedik di situs resmi mereka.

“Ini sangat baik untuk pasien yang sedang dalam masa isolasi mandiri, karena mereka dapat melanjutkan komunikasi dan menerima arahan melalui layanan startup ini,” menteri kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan kepada parlemen Indonesia pada awal April, seperti dilaporkan oleh Reuters.

Platform ini juga menyediakan layanan untuk kasus-kasus non-darurat guna mengurangi kunjungan rumah sakit pada masa krisis ini. GrabHealth dan Halodoc memiliki layanan konsultasi 24 jam gratis dengan mitra dokternya, serta layanan pengiriman obat dari apotek mitra aplikasi. Sudharta mengamati bahwa semakin banyak pengguna yang menggunakan fitur-fitur ini, terutama setelah pemerintah mendorong jarak fisik dan memberlakukan penguncian sebagian di beberapa kota.

Ada lagi pemain yang lebih kecil, sebuah platform diagnosis berbasis AI, Prixa, disadap oleh Kantor Staf Presidensial untuk mencatat hasil dari prosedur skrining mandiri yang diminta oleh aplikasi 10 Rumah Aman.

Didirikan pada tahun 2019, Prixa mengklaim berperan untuk membawa "solusi aksesibilitas terukur ke layanan kesehatan" ke meja. Platform ini menganalisis gejala pengguna menggunakan jawaban yang mereka masukkan ke dalam aplikasi, kemudian memberikan informasi tentang apa yang mungkin menjadi penyebabnya.

"Mesin kami didasari pada obat-obatan berbasis bukti, di mana tim dokter kami menganalisa penelitian yang dipublikasikan, memanfaatkan hasilnya, dan menggabungkannya dengan pedoman yang ditetapkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan untuk membuat alat yang komprehensif untuk menilai gejala dan risiko," CEO Prixa James Roring menyampaikan kepada KrASIA.

Fleksibilitas doker dalam bekerja

Para petugas kesehatan di Indonesia menghadapi kondisi sulit ketika harus bekerja mengelola dan mengatasi wabah. Mereka tidak memiliki peralatan pelindung yang layak dan terkuras secara fisik. Perhimpunan Dokter Indonesia (IDI) mengkonfirmasi bahwa 25 dari anggotanya telah meninggal. Beberapa korban tertular penyakit saat merawat pasien, sementara yang lain mungkin meninggal karena kelelahan.

GrabHealth mengonfirmasi beberapa mitra dokternya bekerja dua kali lipat dengan bertugas di rumah sakit dan kemudian melakukan telekonsultasi. Untuk menghindari pekerjaan yang berlebihan, platform membuat penyesuaian. “Beberapa mitra dokter kami yang masih bertugas di rumah sakit diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan jam konsultasi mereka dalam GrabHealth dalam masa sulit ini,” ujar Wicaksana.

Halodoc, di sisi lain, telah membawa lebih banyak dokter online. Saat ini, platform mencatap setidaknya 1.000 dokter untuk konsultasi terkait COVID-19. Dengan cara ini, beban kerja dapat ditanggung lebih banyak orang, mengurangi tingkat stres pada setiap dokter.

Berbagai platform hadir membantu pekerja medis serta profesional terkait. GrabHealth sedang mencanangkan rapid test gratis dan tes PCR untuk petugas layanan kesehatan dan mitra pengemudi Grab di sembilan kota. Mereka bertujuan untuk memberikan tes COVID-19 gratis kepada 5.000 orang hingga pertengahan Mei. Sementara Halodoc, bekerja sama dengan IDI dan lembaga lainnya, mendistribusikan 2.000 set APD, 2.000 pelindung wajah penuh, dan 100 sink portabel ke beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat di Jakarta.

Kesempatan baru dan peralihan kebiasaan

Krisis kesehatan publik global yang belum pernah terjadi sebelumnya kian mendorong adopsi cepat layanan digital di sektor kesehatan. Menurut executive insights oleh Galen Growth Asia, akan ada perubahan paradigma dalam ekosistem perawatan kesehatan dalam hal bagaimana pemangku kepentingan menerapkan alat digital.

Di Indonesia, jumlah orang yang menggunakan aplikasi teknologi kesehatan terus meningkat. Halodoc mencatat lebih dari 6 juta pengguna mengakses fitur skrining mandiri COVID-19 aplikasi sejak Maret, sementara jumlah pengguna meningkat tiga kali lipat. GrabHealth juga harus meningkatkan kapasitasnya empat kali lipat untuk memenuhi permintaan.

“Kami menyadari bahwa setiap orang menghadapi masa masa sulit. Gerakan rakyat terbatas di tengah pandemi ini," sambut Sudharta. "Teknologi memiliki peran penting sebagai jembatan untuk kebutuhan masyarakat, termasuk kebutuhan layanan kesehatan dan obat-obatan."

Dengan banyaknya orang Indonesia yang menggunakan layanan telemedik untuk pertama kalinya, ada kemungkinan besar bahwa mereka akan terus menggunakan platform ini jika membutuhkan solusi medis di kemudian hari. Wicaksana mewakili Good Doctor percaya bahwa banyak orang akan terus memanfaatkan kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh perusahaannya. “Momentum ini pasti akan mengubah cara orang mencari bantuan medis, dengan pola pikir 'online'. Jika mereka merasakan keluhan ringan, mereka mungkin beralih ke telemedik terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit,” tambahnya.

GrabHealth dan Good Doctor mengakui telemedik sebagai tren yang mungkin menjadi standar di masa depan, dan perusahaan akan meningkatkan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan orang Indonesia, terutama mereka yang merasa kesulitan untuk mendapat fasilitas kesehatan. Namun, ini tidak berarti telemedik akan menggantikan konsultasi dokter offline. Dua entitas saling melengkapi dalam perawatan pasien di tahap awal.

Sementara itu, pemain yang lebih kecil mendapatkan paparan melalui kolaborasi bersama lembaga pemerintah. "Prixa memang mendapatkan manfaat branding, meskipun itu bukan motif utama kami," kata Roring.

Bahkan sebelum pandemi, sektor kesehatan digital Indonesia telah menarik banyak investasi. Menurut Galen Growth Asia, platform kesehatan di Indonesia dan Singapura menerima sekitar 93% dari USD 226 juta dalam investasi perawatan kesehatan untuk wilayah tersebut. Halodoc dan Alodokter mengantongi dua kesepakatan besar yang jumlahnya mencapai USD 145 juta.

Setelah sbadai mulai reda, bukan tidak mungkin akan hadir unicorn baru Indonesia dari sektor teknologi kesehatan.

-Artikel ini pertama kali dirilis oleh KrASIA. Kembali dirilis sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again