7 October 2016

by Glenn Kaonang

Sony Luncurkan A6500, Kini Dilengkapi Layar Sentuh dan Image Stabilization 5-Axis

Pengguna bisa menentukan titik fokus dengan touchscreen meski tengah membidik menggunakan viewfinder

Hasil foto dan video yang berkualitas serta performa yang amat cepat menjadikan Sony A6300 sebagai salah satu kamera mirrorless terbaik yang bisa Anda beli saat ini. Hingga akhirnya tahtanya direbut oleh suksesornya sendiri, A6500, yang Sony perkenalkan kurang lebih delapan bulan setelah A6300.

Secara garis besar Sony A6500 adalah kamera yang sama seperti A6300. Desain bodinya tidak berubah, masih mengemas hand grip berukuran besar yang ergonomis. Sensor yang digunakan juga sama, APS-C 24,2 megapixel dengan kemampuan merekam video 4K yang sama pula.

Sistem autofocus-nya pun juga sama cepatnya, sanggup mengunci fokus dalam waktu 0,05 detik saja, dengan bekal 425 titik phase-detection yang akan menjamin akurasinya. Lalu apanya yang berubah? Mengapa Sony merasa perlu merilis penerus A6300 kalau kamera itu saja umurnya belum ada setahun?

Sony A6500 kini dilengkapi layar sentuh yang berfungsi bahkan ketika pengguna memakai viewfinder / Sony

Jawabannya ada dua: layar sentuh dan sistem image stabilization 5-axis. Saya pribadi sudah sejak lama mendambakan kamera mirrorless Sony yang dibekali dengan touchscreen. Kehadiran layar sentuh terbukti efektif dalam mempermudah pengguna menentukan titik fokus, seperti yang sudah saya alami selama beberapa tahun dengan kamera mirrrorless garapan Panasonic dan Olympus.

Jadi ketimbang susah-susah memakai tombol, pengguna A6500 bisa langsung menyentuh layar untuk menentukan titik fokus seperti ketika menggunakan smartphone. Fitur ini bahkan juga berfungsi saat menggunakan viewfinder, dimana layar otomatis beralih peran menjadi sebuah touchpad, lagi-lagi demi kenyamanan menentukan titik fokus secara cepat.

Spesifikasi Sony A6500 secara garis besar sama seperti A6300 / Sony

Setelah touchscreen, ada image stabilization 5-axis yang akan memastikan hasil foto tidak blur ketika memotret dengan shutter speed rendah tanpa memakai tripod. Efek kompensasinya setara 5 stopexposure, dan stabilization juga berfungsi dalam perekaman video.

Selebihnya, ada perubahan kecil berupa peningkatan buffer rate saat kamera dipakai untuk memotret tanpa henti. Kecepatannya sendiri masih sama di angka 11 fps, tapi buffer rate-nya meningkat menjadi sekitar 300 gambar dalam format JPEG, atau 100 gambar dalam format JPEG + RAW, sebelum akhirnya kamera menolak untuk mengambil gambar lagi kalau belum didiamkan beberapa saat.

Sony A6500 akan dipasarkan mulai akhir November seharga $1.400 (body only). Konsumen yang sudah terlanjur membeli A6300 tidak perlu minder dan tergesa-gesa ingin upgrade, budget yang tersedia mungkin akan lebih ideal jika dialokasikan ke lensa tambahan.

Sumber: DPReview.