28 July 2021

by Lukman Azis

Sony Umumkan Alpha ZV-E10, Versi Advanced dari ZV-1 untuk Content Creator

Ia adalah kamera mirrorless APS-C dengan lensa yang dapat ditukar kombinasi ZV-1 dan seringkas A5100

Sejak perkenalan Sony A6400 di awal tahun 2019, Sony mulai fokus menghadirkan perangkat yang dioptimalkan untuk para content creator. Pada tahun 2020, Sony memperkenalkan ZV-1 yang menghadirkan kemudahan dalam membuat konten.

Sony ZV-1 sendiri merupakan kamera compact premium bersensor 1 inci turunan RX100 series. Namun telah dirancang sepenuhnya untuk keperluan vlogging dengan layar vari-angle, serta dilengkapi hot shoe dan port mikrofon untuk memasang mikrofon eksternal.

Sebelumnya bila ZV-1 tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda, maka opsi terdekat yang bisa dipilih ialah A6100, A6400, dan A6600. Kabar baiknya, Sony telah memperkenalkan perangkat baru yang posisinya di tengah antara ZV-1 dan trio A6xxx series yang disebut Alpha ZV-E10.

Bila dilihat namanya, Alpha ZV-E10 tampaknya versi yang lebih advanced dari ZV-1. Ia adalah kamera mirrorless dengan lensa yang dapat ditukar bersensor CMOS Exmor APS-C 24MP yang sama seperti A6xxx series. Kalau dilihat dari desain, menurut saya mungkin bisa disebut sebagai penerus dari A5100.

Alpha ZV-E10 juga mewarisi fitur khusus video yang telah diakui dan disukai dari ZV-1. Termasuk 'Background Defocus' yang dapat beralih antara latar belakang buram (bokeh) dan tajam dengan mulus. Serta, mode 'Product Showcase Setting' yang memungkinkan kamera mengalihkan fokus dari wajah subjek ke objek yang disorot secara otomatis.

"Kami sangat antusias memperkenalkan Alpha ZV-E10, kamera dengan lensa yang dapat ditukar terbaru dari Sony, untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari para kreator. Kamera terbaru Alpha ZV-E10 merupakan alat yang ideal untuk para kreator foto dan video yang ingin bertransisi ke pengaturan yang lebih canggih, karena menggabungkan keserbagunaan dan kualitas gambar luar biasa dari kamera dengan lensa yang dapat ditukar yang didukung oleh sensor lebih besar dengan fitur ramah pengguna yang dirancang khusus untuk foto dan video, " ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Desain dan Fitur Sony Alpha ZV-E10

Alpha ZV-E10 mengusung desain video-first dalam bentuk yang ringkas dan ringan dengan bobot 343 gram. Dilihat dari panel atas, tampilannya cukup mirip terutama posisi mikrofon dan hot shoe.

Posisi tombolnya mengalami penyesuaian, tombol on/off diganti tuas dan tombol rana berpindah ke grip yang sedikit lebih besar dari milik ZV-1. Bagian belakang terdapat layar vari-angle bukaan samping 3 inci 920k dot yang memberikan fleksibilitas saat vlogging dan pengambilan gambar dari sudut tinggi atau rendah.

Untuk perekaman videonya, Alpha ZV-E10 mendukung hingga resolusi video 4K melalui pixel readout penuh tanpa pixel binning dengan Codec XAVC S dan bitrate 100Mbps. Juga Slow Motion 1080p 120fps dan turut didukung picture style seperti hybrid Log-Gamma (HDR), S-Gamut3.Cine, S-Log3, S-Gamut3, dan S-Log3. Lengkap dengan stabilisasi gambar elektronik dengan Mode Aktif yang menghadirkan perekaman video stabil, bahkan pada saat berjalan dan pengambilan gambar dengan tangan.

Berkat Fast Hybrid AF dan Real-time Eye AF untuk video, serta Real-time Tracking, Alpha ZV-E10 dapat melacak wajah dan mata subjek untuk pemfokusan otomatis yang cepat dan tepat. Pengguna juga dapat menyesuaikan pengaturan AF kamera, seperti AF Transition Speed dan AF Subject Shift Sensitivity untuk memilih antara pemfokusan cepat atau lambat.

Soal audio, Alpha ZV-E10 juga dilengkapi Directional 3-Capsule Mic internal dan wind screen untuk mengurangi kebisingan angin secara signifikan. Didukung dengan interface audio Digital melalui Multi Interface (MI) Shoe Cap dan jack mikrofon untuk menghubungkan mikrofon eksternal.

Baterai pada Alpha ZV-E10 diklaim dapat bertahan hingga 125 menit perekaman video atau 440 jepretan. Saat pengambilan gambar di dalam ruangan, catu daya AC seperti AC-PW20AM opsional dapat mengisi daya, sehingga pengguna dapat terus merekam tanpa mengkhawatirkan konsumsi baterai. Daya juga dapat disuplai melalui konektor USB Type-C.

Sony Alpha ZV-E10 dipastikan akan tersedia di Indonesia dalam waktu dekat dengan warna hitam dan putih. Harga globalnya berkisar US$700 atau sekitar Rp10,1 jutaan untuk body only atau US$800 atau Rp11,5 jutaan dengan lensa power zoom 16-50mm F3.5-5.6.