12 July 2016

by Glenn Kaonang

Spector Dapat Mengenali Font dan Warna dari Objek di Dunia Nyata Lalu Meneruskan Informasinya ke Komputer

Dijuluki "physical eyedropper" oleh kreatornya sendiri

Para desainer pasti pernah mengalami kejadian ini: ketika sedang mengerjakan sesuatu, entah itu poster atau karya seni visual lain, mereka mendapat inspirasi dari berbagai macam objek di sekitarnya. Objek itu bisa saja berupa tong sampah dengan warna oranye mencolok yang cocok untuk dijadikan latar belakang poster, atau sekadar sebuah buku dengan tipe font yang apik.

Yang kerap menjadi masalah adalah sang desainer lupa nama font yang dimaksud, dan ia juga tidak bisa menemukan warna oranye yang sama persis ketika kembali menggarap di depan layar komputernya. Berangkat dari permasalahan serupa, seorang pelajar di Royal College of Art bernama Fiona O'Leary mencoba merealisasikan idenya menjadi sebuah solusi yang cemerlang.

Buah pemikirannya tersebut adalah Spector, sebuah perangkat berwujud silinder yang dapat mengenali font maupun warna dari beragam objek di dunia nyata, lalu meneruskan informasinya ke software Adobe InDesign. Meski sejauh ini baru berupa prototipe, Spector sudah bisa bekerja sesuai keinginan penciptanya.

Cara menggunakan Spector sangat simpel: dalam kasus tong sampah oranye tadi, pengguna hanya perlu menempatkan Spector di atas permukaannya, lalu menekan tombol di atasnya. Sebuah kamera di dalam Spector kemudian akan menangkap gambar, lalu algoritma khusus bertugas untuk menerjemahkan gambar tersebut menjadi informasi kode warna CMYK atau RGB di komputer.

Prinsip yang sama juga berlaku untuk font. Ketika menemukan font yang bagus di suatu buku, pengguna tinggal menempatkan Spector di atasnya dan menekan tombol. Spector kemudian akan menyocokkan dengan database yang dimilikinya sebelum mengidentifikasi nama font yang dimaksud.

Sang kreator sengaja merancang Spector untuk digunakan saat pengguna sedang tidak bersama laptop atau komputernya, tepatnya ketika tengah mencari inspirasi selagi bersantai. Untuk itu, Spector telah mengemas memory yang dapat menyimpan hingga 20 jenis font yang dikenali dari objek dunia nyata.

Sejauh ini pengembangnya belum punya rencana pasti terkait potensi Spector menjadi produk yang bisa dibeli massal. Ia baru sebatas tertarik dengan ide untuk komersialisasi, dan tidak terburu-buru mewujudkannya.

Sumber: Wired.