24 April 2020

by Glenn Kaonang

Motorola Edge+ Adalah Flagship Pertama Motorola dalam Empat Tahun

Meluncur bersama Motorola Edge yang duduk di kelas premium midrange

Terakhir kali Motorola meluncurkan smartphone flagship adalah di tahun 2016, tepatnya ketika mereka memperkenalkan Moto Z dan Moto Z Force. Setelahnya, produk-produk yang dirilis Motorola tidak lebih dari ponsel kelas budget dan kelas midrange.

Tahun 2020 ini berbeda. Motorola baru saja menyingkap dua smartphone baru, yakni Motorola Edge dan Motorola Edge+. Edge+ adalah yang lebih menarik di antara keduanya, dengan spesifikasi nyaris tanpa kompromi. Jadi mari kita bahas Edge+ lebih dulu.

Kita mulai dari wajahnya. Seperti yang bisa dilihat, nyaris seluruh bagian depan Edge+ diselimuti layar. Panel layar yang digunakan juga cukup istimewa: AMOLED 6,7 inci beresolusi 1080p, dengan refresh rate 90 Hz dan dukungan konten berformat HDR10+.

Bagian samping layarnya melengkung cukup ekstrem, hampir 90° kalau kata Motorola, dan tentu saja sudah ada sensor sidik jari di balik layarnya. Lubang di ujung kiri atas layarnya dihuni oleh kamera selfie 25 megapixel.

Masih seputar kamera, Edge+ mengemas tiga kamera belakang: kamera utama 108 megapixel f/1.8 dengan OIS (mirip punya Xiaomi Mi Note 10 Pro, bukan Samsung), kamera ultrawide 16 megapixel dengan sudut pandang 117° yang merangkap peran sebagai kamera macro, dan kamera telephoto 8 megapixel dengan 3x optical zoom dan OIS.

Edge+ juga dibekali depth sensor, dan menurut saya Motorola perlu diapresiasi karena tidak mempromosikannya sebagai kamera keempat mengingat fungsinya hanya sebatas untuk merekam informasi kedalaman (untuk meningkatkan kualitas foto Portrait Mode). Untuk video, Edge+ sanggup merekam dalam resolusi maksimum 6K, bukan 8K.

Motorola tidak mau main-main perihal performa. Edge+ datang membawa chipset Snapdragon 865, RAM LPDDR5 12 GB, dan storage internal UFS 3.0 256 GB. Baterainya sangat besar – 5.000 mAh – dan mendukung fast charging 18 W via USB-C maupun wireless charging. Motorola mengklaim baterainya cukup besar untuk bertahan sampai 2 hari pemakaian.

Satu detail yang mungkin terdengar agak mengejutkan di tahun 2020 ini adalah, Edge+ masih mengemas headphone jack. Perangkat ini kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan Mei seharga 1.199 euro (± Rp 20,1 juta).

Motorola Edge

Tidak seperti Edge+, Motorola Edge mungkin lebih pantas dimasukkan kategori premium midrange, sebab ada beberapa spesifikasi yang dikurangi demi menekan harga jualnya secara signifikan.

Di bagian layar, Edge mengusung panel AMOLED 6,7 inci yang sama, lengkap dengan resolusi 1080p dan refresh rate 90 Hz, tapi tanpa dukungan HDR+. Edge juga dibekali kamera depan model hole-punch dengan resolusi 25 megapixel.

Beralih ke belakang, kamera utamanya di-downgrade menjadi 64 megapixel. Kamera telephoto-nya tetap 16 megapixel, tapi cuma menawarkan 2x optical zoom dan tidak disertai OIS. Selebihnya, Edge mempunyai kamera ultrawide dan depth sensor yang sama, tapi entah mengapa di sini depth sensor-nya diberi lensa yang sama besar seperti kamera lainnya.

Performanya juga berbeda jauh, sebab Edge hanya ditenagai chipset Snapdragon 765G, RAM 6 GB, dan storage 128 GB. Lucunya, Edge turut dilengkapi slot microSD, sedangkan Edge+ tidak. Baterainya sedikit lebih kecil di angka 4.500 mAh, akan tetapi tetap mendukung fast charging 18 W. Yang absen di sini adalah dukungan wireless charging.

Lalu seberapa terjangkau Motorola Edge dibanding Edge+? Separuhnya. Motorola berniat menjual perangkat ini seharga 599 euro (± Rp 10 juta).

Sumber: GSM Arena.