1. Startup

Startup Pengembang Kemasan Ramah Lingkungan “Plepah” Terima Pendanaan dari BRI Ventures

Plepah memproduksi kemasan alat makan ramah lingkungan menggunakan bahan mentah limbah pohon pinang

BRI Ventures, melalui Dana Ventura Sembrani Kiqani, melakukan investasi tahap awal untuk startup produsen kemasan ramah lingkungan "Plepah" dengan nominal dirahasiakan. Perusahaan akan memanfaatkan dana segar untuk memvalidasi konsep sustainable business yang mampu bertumbuh, dengan cara meningkatkan kapasitas demi mengurangi harga, penguatan tim, dan mempersiapkan ekosistem bisnis yang menerapkan ESG (Environmental, Social, and Governance) mengacu pada SDG (Sustainable Development Goals).

Plepah didirikan pada 2018 oleh Rengkuh Banyu Mahandaru bersama rekan-rekannya yang berfokus sebagai produsen kemasan alat makan ramah lingkungan berbasis organik nonkayu hutan (NTFP) yang menggunakan bahan mentah limbah komoditas pohon pinang. Startup ini juga mengedepankan konsep komunitas yang memberdayakan desa dan masyarakat di Sumatera Selatan dan Jambi dengan memanfaatkan tenaga kerjanya untuk mengolah limbah sebagai pendapatan ekonomi alternatif.

Sembrani Kiqani merupakan kendaraan investasi yang dirintis BRI Ventures pada November 2021 ditugaskan untuk menyutikkan pendanaan tahap awal kepada startup yang bergerak di sektor D2C dan consumer platform. Salah satu portofolionya adalah Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA), perusahaan game berbasis blockchain.

Dalam keterangan resmi, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengungkapkan, selama dua tahun belakangan sektor D2C menunjukkan pertumbuhan yang sangat masif. Negara ini membutuhkan inisiatif pendanaan yang ditujukan pada merek lokal di bidang fesyen, kuliner, dan kecantikan yang berkembang pesat saat ini.

“Ini dapat menjadi awal Indonesia sebagai creative economy powerhouse. Brand yang berasal dari Indonesia kita harapkan bisa menjadi pemenang di negara ini, sehingga mampu berkompetisi dengan brand global yang semakin banyak masuk ke tanah air. Hal ini menjadi semangat kami dalam menjalankan inisiatif Sembrani Kiqani,” ujar Nicko dalam keterangan resmi, Senin (30/5).

Direktur Investasi BRI Ventures Markus Liman Rahardja menambahkan, investasi yang diberikan BRI Ventures ini diharapkan dapat mendorong Plepah untuk tetap mengembangkan bisnis dan produknya. Serta, berkontribusi pada percepatan adopsi produk ramah lingkungan di Indonesia.

“Investasi kepada perusahaan ramah lingkungan ini sekaligus menegaskan posisi BRI Ventures sebagai salah satu venture capital yang melihat sebuah startup tidak hanya financially healthy but also environmentally friendly,” kata Markus.

Plepah

Bicara potensi Plepah, sepanjang pandemi membuat layanan pesan-antar di Jabodetabek meningkat sebesar 47%. kondisi tersebut membuat jumlah sampah plastik sekali pakai melambung tinggi. Dengan potensi industri ini terbesar di Asia Tenggara, Indonesia turut menyumbang sampah kemasan plastik sekali pakai sebanyak 561 juta unit setiap bulannya.

Di saat yang bersamaan, kesadaran masyarakat kalangan muda terhadap perubahan iklim diklaim kian meningkat. Hal ini ditandai dengan statistik sebanyak 13,48 juta masyarakat kelompok tersebut yang lebih memilih merek ramah lingkungan. Oleh karenanya, Plepah berkomitmen untuk mengurangi jumlah sampah plastik sekali pakai hingga 15 juta unit mulai tahun depan.

Co-founder & CEO Plepah Rengkuh Banyu Mahandaru menuturkan, startupnya menggunakan operasional berbasis komunitas, dengan memberdayakan masyarakat sekitar kawasan perkebunan, khususnya di pulau Sumatera dengan memberikan mereka pendapatan alternatif dalam proses pengolahan bahan mentah pelepah pinang. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan tiga SDG dari PBB sebagai acuannya.

“Sepanjang proses, Plepah menyatukan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak di Indonesia, serta bersama-sama menjalankan berbagai kegiatan untuk merancang dan menghasilkan sistem yang berkelanjutan dan menyeluruh demi menjawab tantangan masalah lingkungan dan sosial di Indonesia,” kata Rengkuh.

More Coverage:

CMO Plepah Almira turut menambahkan, penyebab tingginya sampah plastik di Indonesia juga diakibatkan oleh pengelolaan sampah plastik yang kurang baik. Jumlah sampai plastik mencapai angka total 68,5 juta ton pada 2021. “Tren ini juga diprediksi akan terus naik hingga 5% setiap tahunnya, jika pengelolaan sampah dan produk alternatif seperti kemasan ramah lingkungan tidak digiatkan dari sekarang,” ujarnya.

Saat ini, perusahaan bekerja sama dengan beberapa merek kosmetik, fesyen, dan makanan, baik dari lokal maupun global untuk menggunakan produk sustainable packaging Plepah sebagai produk substitusi yang lebih ramah lingkungan dan eco-friendly.

Solusi serupa juga ditawarkan oleh Evo & Co yang menawarkan produk substitusi alat makan dan kantong plastik yang terbuat dari bahan ramah lingkungan, seperti rumput laut, singkong, tebu, dan sebagainya. Startup ini juga memperoleh pendanaan tahap awal dari ANGO Ventures pada Agustus 2021.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again