Statistik Industri Game dan Esports Selama Pandemi

Sepanjang 2020, industri game justru tumbuh pesat karena semakin banyak orang bermain game selama lockdown

Banyak perusahaan yang gulung tikar akibat pandemi COVID-19. Memang, pandemi tidak hanya berdampak pada kesehatan dunia, tapi juga pada ekonomi. Akibat pandemi, Indonesia kini dinyatakan memasuki resesi. Namun, tidak semua industri mengalami masalah karena pandemi. Industri game justru tumbuh di tengah pandemi. Memang, pandemi membuat developer kesulitan untuk membuat game karena para pekerjanya harus bekerja dari rumah. Meskipun begitu, mereka diuntungkan karena semakin banyak orang yang bermain game.

 

Industri Game Selama Pandemi

Pada 2020, Newzoo memperkirakan, industri game akan bernilai US$174,9 miliar, naik 19,6% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan Newzoo pada Mei 2020. Ketika itu, mereka menduga, valuasi industri game hanya akan mencapai US$159,3 miliar, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 9,3% dari tahun 2019. Hal ini menunjukkan bagaimana industri game justru diuntungkan oleh pandemi. Memang, selama lockdown akibat pandemi, semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan bermain game.

Di dunia, Asia Pasifik masih menjadi region dengan kontribusi paling besar pada total pemasukan industri game. Kawasan Asia Pasifik menyumbangkan US$84,3 miliar atau sekitar 48% dari total pemasukan industri game global. Amerika Utara memberikan kontribusi terbesar kedua dengan kontribusi sebesar US$44,7 miliar (26% dari total nilai industri game) dan Eropa di posisi ketiga dengan kontribusi US$32,9 mliiar (19% dari total nilai industri game).

Pemasukan industri game global pada 2020, berdasarkan region. | Sumber: Newzoo

Namun, kawasan yang memiliki pertumbuhan paling tinggi adalah Timur Tengah & Afrika. Pada 2020, nilai industri game di Timur Tengah & Afrika naik 30,2% dari tahun lalu. Sebagai perbandingan, pertumbuhan industri game di Asia Pasifik hanya mencapai 17,5%, Eropa 19,9%, Amerika Utara 21,4%, dan Amerika Latin 25,2%.

Tiongkok masih menjadi negara dengan pasar game paling besar di dunia. Di Tiongkok, nilai industri game mencapai US$44 miliar. Posisi kedua diisi oleh Amerika Serikat, yang memiliki nilai pasar game sebesar US$41,3 miliar. Kedua negara ini menyumbangkan 49% dari total industri game di dunia.

Sementara itu, dari segi platform industri game terbagi menjadi tiga segmen: PC, konsol, dan mobile. Sepanjang pandemi, pemasukan untuk tiga segmen itu lebih tinggi dari perkiraan awal Newzoo. Total pemasukan dari game PC mencapai US$37,4 miliar, naik dari US$36,9 miliar. Sementara pemasukan segmen konsol naik dari US$45,2 miliar menjadi US$51,2 miliar. Mobile mendapatkan pemasukan paling tinggi, dengan total pemasukan US$86,3 miliar, naik dari perkiraan awal US$77,2 miliar.

Saat ini, mobile menjadi kontributor terbesar pada total pemasukan industri game di dunia. Dengan pemasukan US$86,2 miliar, mobile game memberikan kontribusi sebesar 49%. Sementara segmen konsol memberikan kontribusi sebesar 29% dengan pemasukan US$51,2 miliar dan PC memberikan kontribusi 22% atau sekitar US$37,4 miliar.

Pemasukan industri game di dunia, berdasarkan segmentasi platform. | Sumber: Newzoo

Salah satu alasan mengapa mobile game bisa menyumbangkan 49% dari total pemasukan industri game adalah karena rendahnya barrier to entry untuk mobile game. Anda bisa menemukan banyak smartphone dengan harga yang lebih murah dari konsol, walau tentu saja, smartphone itu tidak se-powerful konsol atau PC. Selain itu, banyak mobile game yang bisa dimainkan gratis. Hal ini membuat mobile menjadi platform yang ideal bagi orang yang ingin mencoba untuk bermain game tanpa harus mengeluarkan banyak modal.

Menariknya, konsol menjadi segmen gaming yang mengalami pertumbuhan paling besar. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pemasukan game konsol tahun ini naik 21%. Padahal, tahun ini, Sony dan Microsoft meluncurkan konsol baru mereka, PlayStation 5 dan Xbox Series X. Biasanya, pemasukan dari game konsol akan turun menjelang peluncuran konsol baru karena gamer lebih memilih untuk menabung agar bisa membeli konsol next-gen daripada membeli game atau konsol current-gen.

 

Jumlah Download dan Pemasukan Mobile Game Selama Q3 2020

Seperti yang sudah disebutkan di atas, industri mobile game terus tumbuh sepanjang 2020. Pada Q1 2020, pemasukan mobile game naik 10,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sementara pada Q2 2020, angka pertumbuhan itu naik menjadi 27%, menurut data dari Sensor Tower. Tren ini berlanjut sampai Q3 2020.

Pada Q3 2020, pemasukan industri mobile game naik 26,7%, menjadi US$20,9 miliar. Pengguna iPhone memberikan kontribusi sebesar US$12,4 miliar atau sekitar 59,3% dari total pemasukan industri mobile game sepanjang Q3 2020. Sementara 40,7% sisanya (sekitar US$8,5 miliar) berasal dari pengguna Android. Namun, jika Anda melihat pertumbuhan pendapatan, maka Android masih lebih unggul dengan angka pertumbuhan per tahun mencapai 30,8%. Sebagai perbandingan, angka pertumbuhan pemasukan industri mobile game untuk iOS pada Q3 2020 hanya mencapai 24%.

10 game dengan pemasukan terbesar pada Q3 2020. | Sumber: Sensor Tower

Pada Q3 2020, mobile game yang memiliki pemasukan paling besar adalah Honor of Kings, diikuti oleh PUBG Mobile. Keduanya merupakan game di bawah Tencent. Menariknya, pada Q2 2020, kedua game ini juga menjadi dua mobile game dengan pemasukan tertingggi. Hanya saja, pada Q2 2020, PUBG Mobile duduk di nomor satu, sementara Honor of Kings ada di peringkat dua. Pada Q3 2020, pemasukan Honor of Kings dan versi internasionl dari game itu, Arena of Valor, tumbuh 65% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara pemasukan PUBG Mobile naik 28%.

Tak hanya pemasukan, total download mobile game pada Q3 2020 juga mengalami kenaikan. Sepanjang Q3 2020, total download mobile game mencapai 14,2 miliar, naik 28% dari Q3 2019. Android menjadi pendorong naiknya total download mobile game. Sistem operasi buatan mobile itu menyumbangkan 11,9 miliar download pada Q3 2020. Angka itu naik 36,8% jika dibandingkan dengan Q3 2019. Sebaliknya, total download mobile game di iOS justru turun 4,2%, dari 2,4 miliar pada Q3 2019 menjadi 2,3 miliar pada Q3 2020.

 

Kenapa Industri Game Justru Tumbuh Selama Pandemi?

Selama pandemi, masyarakat diminta untuk tetap di rumah. Sekolah-sekolah pun mengadakan kelas online. Sementara itu, tidak sedikit perusahaan yang menetapkan work-from-home (WFH) untuk para karyawannya. Di satu sisi, hal ini berarti orang-orang punya lebih banyak waktu luang karena tidak harus menghabiskan banyak waktunya di perjalanan. Di sisi lain, jenis hiburan yang bisa didapatkan orang-orang menjadi sangat terbatas karena mereka harus diam di rumah. Alhasil, bermain game menjadi salah satu hiburan utama bagi orang-orang selama lockdown.

Alasan lain mengapa banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk bermain game selama pandemi adalah karena bermain game bisa menjadi cara bagi mereka untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Memang, bagi orang-orang yang sedang merantau atau tinggal jauh dari keluarga, dunia maya menjadi tempat yang aman untuk melepas rindu di tengah pandemi corona. Memang, dalam laporannya, Newzoo menyebutkan, sosialisasi merupakan salah satu alasan utama mengapa banyak orang bermain game selama pandemi.

Among Us jadi salah satu game yang populer di tengah pandemi. | Sumber: Steam

Karena itu, jangan heran jika game-game yang populer di tengah pandemi adalah game online yang memungkinkan pemainnya untuk bermain bersama teman dan keluarga mereka. Sebut saja Animal Crossing: New Horizons, Fall Guys, sampai Among Us. Ketiga game itu memang menawarkan gameplay yang berbeda-beda. Namun, ketiganya punya satu kesamaan, yaitu gameplay yang memungkinkan para pemainnya untuk terhubung dengan pemain lain.

Terakhir, alasan mengapa game mendadak menjadi sangat populer adalah karena game dapat mengalihkan perhatian para pemainnya dari dunia nyata. Ketika Anda sedang bermain game, Anda tidak harus memikirkan tugas sekolah atau kuliah yang menumpuk atau pekerjaan yang harus Anda selesaikan. Di dunia game, Anda tidak perlu khawatir akan pandemi virus corona -- kecuali kalau Anda sedang memainkan game Pandemic.

 

Industri Esports di Tengah Pandemi

Sama seperti industri game, industri esports juga sempat mendulang untung selama pandemi. Pasalnya, banyak kompetisi olahraga yang harus ditunda atau dibatalkan karena lockdown dan digantikan oleh turnamen esports, mulai dari basket, sepak bola, hingga bakapan. Hal ini tidak hanya membuat jumlah penonton esports naik, tapi juga membuat esports menjadi semakin dikenal masyarakat luas.

Jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo

Pada 2020, Newzoo memperkirakan, jumlah penonton esports akan mencapai 495 juta orang, naik 11,7% dari tahun lalu. Sekitar 223 juta orang merupakan esports enthusiasts sementara 272 juta orang lainnya merupakan occasional viewers. Dalam beberapa tahun ke depan, jumlah penonton esports tampaknya masih akan naik. Pada 2023, jumlah penonton esports diproyeksikan akan menembus 646 juta orang dengan pembagian 295 juta esports enthusiasts dan 351 juta occasional viewers.

Sayangnya, pandemi juga memberikan dampak buruk pada industri esports. Memang, turnamen esports masih bisa diadakan secara online. Namun, akibat pandemi, sejumlah turnamen esports besar harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Salah satunya adalah The International. Valve memutuskan untuk menunda turnamen Dota 2 terbesar tahunan itu ke tahun depan.

Ketiadaan turnamen esports offline memengaruhi beberapa sumber pemasukan industri esports, seperti penjualan tiket dan merchandise. Dan hal ini membuat valuasi industri esports secara keseluruhan anjlok. Pada Mei 2020, industri esports diperkirakan akan memiliki valuasi US$1,1 miliar. Namun, Newzoo merevisi perkiraan tersebut menjadi US$950 juta akibat pandemi.

Beberapa sumber pemasukan industri esports pada 2020. | Sumber: Newzoo

Seperti yang bisa Anda lihat pada tabel di atas, sponsorship masih menjadi sumber pemasukan nomor satu di industri esports. Dengan pemasukan US$584,1 juta, sponsorship menyumbangkan 61,5% dari total pendapaatn industri esports tahun ini. Kontributor terbesar kedua adalah hak siar media dengan kontribusi US$163,3 juta atau sekitar 17,2% dari total pemasukan industri esports.

 

Penutup

Selama pandemi, industri game justru berkembang. Tidak hanya angka penjualan game naik, begitu juga dengan tingkat engagement para gamer. Namun, belum diketahui apakah para gamer akan tetap seaktif ini setelah pandemi berakhir. Menurut Newzoo, pandemi tidak mengubah kebiasaan para gamer. Pandemi hanya membuat tren yang telah terlihat di era Sebelum Corona terealisasi dengan lebih cepat.

Satu hal yang pasti, industri game masih akan tumbuh di masa depan. Dalam waktu 3 tahun, Newzoo memperkirakan, nilai industri game akan menembus angka US$200 miliar. Pada 2023, pemasukan industri game akan mencapai US$217,9 miliar. Meskipun begitu, ada kemungkinan, industri game akan mengalami masalah jika terjadi resesi di berbagai negara akibat pandemi.

Sementara bagi industri esports, pandemi layaknya pisau bermata dua. Di satu sisi, pandemi membuat jumlah penonton turnamen esports online naik. Di sisi lain, industri esports juga dirugikan karena turnamen esports offline tak bisa diadakan. Alhasil, ada sejumlah organisasi esports yang tumbang selama pandemi.

Sumber: Newzoo, Sensor Tower,