Daftar Tayangan Esports Terpopuler Bulan November 2020

Game mobile semakin mendominasi. Free Fire mencuat di tengah kemelut pemblokiran PUBG Mobile di India dan perubahan format turnamen MPL Invitational.

Tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Situasi pandemi yang terjadi sedikit banyak memberi pengaruh kepada ekosistem esports walau memang situasi pandemi tidak sepenuhnya menyurutkan geliatnya. Salah satu keuntungannya adalah karena esports yang berdiri di atas ekosistem digital. Ketika pandemi menyerang, turnamen online menjadi alternatif walau tentu dengan berbagai tantangan dalam penyelenggaraanya.

Lalu apa kabar performa tayangan turnamen esports ketika semua format pertandingan diubah menjadi online? Esports Charts baru saja merilis laporan tayangan esports terpopuler bulan November 2020. Satu sorotan paling menarik dari laporan tersebut adalah dominasi mobilegames di dalam daftar. Dominasi tersebut terjadi karena 5 game dengan jumlah peak viewers paling tinggi di bulan November berasal dari tayangan esportsgamemobile.

Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 - Sumber: Esports Charts

Tiga mobilegames yang jadi primadona adalah Free Fire, PUBG Mobile dan Mobile Legends: Bang Bang. Game Free Fire mengisi tiga besar tayangan esports terpopuler. Free Fire Continental Series 2020 Asia (FFCS Asia) memuncaki daftar dengan catatan 1.581.517 peak viewers. Setelah itu diikuti oleh FFCS Americas dengan 1.297.650 peak viewers di peringkat kedua dan FF League 2020 Clausura dengan 1.257.078 peak viewers di peringkat ketiga.

PUBG Mobile dan Mobile Legends mengisi peringkat ke-4 dan 5. Untuk PUBG Mobile ada tayangan PMGC Season 0 dengan 564.213 peak viewers. Untuk MLBB ada tayangan pertandingan EVOS Legends vs Alter Ego pada turnamen ONE Esports MPL Invitational dengan 514.439 peak viewers.

Jika kita runut ke belakang, bisa dibilang bahwa momen ini adalah kali pertama turnamen Free Fire di Asia bisa memuncaki daftar. Sebelum-sebelumnya Free Fire selalu jadi primadona di Amerika Latin sehingga jumlah penontonnya jarang bisa dikalahkan oleh tayangan esports Free Fire tingkat Asia ataupun lokal Indonesia sendiri. Salah satu penyebab kejadian ini mungkin bisa dikatakan karena pemblokiran PUBG Mobile di India pada bulan September 2020.

Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa - Sumber: Esports Charts

Memang tayangan berbahasa India FFCS Asia 2020 adalah yang paling banyak ditonton. Tayangan berbahasa India mencatatkan total 642.759 peak viewers. Sementara itu tayangan berhasa Indonesia mencatatkan 422.822 peak viewers ada di peringkat 2 dan tayangan bahasa Thailand dengan total 302.333 peak viewers ada di peringkat 3. Melihat dari data tersebut dan mengingat banyaknya pemain genre Battle Royale di India, bisa jadi pemblokiran PUBG Mobile menyebabkan banyak pemain jadi main dan menonton esports Free Fire karena game tersebut tidak kena blokir.

Dampak pemblokiran tersebut juga bisa kita lihat sendiri dari catatan peak viewers tayangan PMGC 2020: Season Zero. Tanpa kehadiran tim asal India, jumlah penonton tayangan esports PUBG Mobile mengalami penurunan sekitar 50% dibandingkan dengan tayangan PMWL: East Region pada bulan Agustus 2020 lalu. Pertandingan pembukaan PMGC 2020 hanya berhasil mencatatkan 500 ribuan peak viewers sementara pertandingan penutup PMWL 2020 berhasil mencatatkan 1 juta lebih peak viewers.

Bukti atas hal tersebut bisa kita lihat sendiri dari pembagian jumlah penonton berdasarkan bahasa tayangan. Pada pembagian peak viewers berdasarkan bahasa, kita bisa melihat bagaimana Indonesia mendominasi angkanya dengan jumlah 308.416 peak viewers. Tayangan bahasa Malaysia dengan 100.140 peak viewers berada di peringkat 2 sementara tayangan bahasa Inggris dengan 81.253 berada di peringkat 3.

Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa - Sumber: Esports Charts

Tanpa kehadiran tim asal India, tayangan berbahasa India mengalami penurunan yang amat drastis. Sebelumnya jumlah peak viewers tayangan esports PUBG Mobile bahasa India bersaing dengan tayangan bahasa Indonesia. Kini, tayangan bahasa India hanya mencatatkan 58.254 peak viewers di peringkat 5.

Hal lain yang juga perlu disoroti adalah tayangan esports MLBB yang mengalami penurunan jumlah penonton cukup drastis. Berkaca pada daftar bulan Oktober 2020 lalu kita melihat pertandingan MPL ID Season 6 berhasil mencatatkan 2.849.970 peak viewers. Sementara itu pada sisi lain pertandingan MPL Invitational kemarin hanya mencatatkan lima ratus ribu lebih peak viewers saja.

Jika melihat data tersebut, maka popularitas tayangan esports MLBB yang terpusat pada penonton Indonesia jadi tak tertampikkan lagi. Padahal skala pertandingan MPL Invitational jauh lebih luas dibandingkan dengan MPL Indonesia. MPL Invitational mempertandingkan 20 tim asal 5 negara empat regional liga MPL: Indonesia, Malaysia/Singapura, Myanmar, dan Filipina. Selain itu pertandingan MPL Invitational juga menyajikan sedikit perbedaan format dengan memisah empat regional MPL di bracket yang berbeda.

Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa - Sumber: Esports Charts

Dari apa yang saya amati, perubahan format tersebut dilakukan untuk mencapai dua hal. Pertama, memberikan semua regional MPL kesempatan berkompetisi yang sama. Kedua, sebagai usaha memecah penonton tayangan esports MLBB agar tidak terlalu fokus di Indonesia.

Pada akhirnya, perubahan format tersebut ternyata tidak berhasil mencapai apapun. Penonton tayangan esports MPL Invitational tetap terpusat pada tayangan berbahasa Indonesia dan pertandingan tim Indonesia. Kekalahan Bren Esports asal Filipina terhadap Alter Ego dengan skor 3-0 sedikit banyak juga membuktikan bahwa tim MPL luar Indonesia masih kalah kelas.

Dari daftar ini, kita juga dapat melihat bagaimana Free Fire berhasil mencuat naik di tengah kemelut yang terjadi pada skena esportsgamemobile lain yaitu MLBB dan PUBG Mobile. Pada sisi lain, dominasi gamemobile sendiri terjadi karena memang banyak esports game PC yang sedang dalam fase rehat di akhir tahun ini.

Seperti kita lihat sendiri, skena League of Legends baru saja rampung pasca kemenangan Damwon Gaming di gelaran Worlds 2020 bulan Oktober 2020 lalu. Esports CS:GO memang masih berjalan, namun format ekosistem terbuka yang diterapkan membuat para penikmatnya kadang jadi terpecah-pecah ke beberapa turnamen sekaligus. Skena Dota 2 juga sedang mengalami beberapa masalah dan terbilang kesulitan mengumpulkan para penggemarnya tanpa helatan terakbar, The International.

Melihat keadaan ini, game mobile sepertinya akan semakin mendominasi ekosistem esports lagi di tahun 2021 mendatang. Apalagi ditambah juga dengan kehadiran game seperti Wild Rift. Bukan tidak mungkin popularitas esports Wild Rift akan menyalip League of Legends apabila Riot Games memulai memupuk skena kompetitifnya di tahun 2021 mendatang.

Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id