1. Startup

“Terganggu” Penetrasi Startup, Taksi Express Tak Mampu Capai Target Pendapatan

Hanya mengharapkan pendapatan tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu

Ramai polemik perusahaan teknologi yang menyasar segmen transportasi nyatanya turut menyeret perusahaan taksi Express. Gagal memanfaatkan keadaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, Express kabarnya menurunkan target agar realistis.

Bisa dibilang Uber menjadi salah satu yang paling berkontribusi dalam proses ini. Meskipun begitu, Uber telah masuk ke Indonesia sejak tahun lalu bukan dalam waktu dekat ini. “Mengganggu” tatanan transportasi roda empat memanfaatkan teknologi seharusnya sudah cukup bagi pihak Express untuk menganggap sebagai peringatan segera merevolusi pelayanannya. Respon Express dengan menelurkan aplikasi mobile ternyata kurang membantu banyak hingga kini.

Hantaman keras kembali dilontarkan oleh Uber dengan merilis layanan UberX di Jakarta. Tak ayal jika Express mulai gusar pada titik ini, pasalnya tarif yang ditawarkan UberX lebih murah beserta tunjangan lainnya yang tak ditawarkan oleh armada taksi pada umumnya.

Medan kompetisi semakin seru ketika GrabTaxi, yang semulanya sedikit banyak membantu Express menjangkau penumpang lebih banyak, meluncurkan GrabCar. Singkatnya, GrabCar merupakan cara GrabTaxi untuk menyaingi Uber. Bedanya adalah GrabCar memiliki metode pembayaran secara tunai, sementara Uber menggunakan kartu kredit yang penetrasinya terbilang masih kecil di Indonesia.

Seakan belum cukup babak belur, Express dihadapkan oleh pesaing yang bahkan tidak berada dalam kelasnya, yakni ojek. Go-Jek merilis aplikasi pemesanan jasa transportasi roda dua pada bulan Januari silam, kemudian disusul oleh peluncuran GrabBike oleh GrabTaxi beberapa bulan setelahnya. Tren transportasi ojek online tergiring oleh pengadopsian kedua aplikasi tersebut yang terbilang cukup tinggi setelah masyarakat mendengar kabarnya yang santer terdengar di mana-mana.

Dalam pemberitaan Kontan siang ini (13/10), PT Express Transindo Utama Tbk selaku pemilik taksi Express mengungkapkan pesimisme mereka kepada kinerja perusahaan di kuartal ketiga tahun ini. Sebelumnya Express dikabarkan mematok target pendapatan sebesar 20%-30% sepanjang tahun ini. Namun melihat keadaan pasar yang berbeda, Express mencoba sedikit realistis.

“Sepertinya kami harus merevisi target karena perfomance di kuartal III tidak sebaik yang kami diharapkan," papar Sekretaris Perusahaan Express Merry Angraini, seperti dikutip dari Kontan. Pihaknya hanya berharap meraup pendapatan tahun ini lebih baik daripada tahun lalu.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again