4 August 2014

by Yoga Wisesa

Tim Riset Asal Denmark Kembangkan Koneksi Jaringan Berkecepatan 43Tbps

Upaya manusia untuk mendongkrak teknologi konektivitas terus berlangsung. USB 3.0 dengan kecepatan transfer 625 MB per detik terasa sudah lebih dari cukup. Kemudian koneksi jaringan komersial tercepat saat ini telah mencapai 100Gbps (atau 12,5GBps). Tapi untuk sebagian orang, bahkan belasan gigabyte per detik tak membuat mereka berpuas diri.

Memanfaatkan teknologi fiber optic terbaru, tim peneliti dari Technical University of Denmark (Universitas Teknik Denmark) berhasil memecahkan rekor baru kecepatan transfer data. Hasil karya mereka itu mampu 'meluncurkan' 43 terabit data dalam satu detik. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, bit dan byte adalah satuan yang sering tertukar. 43 terabit setara dengan 5,4 terabyte, atau 5.375 gigabyte.

Dengan demikian, jika Anda kebetulan berkesempatan untuk menguji jaringan fiber optic Technical University of Denmark, Anda dapat memindahkan konten hard disk berkapasitas 1 terabyte dalam waktu seperlima detik. Pada tahun 2009, para talenta yang sama sukses menembus batasan kecepatan 1Tbps.

 

Info menarik: Google Ingin Memastikan Internet Tetap Aman dengan Mengumumkan Project Zero

 

Hal menarik tentang teknologi ini adalah tim DTU menggunakan koneksi 'single-laser-single-fiber'. Sebenarnya sudah ada banyak teknologi koneksi lain yang menawarkan kecepatan ribuan terabit (petabit) dalam satu detik, namun mayoritas dari mereka hanya merupakan eksperimen dan sangat sulit diimplementasikan secara komersil atau untuk kegunaan praktis.

DTU memanfaatkan filamen serat kaca tunggal yang memiliki channel-channel individual di dalamnya. Serat optik tersebut diproduksi oleh perusahaan telekomunikasi asal Jepang, NTT, dimana tiap serat memiliki tujuh buah 'core'. Beberapa tahun lalu, memproduksi fiber optic multi-core seperti ini terbukti sangat sulit dan memakan banyak biaya. Namun sekarang NTT sudah siap menyalurkannya dalam skala komersil.

Sayangnya selain teknologi fiber optic baru di atas, para peneliti asal Denmark itu belum mengungkapkan lebih detail bagaimana mereka menekan 5,4 terabyte data ke dalam sebuah serat optik. Berdasarkan penjelasan Extreme Tech, ada dua metode standar untuk mendongkrak kecepatan perpindahan data via fiber optic: SDM (spatial-division multiplexing) atau WDM (wavelength-division multiplexing).

 

Info menarik: Akamai: Kecepatan Rata-Rata Internet Indonesia Awal Tahun 2014 Capai 2,4 Mbps

 

Sekali lagi, bit (b) dan byte (B) adalah satuan yang terkadang cukup membingungkan bagi khalayak awam. Penyedia layanan internet biasanya menggunakan satuan bit sebagai strategi pemasaran karena jumlah angka akan terlihat lebih banyak. Satu byte setara dengan delapan bit. Keduanya berlaku dalam tingkatan satuan selanjutnya seperti megabyte (MB) dengan megabit (Mb), gigabyte (GB) dengan gigabit (Gb), terabyte (TB) dengan terabit (Tb), dan seterusnya.

Belum ada kabar lebih lanjut soal kapan teknologi fiber optic tersebut bisa dimanfaatkan oleh konsumen secara luas. Tapi satu hal yang pasti adalah saat ia dirilis, apa yang Technical University of Denmark berhasil ciptakan ini dapat merombak industri dunia komputer yang ada sekarang.

Via VR-Zone. Gambar header: Shutterstock.