6 November 2018

by Lukman Azis

Tips Memilih Kamera Mirrorless Panasonic Lumix dengan Sensor MFT

Berkat sensor Micro Four Thirds kita bisa menjumpai fitur premium macam perekam video 4K dan 5-axis image stabilization

Sambil menyelam minum air, saat me-reviewPanasonic Lumix DC-GH5 - saya juga telah menggali informasi lebih dalam mengenai lini kamera mirrorless Panasonic yang tersedia di Indonesia.

Jujur saja saya agak terkejut, kamera berbasis sensor Micro Four Thirds (MFT) ini ternyata amat menarik dan memiliki sejumlah kelebihan dibanding kamera dengan sensor APS-C.

Panasonic sendiri merupakan pioner yang memulai tren kamera mirrorless. Sejauh ini, kamera-kamera Panasonic telah dikenal memiliki kemampuan perekam video yang handal.

Bayangkan saja, di segmen entry-level kita sudah disuguhkan perekam video 4K. Bahkan, di kelas tengah sudah dibenamkan stabilizer 5 axis di body - dua fitur ini masih tergolong mewah.

Untuk pengelompokannya, kamera mirrorless Panasonic terbagi beberapa lini. Mulai dari Lumix GF, Lumix GX, Lumix G, dan Lumix GH - masing-masing lini punya ciri khas dan kelebihan tertentu. Mari bahas satu per satu.

1. Panasonic Lumix GF9 dan GF10 (Rp5,5 Juta dan Rp7,5 Juta)

Foto: Panasonic Lumix GF9

Di lini saya merekomendasikan Lumix GF9 dan GF10, keduanya mengusung dimensi yang super ringkas dan mengunggulkan fitur-fitur selfie.

Dengan layar sentuh 3-inci yang bisa diputar 180 derajat menghadap ke depan, mode untuk selfie seperti 4K photo, post focus, dan focus stacking. Serta, konektivitas WiFi untuk mengirim hasil foto secara instan ke smartphone.

Bagian inti dari kamera ini ialah sensor Micro Four Thirds 16-megapixel tanpa low-pass filter, dengan sensitivitas ISO maksimum 25.600, prosesor Venus Engine, dan sistem AF Depth from Defocus.

Foto: Panasonic Lumix GF10

Lalu, apa bedanya Lumix GF9 dan GF10? Dari segi fitur dan spesifikasi keduanya masih identik, perbedaannya ada di desain dan peningkatan performa saja.

Cocok untuk Anda yang mendambakan kamera seukuran kamera pocket, namun dengan fleksibilitas dan kualitas khas kamera mirrorless dengan lensa yang dapat ditukar. Keduanya hadir dengan lensa 12-32mm f/3.5-5.6.

2. Panasonic Lumix GX85 dan GX9 (Rp8 Juta dan Rp12 Juta)

Foto: Panasonic Lumix GX85

Lini ini tetap hadir dalam dimensi yang super ringkas, namun dibekali dengan fitur-fitur yang lebih serius. Misalnya keberadaan hot shoe untuk memasang aksesori dan electronic viewfinder beresolusi 2,7 juta dot yang absen di lini GF.

Namun yang paling mengesankan buat saya ialah hadirnya sistem 5-axis image stabilization yang juga bisa diaktifkan secara bersamaan dengan stabilizer bawaan lensa. Jadi, lebih bisa diandalkan untuk menghasilkan footage yang mulus.

Foto: Panasonic Lumix GX9

Karena terdapat viewfinder, layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot miliknya hanya bisa dimiringkan ke atas hingga 80 derajat atau ke bawah hingga 45 derajat. Keduanya dipaketkan dengan lensa 12-32mm f/3.5-5.6.

Bedanya Lumix GX85 dan GX9 terletak pada bagian intinya, di mana Lumix GX85 menggunakan sensor Micro Four Thirds dengan resolusi 16-megapixel tanpa low-pass filter. Sementara, GX9 mengusung resolusi lebih tinggi yakni 20,3-megapixel yang juga tanpa low-pass filter.

3. Panasonic Lumix G7 dan G85 (Rp7,5 dan Rp11 Juta)

Foto: Panasonic Lumix G7

Bila lini Lumix GF dan GX mengandalkan dimensi yang ringkas, seri G hadir dengan body bongsor. Namun dilengkapi dengan fitur-fitur yang membuat para content creator tersenyum.

Apalagi kalau bukan layar sentuh 3 inci resolusi 1,04 juta dot dengan mekanisme fully articalated yang hampir bisa diputar ke segala arah. Lalu, electronic viewfinder beresolusi 2,36 juta dot, hot shoe, dan yang tak kalah penting port mikrofon.

Bicara mengenai spesifikasi, Lumix G7 mengusung sensor Micro Four Thirds beresolusi 16-megapixel. Pun demikian dengan Lumix G85, tetapi tanpa low-pass filter. Keduanya dipaketkan dengan lensa 14-42mm f/3.5-5.6 Lalu, apa bedanya mereka?

Foto: Panasonic Lumix G85

Body Lumix G85 lebih bandel berkat pelat depan berbahan magnesium alloy yang tahan cipratan air dan debu. Satu lagi, Lumix G85 telah dilengkapi sistem peredam getar 5-axis image stabilization dan Dual I.S. 2.

4. Panasonic Lumix GH5 dan GH5S (Rp24 Juta dan Rp33 Juta)

Foto: Panasonic Lumix GH5

Lumix GH ialah lini flagship dari Panasonic, keduanya merupakan kamera mirrorless bersensor Micro Four Thirds yang video sentris. Namun, Lumix GH5S lebih totalitas lagi dalam hal videografi ketimbang versi standarnya.

Bila Lumix GH5 mengusung resolusi 20,3-megapixel, Lumix GH5S hanya dibekali resolusi 10,2-megapixel. Hal ini membuat GH5S jauh lebih sensitif di kondisi minim cahaya.

Foto: Panasonic Lumix GH5
S

Selain itu, Lumix GH5S memiliki teknologi Dual Native ISO, mampu merekam dalam format 4K DCI  60 fps, mode slow-motion 1080p hingga 240 fps, dan electronic viewfinder dengan refresh rate 120 fps.

Fitur VLog-L yang harus ditebus dengan biaya oleh pengguna GH5, hadir sebagai fitur standar di GH5S. Namun GH5S sama sekali tak memiliki sistem image stabilization.