21 October 2015

by Yoga Wisesa

Tips Menciptakan Video (dan Iklan) YouTube yang Disukai

Pernahkah Anda bermimpi untuk menjadi selebriti video online, mungkin sekelas Jenna Marbles atau PewDiePie? Beberapa orang bilang kreativitas ialah kunci utamanya, yang lain menyebutkan faktor seperti komedi, kolaborasi, sampai interaksi. Ternyata proses penggarapan tidak sesederhana teorinya, dan hal itu diakui sendiri oleh para pencipta konten profesional.

Kalangan profesional di sini maksudnya adalah para pemilik brand terkenal di nusantara. Merekalah narasumber di acara Content & Creativity: How Brands Can Win on YouTube, diadakan Google Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2015 kemarin. Tema utamanya memang menyangkut 'menciptakan iklan efektif', tetapi saya melihat banyak sekali masukan yang bisa dimanfaatkan user awam.

Di perspektif pengiklan, YouTube menyimpan prospek menggiurkan, apalagi melihat deretan fakta terkait kebiasaan menonton masyarakat Indonesia yang diungkap sang penyedia platform video sharing. Namun sekarang, tantangannya ialah bagaimana menggunakan pengetahuan itu dalam mengeksekusi ide. Penjabaran lengkapnya dapat Anda simak di artikel reportase ini.

Pertama adalah metode meraih pikiran dan hati penonton. Di acara tersebut, Bank Mandiri menyingkap sejumlah kunci penting. Mereka belakangan sukses mengambil langkah jitu untuk meningkatkan kecintaan terhadap merek dengan menggandeng YouTuber veteran Edho Zell, bersama-sama membuat komedi pintar. Selain mengedepankan prinsip brand channel 'hygiene, hub dan hero', kolaborasi merupakan opsi efektif. Hasilnya bisa ditonton di bawah.

Kemudian sangat disarankan buat mengoptimalkan waktu demi menyampaikan satu cerita mengesankan. Melalui online video, brand memperoleh kebebasan dari 'kekangan' durasi 30 detik atau 60 menit seperti di medium televisi. Hal tersebut dapat diadopsi khalayak awam: fokus saja pada penyajian kisah yang 'mendalam, bermakna, serta berhubungan dengan topik populer di masyarakat'.

Info menarik:YouTube Singkap Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menonton Video

Lagi-lagi, nostalgia bisa menjadi senjata pamungkas. Ambil saja contohnya fenomena mini drama Ada Apa Dengan Cinta dari Line. Ingin tahu seberapa besar efek nostalgia tersebut pada khalayak? Kunjungi tautan iniscroll lebih jauh ke bawah dan simak komentar-komentar dari penonton.

Informasi di atas mungkin masih terasa condong ke sudut pandang pengiklan. Kabar baiknya, YouTube tidak sungkan menjabarkan setidaknya enam aspek krusial untuk memproduksi konten yang disukai user.

  • Kembangkan format tampilan yang memudahkan serta merangsang orang share.
  • Jangan ragu buat melakukan kolaborasi bersama channel YouTube lain. Cara ini membuka potensi untuk menghimpun viewer baru.
  • Kita direkomendasikan berinteraksi dengan pemirsa. Mengapa? Menurut penerangan YouTube, audiens cenderung 'mengikuti' individu, bukan sekedar merek.
  • Pastikan setiap video mudah dipahami semua kalangan viewer, subscriber lama maupun user baru, meskipun konten sebetulnya merupakan bagian dari serial.
  • Mantapkan formatnya, promosikan, tentukan jadwal, dan rilis secara konsisten.
  • Temukan teknik unik dan menarik supaya penonton terdorong buat berpartisipasi - misalnya meninggalkan komentar hingga merespons dengan video balasan.

Rahasia umum namun esensial selanjutnya adalah tiga elemen ini (berdasarkan penuturan Veronica Utami selaku Head of Marketing Google Indonesia): Jangan jauh-jauh dari tema/obrolan panas saat ini. Lalu bahas pula nilai-nilai yang dianggap berharga di kalangan masyarakat Indonesia, misalnya konsep kekeluargaan atau gotong royong. Terakhir, tentu saja usunglah kisah-kisah emosional.

Anda masih belum puas, dan ingin menggali lebih dalam ilmu pembuatan konten termasuk pengerjaan iklan? YouTube telah menyiapkan The YouTube Creator Playbook for Brands.