19 February 2020

by Glenn Kaonang

Twitter Akuisisi Developer Aplikasi Chroma Stories

Chroma Stories adalah aplikasi kreatif untuk menciptakan konten Stories yang lebih menarik ketimbang menggunakan tool bawaan Instagram atau Snapchat

Berawal dari Instagram, lalu berlanjut ke Facebook dan WhatsApp, hampir semua platform sosial sekarang dibekali fitur Stories – termasuk halnya YouTube. Secara teknis, konsep feed khusus konten ephemeral ini pertama diciptakan oleh Snapchat, akan tetapi Instagram-lah yang membuatnya jadi sepopuler sekarang.

Twitter, di sisi lain, belum punya fitur serupa. Namun ada kemungkinan mereka bakal menggarapnya, atau setidaknya menyediakan fitur lain yang bertujuan untuk membuat platform-nya terkesan lebih visual. Anggapan ini berdasar pada akuisisi terbaru Twitter, yakni Chroma Labs.

Chroma Labs merupakan pengembang aplikasi iPhone bernama Chroma Stories. Aplikasi ini dirancang untuk membantu penggunanya menciptakan konten Stories yang menarik. Deretan template, filter, dan segudang tool kreatif lainnya disiapkan supaya pengguna dapat mendesain konten Stories yang lebih mengesankan ketimbang jika menggunakan fitur bawaan Instagram atau Snapchat.

Aplikasi ini dibuat oleh orang-orang yang sangat berpengalaman di bidangnya. Salah satu cofounder-nya, John Barnett, merupakan sosok yang bertanggung jawab atas lahirnya fitur Boomerang di Instagram, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri.

Pada kenyataannya, personil Chroma Labs inilah yang membuat Twitter terpikat. Pasca akuisisi, kru Chroma Labs bakal dialihtugaskan ke divisi produk, desain dan engineering milik Twitter, berdasarkan keterangan Kayvon Beykpour selaku Product Lead di Twitter. Aplikasi Chroma Stories sendiri tak akan lagi menerima update, namun tetap bisa digunakan sampai akhirnya 'dirusak' oleh update iOS versi baru.

Twitter memang tidak bilang mereka berniat meluncurkan fitur Stories, dan mereka belakangan ini justru sibuk menyempurnakan fitur percakapan di platform-nya. Namun seperti yang sudah Instagram buktikan, Stories tidak selamanya ditujukan untuk visual storytelling, tapi terkadang juga bisa menjadi conversation starter.

Sumber: TechCrunch.