1. Startup

Urbanindo Hadirkan Fitur House Pricing Index untuk Bantu Pengguna Cari Properti

Sebelum tutup tahun 2014 kemarin, tepatnya tanggal 16 Desember 2014, salah satu startup marketplace online yang bergerak di bidang properti Urbanindo secara resmi memperkenalkan salah satu fitur terbarunya yaitu House Pricing Index (HPI). HPI adalah perhitungan harga rata-rata dari harga rumah di berbagai kota di Indonesia dan Urbanindo menampilkannya dalam bentuk grafis.

HPI menampilkan grafis Indeks Harga Properti yang menggunakan indeks persentase dan Harga rata-rata Properti atau Rumah yang menggunakan harga per meter persegi. Selain itu HPI juga memberikan informasi tentang Perbandingan Jual dan Sewa yang menampilkan hubungan perbandingan antara nilai jual dan nilai sewa dan Daftar Properti Indonesia yang menampilkan daftar properti listing Urbanindo.

Chief Technology Officer (CTO) Urbanindo Petra Noviandi Barus menjelaskan pada DailySocial latar belakang hadirnya fitur ini sesuai dengan visi mereka yaitu untuk memudahkan calon pembeli maupun penyewa properti untuk mencari dan membeli properti. Di samping itu juga sekaligus membantu mereka untuk membuat keputusan yang pintar di bidang properti dengan menyediakan informasi-informasi tambahan selain data properti itu sendiri.

HPI yang merupakan hasil kalkulasi rata-rata listing harga rumah di berbagai kota di Indonesia dalam kurun waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah harga properti di Indonesia sedang mengalami kenaikan atau penurunan. Artinya pengguna dapat melihat apakah ada resiko property bubble di Indonesia dan dapat memperkirakan kapan terjadinya.

Selain dicek langsung di situs Urbanindo, setiap pengguna bisa memanfaatkan script widget yang tersedia untuk mempermudah penampilan HPI di situsnya sendiri.

"Kami harapkan dengan adanya fitur HPI, pengguna bisa mengetahui lebih dini risiko property bubble di Indonesia," ujar Petra.

Selain dapat memperkirakan resiko property bubble, pada pilihan Perbandingan Jual dan Sewa dapat dimanfaatkan pengguna sebagai alat untuk membandingkan hubungan antara nilai beli dan nilai sewa.

"Sebagai contoh, nilai Break Even Point (BEP) 25 berarti perlu 25 tahun dari biaya sewa per tahun untuk membeli properti. Misalnya harga rumah tersebut adalah 100 juta, maka harga sewa per tahun adalah 100 juta per 25tahun atau sama dengan 4 juta atau 4% rental yield (4 juta / 100 juta). Nilai rental yield yang sehat berkisar sekitar 5%," jelasnya.

Dengan mengkombinasikan pergerakan harga dan rental yield, pengguna dapat menentukan kota mana yang mempunyai potensi investasi terbaik di Indonesia. Untuk agen properti sendiri dapat memanfaatkan fitur ini sebagai bahan pengetahuan dalam memasarkan properti yaang dikelolanya. Saat ini HPI baru menyediakan data untuk 13 kota di Indonesia, yaitu Bandung, Bekasi, Bogor, Denpasar, Depok, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Surabaya, Tangerang, dan Yogyakarta.

"Ke depannya kami akan menambahkan kota-kota lain seiring bertambahnya data harga rumah yang kami himpun. Untuk tahun 2015, kami akan terus mengeluarkan inovasi-inovasi dan fitur-fitur baru untuk membantu pengguna kita membuat keputusan yang lebih tepat di bidang properti. Data mining dan machine learning terhadap banyak sekali data yang telah kami himpun akan menjadi tonggak penting bagi fitur-fitur kami ke depannya," pungkas Petra.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again