1. Startup

Startup Berbasis Blockchain Veiris Mungkinkan Proses KYC yang Lebih Ringkas

Telah bermitra dengan sejumlah perusahaan payment gateway dan bitcoin exchange, uji coba dengan beberapa bank di Indonesia

Veiris mengumumkan kehadirannya di Indonesia dengan mengusung teknologi visual komputer berbasis blockchain. Perusahaan berbasis di Singapura ini hadir untuk membantu perusahaan menyelesaikan proses KYC untuk para mitranya dari kalangan korporat.

Co-Founder dan CEO Veiris Anwar Yunus menuturkan selama ini perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, fintech, wisata, serta asuransi harus mengumpulkan foto kartu identitas yang menampilkan wajah pelanggan untuk memverifikasi identitas mereka. Regulasi juga secara gamblang menyebutkan bahwa perusahaan tidak bisa menerima verifikasi pelanggan hanya lewat tulisan.

Proses ini menjadi bertele-tele dan memakan waktu yang lama, tidak hanya untuk perusahaan, tapi juga semua pihak yang terkait. Bagi perusahaan, proses pelayanan jadi terhambat karena verifikasi yang memakan waktu. Bagi pelanggan, mereka harus menunggu waktu lama sampai perusahaan berhasil membenarkan identifikasi mereka.

"Perusahaan kini bisa menggunakan ekosistem visual komputer yang terdesentralisasi, untuk memverifikasi data pelanggan dengan lebih cepat, seperti dari gambar wajah, warna dokumen, hingga informasi tulisan dengan institusi mitra. Cara ini sekaligus mengurangi risiko pemalsuan dokumen secara signifikan," terang Anwar dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Veiris, sambungnya, menghubungkan perusahaan di berbagai sektor melalui sistem Veiris Enterprise Ecosystem (VeE) yang berbasis blockchain, menjamin integritas dan kepemilikan data real-time secara penuh.

Model bisnis Veiris

Perusahaan menggunakan software development kit (SDK) agar semua informasi pelanggan tidak perlu keluar dari server perusahaan. Terdapat pula solusi penyimpanan cloud menggunakan web API dan teknologi inframe untuk perusahaan.

Teknologi KYC yang dimiliki Veiris membantu para pelaku bisnis untuk memverifikasi kebenaran identitas lewat algoritma gambar, wajah, warna, dan tulisan. Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan penghasilan lebih tinggi dengan memastikan orisinalitas dan kepemilikan dokumen gambar yang akurat.

Apabila ada yang mencoba mengubah informasi atau wajah dalam kartu identitas dan paspor, ekosistem Veiris akan segera mendeteksi hal tersebut.

"Bagi pelanggan hal ini akan membuat mereka merasa lebih nyaman karena data mereka selalu terlindungi. Mereka juga bisa tahu ketika seseorang mencoba menggunakan atau mengubah data mereka. Singkatnya, Veiris membuat verifikasi jarak jauh semudah dan seakurat proses verifikasi secara face-to-face."

Sejak hadir pada 2015, Anwar mengklaim perusahaan ini telah berkembang dengan cepat tanpa mengandalkan investasi eksternal. Saat ini Veiris sedang bekerja sama dengan para pelaku bisnis di Indonesia yang bergerak di payment gateway dan bitcoin exchange. Di saat yang sama, Veiris juga sedang beruji coba dengan beberapa bank. Dari situ, waktu tunggu bagi para pelanggan diklaim turun secara drastis.

Pada kuartal kedua tahun ini, Veiris akan mengadakan penjualan token VeE dengan harga banderol maksimal US$18 juta (Rp247 miliar) dan diadakan di beberapa bursa yang akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang. Penjualan tersebut digunakan untuk membangun ekosistem di bank, pariwisata, fintech, asuransi, dan perusahaan lain dengan lebih baik.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again