16 July 2020

by Glenn Kaonang

Vivo X50 dan X50 Pro Resmi Dipasarkan di Indonesia

Dihargai Rp 6.999.000 dan Rp 9.999.000

Setelah lebih dulu meluncur di Tiongkok pada bulan Juni lalu, Vivo X50 Series akhirnya hadir secara resmi di Indonesia. Berbeda dari di Tiongkok, Vivo rupanya cuma menawarkan dua model saja di sini, yakni X50 dan X50 Pro. Untuk X50 Pro+, ada kemungkinan perangkat itu bakal menyusul ke depannya meski Vivo sendiri enggan memberikan kepastian.

Selain menghadirkan lineup yang berbeda, Vivo Indonesia rupanya juga sedikit memodifikasi spesifikasi X50. Versi Indonesianya memakai chipset Snapdragon 730, bukan 765G seperti X50 yang dijual di Tiongkok. Beruntung X50 Pro tidak ikut diubah dan masih tetap memakai chipset Snapdragon 765G.

Vivo X50 / Vivo

Lebih lengkapnya mengenai spesifikasi Vivo X50 dan X50 Pro bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Vivo X50Vivo X50 Pro
LayarAMOLED 6,56 inci, 1080p, 90 Hz dengan in-display fingerprint
ChipsetSnapdragon 730Snapdragon 765G
RAM8 GB
Storage128 GB256 GB
Kamera depan32 megapixel f/2.45
Kamera belakang
  • 48 megapixel f/1.6
  • ultra-wide 8 megapixel f/2.2
  • telephoto 13 megapixel f/2.46
  • macro 5 megapixel f/2.48
  • 48 megapixel f/1.6 dengan gimbal stabilization
  • ultra-wide + macro 8 megapixel f/2.2
  • telephoto 13 megapixel f/2.46
  • periscope 8 megapixel f/3.4
Baterai4.200 mAh dengan dukungan Vivo FlashCharge 2.0 (33W)4.315 mAh dengan dukungan Vivo FlashCharge 2.0 (33W)
OSFuntouch OS 10.5
Dimensi159,5 x 75,4 x 7,55 mm158,5 x 72,8 x 8,04 mm
Berat173 gram181,5 gram
WarnaGlaze Black dan Frost BlueAlpha Grey
HargaRp 6.999.000Rp 9.999.000

X50 Pro pada dasarnya merupakan salah satu ponsel Snapdragon 765 pertama yang beredar di Indonesia secara resmi, dan menurut saya ini juga menjadi alasan mengapa harganya termasuk tinggi. Vivo menjual X50 Pro seharga Rp 9.999.000, sedangkan X50 biasa seharga Rp 6.999.000. Selisih tiga juta rupiah itu pada dasarnya merupakan penentu apakah konsumen bisa menikmati teknologi andalan yang Vivo siapkan, yaitu stabilisasi gimbal.

Fisik X50 Pro juga lebih elegan berkat sisi-sisi yang melengkung / Vivo

Saa kita lihat kamera belakangnya, bulatan paling besar di atas itu adalah kamera utama yang dilengkapi teknologi stabilisasi gimbal. Istimewanya, meski mengemas komponen gimbal, tebal X50 Pro masih berada di kisaran 8,04 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 181,5 gram.

Vivo cukup bangga dengan pencapaian ini, sebab selama mengembangkan teknologi gimbal miniatur ini, mereka sempat menemukan tantangan yang cukup sulit: ukuran komponen gimbalnya terlalu besar dan tebal, sehingga pada akhirnya cuma menyisakan ruang untuk mengakomodasi baterai berkapasitas 3.700 mAh.

Tidak puas dengan versi awalnya, tim R&D Vivo terus mematangkan teknologinya sampai menjadi seperti yang tertanam di X50 Pro sekarang. Vivo bilang ukuran gimbalnya menyusut hingga 40% jika dibandingkan versi awalnya, dan pada akhirnya mereka bisa menyematkan baterai berkapasitas lebih besar pada X50 Pro.

Teknologi gimbal ini terlahir dari visi Vivo untuk menyederhanakan sistem kamera smartphone di saat pabrikan lainnya berlomba-lomba menanamkan lebih banyak modul kamera dan meningkatkan resolusinya. Kepada Hadie Mandala, Product Manager Vivo Indonesia, saya sempat bertanya mengapa Vivo tidak mengambil jalur software saja seperti yang dilakukan oleh produsen action cam macam GoPro atau Insta360 kalau memang tujuannya untuk menyederhanakan.

Menurutnya, Vivo percaya diri kinerja teknologi gimbalnya jauh lebih superior ketimbang OIS maupun EIS. Cara membandingkannya pun cukup gampang: stabilisasi gimbal mampu meng-cover keseluruhan frame, sedangkan OIS dan EIS umumnya cuma porsi tengah gambar saja. Jadi pada foto-foto yang ditangkap menggunakan kamera X50 Pro, bagian-bagian ujung pun akan tetap terlihat tajam, dan ini sulit dicapai dengan OIS.

Dalam pengambilan video, stabilisasi gimbal ini berarti kamera dapat mengompensasi gerakan di 5 poros yang berbeda. Namun perlu dicatat, stabilisasi gimbal ini cuma bisa digunakan untuk perekaman dalam resolusi 1080p 30 fps atau di bawahnya. Saat dipakai merekam video 4K 30 fps, stabilisasi gimbalnya otomatis nonaktif.

Secara teknis, kamera utamanya ini memakai sensor Sony IMX598 yang telah dimodifikasi dengan filter warna khusus, didampingi oleh lensa f/1.6. Kelebihan lain yang X50 Pro tawarkan adalah kamera tipe periskop dengan optical zoom hingga 5x. Bedanya cukup jauh jika dibandingkan X50 biasa yang hanya mengemas kamera telephoto standar dengan 2x optical zoom.

Fitur unik lain yang Vivo banggakan dari duo X50 ini adalah NFC yang multifungsi. Dalam presentasinya, Hadie menjelaskan bagaimana fitur ini bisa sangat membantu dia yang sering lupa membawa kartu akses untuk masuk ke kantor. Sebagai gantinya, kartu akses itu bisa lebih dulu ditempelkan ke smartphone agar datanya tersimpan, dan selanjutnya smartphone bisa menggantikan peran kartu akses tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Vivo turut memperkenalkan true wireless earphone terbarunya, Vivo TWS Neo. Wujudnya lagi-lagi mengingatkan saya pada AirPods, akan tetapi di dalamnya bernaung unit driver yang cukup besar di angka 14,2 mm.

Perangkat ini mengandalkan konektivitas Bluetooth 5.2 dengan dukungan aptX Adaptive, dan Vivo menjanjikan latency yang rendah di angka 88 milidetik. Vivo menjualnya seharga Rp 1.099.000, akan tetapi khusus tanggal 16 Juli ini, ada program flash sale yang menawarkan TWS Neo di harga Rp 899.000 saja.

Kalau ingin lebih menghemat lagi, konsumen sebenarnya bisa melakukan pre-order X50 atau X50 Pro sebelum tanggal 24 Juli untuk mendapatkan sejumlah bonus, termasuk halnya Vivo TWS Neo itu sendiri. Penawaran ini berlaku untuk pre-order yang dilakukan secara online maupun offline.