21 January 2016

by Yoga Wisesa

Volvo: Tidak Ada Lagi Korban Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di 2020

Teknologi memadukan fitur adaptive cruise control, auto-lane keeping asist, collision avoidance, pedestrian detection serta large animal detection.

Berdasarkan pemaparan WHO, ada lebih dari 1,2 juta orang meninggal dunia tiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas; separuhnya merupakan pejalan kaki, serta pengendara sepeda dan sepeda motor. Angka tersebut sangat besar, dan khalayak kini bertanya-tanya bagaimana jadinya jika mobil self-driving mulai mengaspal di jalan. Hal ini ternyata menjadi perhatian utama Volvo.

Perusahaan otomotif dari Swedia yang mempunyai reputasi tinggi di bidang keamanan berkendara itu mengumumkan sebuah janji: di tahun 2020 nanti, tidak akan ada lagi korban jiwa akibat insiden di jalan raya. Hal tersebut memang merupakan sebuah klaim besar, namun sangat mungkin berkat perpaduan sejumlah teknologi mutakhir. Faktanya sistem telah diadopsi produsen mobil lain.

Volvo sudah lama melakukan studi dan mempelajari beragam kecelakaan lalu lintas demi memonitor tingkat safety. Dengan begitu, tim teknisi dapat mengetahui seberapa aman kendaraan ciptaan mereka tiap kali Volvo merilis teknologi anti-tabrakan. Metode tersebut membantu teknisi memprediksi kenaikan level keamanan. Sistem ini sendiri rencananya diterapkan pada mobil-mobil driverless.

Tak berarti ia tidak berguna saat kita sedang menyetir mobil secara manual. Saat Anda berkendara, sistem tetap berjalan di background, selalu siap mengambil alih ketika mendeteksi bahaya. Menariknya, teknologi-teknologi yang menjadi basis dari sistem safety mungkin cukup familier di telinga Anda, dimanfaatkan demi memastikan mobil tidak menabrak.

Sekali lagi, kombinasi adalah kuncinya. Ia memadukan adaptive cruise control (membaca kendaraan di depan, menentukan kecepatan maksimal); auto-lane keeping assist (mendeteksi garis pemisah lajur/jalur); serta kamera dan rangkaian sensor pendukung fitur collision avoidance, pedestrian detection serta large animal detection. Namun ada faktor krusial lain yang tak boleh dilupakan.

Via Daily Mail, juru bicara Volvo Jim Trainor menyatakan, fitur-fitur keselamatan harus bersifat membantu dan bukan mengganggu. Misalnya jika sistem membuat mobil selalu berhenti mendadak, pengendara akan frustasi dan mematikannya. Volvo juga mengkalibrasi teknologi supaya pengemudi secara instan dapat beralih ke mode manual seandainya diperlukan.

Lalu di situasi ketika tabrakan tak bisa dihindari, sistem pintar tersebut mampu meminimalisir cedera. Satu hal lagi: tentu saja teknologi itu tidak bertanggung jawab andai seseorang dengan sengaja melakukan hal bodoh atau mencoba membahayakan diri sendiri.

Sebelum 2020 tiba, Volvo memiliki agenda untuk meluncurkan 100 unit kendaraan self-driving, kira-kira mulai tahun 2017.

Sumber tambahan: CNN.