1. Startup

Wanita dan Investasi: Pentingnya Menjadi Pribadi yang Independen Secara Finansial

Berikut hasil diskusi dengan salah satu pemimpin wanita di industri teknologi Indonesia, Pendiri Pluang Claudia Kolonas

Untuk satu alasan, masalah keuangan sering kali dianggap sebagai tanggung jawab laki-laki semata. Dengan semakin banyaknya perempuan yang bekerja saat ini, dunia semakin lumrah dengan konsep kesetaraan gender bahkan di bidang investasi. Di era modern ini, banyak wanita telah menghidupi [atau setidaknya menghasilkan uang] untuk keluarga mereka atau paling tidak untuk diri mereka sendiri. Dewasa ini, mereka telah merencanakan investasi agar bisa mandiri secara finansial.

Berdasarkan Laporan Kesenjangan Gender Global 2021 yang dilakukan oleh World Economic Forum, Indonesia disebut telah menutup 68,8% dari total kesenjangan gender, menempati peringkat ke-101 secara global, meskipun kesenjangan tahun ini memiliki presentase lebih besar 1,3 poin dari periode sebelumnya.

Penyebab utama penurunan ini diprediksi karena partisipasi ekonomi dan kesenjangan peluang yang lebih besar. Alasannya adalah penurunan tajam partisipasi perempuan sebagai peran senior. Di luar indikator ini, partisipasi perempuan dalam pasar tenaga kerja jauh lebih sedikit daripada laki-laki (perempuan 55,9% dan laki-laki 84%) sementara kesenjangan upah dan pendapatan tetap besar (masing-masing 69,7% dan 51,7%). Selain itu, 81,8% perempuan menempati pekerjaan di sektor informal (dibandingkan dengan 79,4% laki-laki).

Claudia Kolonas adalah salah satu dari sedikit pendiri wanita di industri teknologi Indonesia. Ia mendirikan platform investasi, Pluang, dengan tujuan menggalakkan inklusi keuangan di Indonesia. Sebagai sosok wanita dalam industri fintech, selalu saja ada tantangan yang harus dilewati. Namun, selama menjalankan misinya, Claudia mencoba menghindari semua hal negatif yang menyelimuti potensinya serta menegakkan kepercayaan diri disaat orang lain mungkin meragukan kapabilitasnya sebagai pemimpin wanita.

Menjadi wanita yang independen secara finansial

Berdasarkan Women and Finance: The Rich Thinking Quantitative Survey 2019 oleh Barbara Steward, CFA, kebanyakan wanita memahami pentingnya mandiri secara finansial. Dalam survei tersebut, lebih dari 200 wanita dari 24 negara ditanyai alasan terpenting mengapa mereka berinvestasi, jawaban terpopuler kedua adalah "untuk menjadi lebih mandiri secara finansial", dan di posisi teratas adalah, "mendanai masa pensiun".

Dalam masyarakat yang menuntut patriarki seperti Indonesia, perempuan biasanya memiliki kontribusi yang lebih kecil dalam hal dukungan finansial untuk keluarga. Apalagi ketika mereka sudah menikah, aturan yang sering kali diterapkan adalah dia menjadi tanggung jawab suaminya. Mungkin hal ini terdengar melegakan, namun pada kenyataannya ekspresi ini agak menakutkan, untuk menyerahkan tanggung jawab atas diri sendiri demi apa? tidak ada siapapun yang benar-benar dapat menjamin kesejahteraan hidup seseorang.

Claudia berkata, “Saya rasa investasi adalah hal yang esensial bagi wanita. Sangat penting bagi perempuan untuk bisa mandiri secara finansial, terlebih ketika ditinggalkan suami. Ketika wanita sudah menikah, biasanya wanita memiliki beban pengeluaran yang lebih besar, oleh karena itu sangat penting menabung untuk dana darurat. Dana darurat ini akan sangat berguna ketika ada kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, dll.”

Kemandirian finansial adalah tema penting bagi perempuan. Wanita yang berdaya secara finansial tidak hanya lebih percaya diri tetapi juga lebih produktif dan mampu memiliki keseimbangan kehidupan kerja. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang dapat mengukur prospek kesuksesan seorang wanita.

"Yang paling penting adalah memberikan dukungan bagi wanita, terutama untuk mereka yang sudah berkeluarga, yang ingin masuk ke industri teknologi. Penting untuk memiliki platform yang setara untuk bekerja baik bagi pria maupun wanita," tambahnya.

Dalam hal kapabilitas investasi, penelitian juga menunjukkan bahwa wanita menghabiskan lebih banyak waktu untuk meneliti pilihan investasi mereka. Meskipun mereka mengambil risiko lebih sedikit daripada pria dalam hal investasi, hal itu tidak secara otomatis berarti menghindari risiko. Sebaliknya, wanita lebih cenderung mengambil tingkat risiko yang sesuai dengan investasi mereka daripada laki-laki. Kedua sifat ini akan menghasilkan hasil investasi yang lebih baik.

Investasi di tengah pandemi

Ada beberapa tujuan investasi yang umum di masyarakat. Beberapa orang berinvestasi untuk mempertahankan kesejahteraan [pasca pensiun], menghasilkan pendapatan [untuk keperluan sehari-hari], atau memperoleh keuntungan dari aset modalnya. Faktanya, platform investasi sedang menuai berkah di tengah pandemi ini. Pada dasarnya, karena orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di internet selama WFH (work from home) dan berinvestasi semakin mudah karena didukung oleh teknologi.

Di Indonesia, beberapa platform tersedia untuk mengakomodasi tujuan-tujuan ini, termasuk Investree, Pluang, Bibit, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan orang untuk berinvestasi di emas, pasar modal, reksa dana, dan banyak bentuk investasi lainnya. Semakin mudah dengan satu klik.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dalam empat bulan pertama tahun ini jumlah investor pasar modal meningkat 31,11% menjadi total 5,08 juta. Sedangkan investor reksa dana meningkat 38,85% menjadi 4,40 juta investor.

Sumber: Demografi investor KSEI April 2021

Laporan demografinya juga menyiratkan bahwa perempuan berhasil mempersempit kesenjangan investasi menjadi 38,45% dengan perkiraan nilai aset Rp208,84 triliun. Informasi ini didukung fakta bahwa Pluang, salah satu platform investasi terkemuka di Indonesia, mengklaim mayoritas investornya adalah perempuan. Mengikuti statistik dan tren investasi, perusahaan juga berencana menambah produk-produk baru di tahun ini.

“Tahun ini saya pribadi fokus ke pembelian produk utang pemerintah seperti SUN atau ORI, serta investasi di reksa dana dan juga di obligasi BUMN. Menurut saya, masih banyak peluang untuk meningkatkan nilai produk pendapatan tetap di Indonesia, dan risikonya cukup moderat," jelas Claudia.

Terlepas dari semua kemudahan menanam uang di platform digital, internet tidak kebal dari berbagai upaya penipuan. Ada beberapa kasus yang melibatkan investasi "bodong" yang menyebar melalui gawai. Masalah ini menjadi sangat rumit dan membutuhkan partisipasi dari seluruh ekosistem. Pasar membutuhkan pendidikan lebih lanjut, pemahaman produk serta tidak melanggar moral dasar.

Kabar baiknya, indeks literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan sejak 2019. OJK melaporkan nilai indeks literasi keuangan telah mencapai 38,03%, sedangkan indeks inklusi keuangan telah mencapai 76,19% pada tahun 2020.

Claudia juga menyebutkan bahwa banyak produk investasi menjadi lebih fluktuatif selama pandemi sehingga risiko meningkat. “Kami pikir sangat penting untuk dapat mengedukasi pengguna kami tentang risiko investasi, terutama ketika ada ketidakpastian ekonomi,” tambahnya.

Investasi bukan sekedar permainan. Mesipun terdengar menyenangkan, apakah Anda rela mempertaruhkan uang untuk bertahan hidup? Hanya karena sebagian besar kolega 'heboh' tentang industri yang sedang ramai. Investasi memang fundamental untuk mencapai kemandirian finansial. Namun, sangat penting untuk berinvestasi pada sesuatu yang dapat Anda pahami.

Artikel asli dalam bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Kristin Siagian

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again