28 June 2016

by Yoga Wisesa

Wanita Ini Tuntut Microsoft Terkait Update Windows 10, Menangkan $10.000

Teri Goldstein bilang bahwa ia belum pernah mendengar apa itu Windows 10, dan mengaku tidak pernah ada permintaan buat melakukan update.

Hingga kini, Microsoft tanpa kenal lelah terus memasarkan Windows 10 demi memenuhi target instalasi di satu miliar device. Sistem operasi anyar ini memang menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan versi terdahulu baik di sisi produktif hingga gaming. Tapi kita juga sudah mendengar upaya update 'diam-diam' yang dirasakan pengguna Windows versi sebelumnya.

Ada banyak orang mengeluhkan metode ini, namun satu pengguna menanggapi hal tersebut dengan serius. Setelah mencoba menghubungi customer support Microsoft dan tidak membuahkan hasil, wanita bernama Teri Goldstein itu membawa masalah ini ke pengadilan, di mana ia menuntut kompensasi dari sang produsen sistem operasi. Hukum ternyata berpihak pada Goldstein, ia akhirnya memenangkan kasus itu dan membawa pulang uang US$ 10 ribu.

Pada Seattle Times, Teri menceritakan pengalamannya. Kejadian tersebut berlangsung tak lama setelah Microsoft melepas Windows 10 untuk publik di bulan Juli 2015. Ketika itu, komputer di perusahaan travel-nya yang berlokasi di Sausalito, Kalifornia mencoba mengunduh OS anyar tanpa persetujuan dirinya. Kabar buruknya, proses update itu gagal, menyebabkan PC melambat, crash, dan bekerja tidak stabil selama berhari-hari.

Dari penuturannya, Teri tampaknya merupakan seorang pengguna awam. Sang user bilang bahwa ia belum pernah mendengar apa itu Windows 10, dan mengaku tidak pernah ada permintaan buat melakukan update. Setelah perjalanan cukup panjang, Microsoft akhirnya menyerah, dan membayar 'ganti rugi' pada Goldstein sebesar US$ 10.000.

Saat diminta keterangan, juru bicara Microsoft menyangkal bahwa mereka melakukan kesalahan. Alasan Microsoft mendunda banding adalah demi menghindari pengeluaran uang berlebihan karena proses pengadilan. Meskipun produsen menegaskan mereka menyajikan Windows 10 sebagai pilihan, banyak orang beranggapan Microsoft terlalu agresif dalam menyodorkan update ke platform baru itu.

Sebetulnya Microsoft memberikan kesempatan untuk melakukan roll back (kembali ke versi lama) seandainya pengguna ternyata tidak menyukai Windows 10 dalam waktu 31 hari. Periode upgrade gratis sendiri sampai sekarang masih berlangsung, tapi akan segera habis kira-kira satu bulan lagi - tepatnya pada tanggal 29 Juli 2016.

Menurut Microsoft, Windows 10 didukung sistem keamanan yang jauh lebih baik dibanding versi-versi lawas, termasuk Windows 7, dan para pakar sepertinya setuju. Namun mungkin, mereka juga perlu membubuhkan pilihan 'tidak terimakasih' atau 'jangan pernah update' secara lebih gamblang di bagian notifikasi update Windows.

Via Eurogamer.