1. Startup

Laporan Warung Pintar: Solusi dan Tantangan pada Digitalisasi Warung

Dalam surveinya, pemilik warung rerata mengeluarkan biaya operasional hampir Rp500 ribu per bulan untuk belanja ke toko offline

Mengutip data Euromonitor, tercatat ada sebanyak 3,61 juta bisnis ritel di Indonesia. Angka tersebut mencakup ekosistem bisnis warung yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan orang Indonesia. Menurut survei internal Warung Pintar, sebanyak 9 dari 10 orang Indonesia memenuhi kebutuhan hariannya di warung, mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap. Tak heran, nilai penjualan ritel tradisional tembus Rp6 triliun setiap harinya.

Di balik potensi warung yang sangat besar, masih tersimpan banyak tantangan oleh pemilik warung. Salah satu pengguna Warung Pintar, Esih menyampaikan, sebelumnya untuk dapat terus memenuhi kebutuhan stok barang dagangannya, ia harus menyetok barang sendiri dengan belanja langsung ke agen. Setidaknya, ia harus mendatangi dua sampai tiga agen terdekat karena tidak semua kebutuhan warungnya dapat dipenuhi oleh satu agen saja.

Satu agen rata-rata dapat memenuhi 30% dari dari total kebutuhan barang dagangan. Saat berbelanja pun, kerap kali Esih harus mengantre untuk mendapatkan stok barang favorit oleh banyak pemilik warung lainnya. Hal tersebut membuat ia setidaknya menghabiskan waktu di luar rumah antara dua hingga empat jam. Risiko lainnya, seperti kecelakaan di jalan, barang hilang, atau rusak.

"Kalau belanja di agen, saya harus menghabiskan waktu untuk memilih barang dagangan, kemudian antre, dan juga membawa barang belanjaan sendiri," ujar Esih.

Risiko lainnya yang sering tidak disadari saat belanja offline di grosir adalah biaya operasional yang harus dikeluarkan, yakni sebesar Rp20 ribu sampai Rp30 ribu untuk satu kali belanja, atau hampir Rp500 ribu untuk satu bulan. Biaya operasional ini terdiri atas biaya bensin, uang rokok, jajan anak, uang parkir, dan tips angkut. Jika diakumulasi, biaya operasional tersebut setara dengan 15% dari total pendapatan rumah tangga.

Dalam proses pemenuhan stok barang, Esih pun tidak mendapat visibilitas harga pasaran sebenarnya yang ditetapkan oleh produsen. Hal tersebut dikarenakan semuanya diserahkan oleh mekanisme harga pasar. Dampaknya, Esih kerap kali mendapatkan harga barang yang lebih mahal antara 5%-10% dari harga seharusnya. Tak sedikit pemilik warung yang pada akhirnya bertanya soal harga beli dan harga jual di forum komunitasnya di Facebook dan WhatsApp.

Permasalahan di atas ini tak hanya dihadapi Esih, tapi juga jutaan warung lainnya saat menyetok barang dagangan. Kegiatan stok barang, yang mayoritas produk FMCG ini, menjadi penting karena lebih dari 90% penjualan warung berasal dari penjualan barang fisik. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa warung sebagai usaha mikro sangat sulit untuk berkembang.

Co-Founder Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro menuturkan, pihaknya melihat tantangan di atas sebagai peluang yang sepenuhnya dimanfaatkan oleh pemimpin pasar FMCG. Oleh karenanya, perusahaan hadir sebagai jembatan bagi warung dan perusahaan FMCG agar dapat saling terhubung melalui alur distribusi yang lebih transparan.

"Warung Pintar menyediakan rantai pasok distribusi yang mengintegrasikan teknologi dalam alur distribusi, operasional, sampai optimalisasi potensi usaha. Pada akhirnya, kami mengoptimalisasi peran dan kolaborasi para aktor yang terlibat dalam rantai pasok ritel tradisional," kata Agung.

Perusahaan menyediakan aplikasi yang dapat digunakan pemilik warung untuk belanja kulakan, yang menyediakan berbagai pilihan pemasok baik dari pemilik merek besar hingga Grosir Pintar. Sistem belanja ini dapat menyesuaikan kebutuhan warung baik dari jenis barang, jumlah kulakan, aksesibillitas jalan, lama pengiriman, dan fleksibilitas pembayaran. Di sisi lain, dengan sistem belanja lewat aplikasi, warung tidak memerlukan usaha, waktu, dan biaya lebih untuk aktivitas kulakan.

Di satu sisi, bagi brand, prinsipal, dan distributor, mereka dapat terhubung dengan warung dan grosir secara langsung lewat Distributor pintar untuk menjadi pemasok langsung bagi warung. Mereka juga dapat monitoring performa penjualan, pergerakan barang dan harga, dan performa kompetitor. Transparansi data juga dapat dijadikan sebagai bahan strategi bisnis ke depannya.

Salah satu brand prinsipal yang memanfaatkan solusi ini adalah PT ABC President Indonesia. Melalui penjualan lini minuman berkemasan yang mereka produksi, yakni Nu Yogurt Tea, Nu Teh Tarik, dan Nu Milk Tea, terlihat performa penjualan yang meningkat hingga 50% setiap bulannya. Terhitung sejak Juli hingga September 2022, jumlah warung yang membeli produk dari perusahaan tersebut naik 90%. Kenaikan ini juga berimbas pada pangsa pasar produk minuman kemasan dan mie instan milik PT ABC President Indonesia yang mencapai 61%.

"Ke depannya kami akan menjalin lebih banyak kemitraan dengan pemimpin industri FMCG untuk memastikan stok yang serba ada dengan harga yang lebih pasti. Kami juga akan terus memperbaharui aplikasi Warung Pintar agar tetap relevan dengan kebutuhan juragan seiring berjalannya waktu. Seluruh upaya kami kerahkan untuk memberdayakan warung agar bisa terus berkembang di tengah segala kondisi ekonomi," pungkas Agung.

Lanskap pemain sejenis

Selain Warung Pintar, sudah ada beberapa pemain sejenis yang memfokuskan solusinya pada digitalisasi rantai pasok warung. Mereka ialah:

1.Mitra Bukalapak Mitra Bukalapak saat ini menyediakan lebih dari 40 SKU termasuk pembayaran tagihan listrik dan telepon, pulsa, voucher game, asuransi, tiket, voucher game, e-wallet, pengiriman uang, investasi emas hingga kesempatan untuk mendapatkan penghasilan lebih dengan menjadi agen logistik.

Di kuartal ketiga tahun ini, Mitra Bukalapak berkontribusi terhadap 48% Total Processing Value (TPV) Bukalapak. Pada akhir September 2022, sebanyak 15.2 juta pemilik warung dan UMKM lainnya dari seluruh Indonesia terdaftar sebagai Mitra Bukalapak, yang merupakan peningkatan dari 11.8 juta pada akhir Desember 2021.

Perusahaan pun mulai menduplikasi potensi bisnis warung dengan ekspansi ke Filipina melalui brand SmartSari.

2.Ula Ula memungkinkan pemilik warung untuk memesan berbagai macam produk, mulai dari kebutuhan harian, makanan segar dan sembako, dan pakaian, dan mengirimkannya langsung ke toko mereka. Dalam data yang dipublikasi, mayoritas pengguna Ula berasal dari kota lapis dua hingga empat yang masih kekurangan akses terhadap sumber daya dan infrastruktur logistik.

Per 30 November 2022, perusahaan mengumumkan PHK terhadap 134 karyawannya atau sekitar 23% dari total karyawan Ula yang tersebar di tiga negara. Perusahaan berdalih keputusan diambil karena mendapat tantangan besar semenjak pandemi, seperti turbulensi pasar, volatilitas harga komoditas, kekurangan pasokan, perubahan peraturan, dan kenaikan harga minyak mentah. Oleh karenanya, langkah efisiensi dari berbagai sisi harus ditempuh sembari menyusun strategi bisnis baru.

3.GudangAdaGudangAda memosisikan diri sebagai platform e-commerce B2B bagi produsen, pedagang, grosir, dan pedagang eceran, agar saling terintegrasi dengan seluruh rantai pasok. Diklaim aplikasi GudangAda saat ini telah digunakan oleh lebih dari 1 juta pengguna dan lebih dari 200 brand prinsipal telah bergabung di dalam ekosistem.

Terdapat tiga layanan yang ditawarkan, yakni GudangAda tempat jual-beli para pedagang, GudangAda Logistik yang merupakan layanan pengiriman pesanan mudah, aman dan dapat diandalkan, serta GudangAda Solusi yang merupakan aplikasi kasir dan manajemen stok toko untuk para pedagang.

4.Dagangan Startup ini menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar/beku, hingga produk fesyen, dengan layanan pengantaran di hari yang sama dan esok hari. Model bisnis yang dipakai adalah berbelanja langsung melalui platform Dagangan, reseller, dan pihak ketiga yang bekerja sama dengan perusahaan.

Sejak tiga tahun berdiri, Dagangan mengklaim telah tumbuh lima kali lipat secara year-on-year di semester pertama 2022. Selain itu, tercatat 60% kenaikan pendapatan untuk pelaku UMKM di desa jangkauan Dagangan. Saat ini, Dagangan memiliki lebih dari 30 ribu pengguna aktif dengan lebih dari 500 ribu transaksi belanja bulanan melalui aplikasi dan situs web.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again