1. Startup

Wisper Coba Hadirkan Tren Baru di Aplikasi Pesan

Pesan atau momen yang dibagikan di Wisper akan terhapus setelah 20 detik dibaca

Ingin turut meramaikan tren aplikasi pesan di smartphone, startup yang berbasis di Singapura meluncurkan sebuah aplikasi bernama Wisper. Berbeda dengan aplikasi pesan pada umumnya, Wisper menjadi sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk berbagi momen berupa stiker, rekaman audio, foto, video, ataupun footage. Keunikan lainnya aplikasi ini juga menghilangkan informasi waktu posting. Sebuah pesan atau momen tersebut akan dikirmkan, dan ketika sudah terbaca akan hilang otomatis dalam waktu 20 detik. Saat ini aplikasi Wisper baru tersedia untuk platform iOS, namun di bulan Agustus mendatang versi Android akan segera diluncurkan secara official.

Menariknya user experience yang ditawarkan juga memanjakan pengguna dengan kemampuan kustomisasi foto atau video yang dikirimkan dengan teks dan sketsa yang unik. Selain itu dalam Wisper juga terdapat fasilitas yang disebut dengan 'Lyfe', sebuah newsfeed atau timeline yang menampilkan status-status terkini dari pengguna. Konten random yang diunggah dan ditampilkan tersebut juga akan otomatis hilang dan berubah dalam jangka 24 jam.

Kepada DailySocial, CEO Wisper Htet Tayza mengatakan bahwa hal-hal terbaik dalam hidup itu tak bertahan selamanya. Dari situlah pengembang terinspirasi untuk mengembangkan Wisper dengan mode yang saat ini ada. Ketika menanggapi ekosistem aplikasi pesan yang saat ini ada di pasaran Htet mengatakan:

“Dengan Wisper, dari momen yang paling biasa, sampai yang sekali terjadi seumur hidup akan ditangkap dan dibagikan dengan cara-cara baru secara lebih menyenangkan, ringan dan user-friendly. Wisper tetaplah Wisper, dan akan terus bertumbuh dan menciptakan identitas yang kami miliki sendiri. Untuk tetap menjadi aplikasi pesan yang menyenangkan, lucu, dan tepat untuk bersosialisasi.”

Ide pengembangan aplikasi

Anggota pengembang Wisper Karisa Sukamto menceritakan tentang ide dasar pengembangan aplikasi ini:

“Orang di sekitar saya sering mengatakan tenang kebutuhannya sebuah aplikasi yang tidak bisa melacak sebuah perbincangan lama yang telah dilakukan. Karena sesuatu yang telah kita katakan atau tuliskan terkadang memang hanya akan menyenangkan di saat itu saja. Dan menjadi lelucon di masa yang akan datang yang memalukan. Dari situ kami berpikir harus ada sebuah app yang dapat menjembatani kebutuhan tersebut.”

Karisa juga menambahkan bahwa Wisper dirancang berdasarkan preferensi orang untuk menghilangkan konten masa lalu yang terus diingat. Wisper dibuat untuk membuat orang tidak lagi ragu untuk mebagikan momen apapun yang terjadi saat ini, tanpa ia mengkhawatirkan ke depan momen itu akan berdampak buruk karena terlihat kembali.

Seluruh ide aplikasi juga dikatakan Htet berkisar pada esensi murni komunikasi tatap muka dalam keseharian. Apa yang dikatakan hanya terekam saat itu juga. Semua yang baru dikatakan bisa dilupakan dan semua yang disampaikan orang lain akan bisa terlewat begitu saja jika pengguna tidak memperhatikannya. Persis seperti ketika orang melakukan obrolan bertatap muka.

Wisper hanya terdiri dari tiga anggota

Wisper adalah sebuah startup kecil yang kini baru terdiri dari 3 orang. Dua bertindak sebagai pengembang dan desainer, dan satu fokus mengembangkan bisnis dan relasi. Sang CEO sendiri saat ini juga masih berstatus mahasiswa di sebuah universitas di Swiss. Sedangkan rekannya Yarzar Zaw yang juga merangkap sebagai COO merupakan seorang profesional dalam bidang desain dan animasi, sesuai dengan gelar master yang dimilikinya. Karisa Sukamto, sebagai satu-satunya perempuan dalam tim, bertanggung jawab atas aspek bisnis dan hubungan dengan kolega.

“Kami adalah sebuah tim kecil yang bekerja dengan hati,” ujar CEO Wisper yang berumur 22 tahun tersebut. Ia juga menceritakan bahwa menjadi seorang pemimpin, kendati menggiring sebuah tim kecil untuk bertumbuh, juga memiliki tanggung jawab yang tak bisa disepelekan. Menurutnya menjadi CEO harus mampu mendesain sebuah visi dan mendorongnya untuk hidup. Serta memastikan setiap tim yang ada memiliki semangat yang gigih untuk merealisasikan apa yang dicita-citakan bersama.

Sampai saat ini pengembangan Wisper masih didanai oleh keuangan personal. Belum ada funding yang menyasar kepada startup asal Singapura tersebut. Tayza pun mengatakan, bahwa saat ini pihaknya sedang terus berfokus pada memaksimalkan produk yang dimilikinya dan terus memperluas pangsa pasar pengguna di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang menjadi target pasar penting bagi Wisper.

“Ini adalah bagian yang menarik, saat berbicara tentang inovasi ke depan. Tentu Wisper akan terus berkembang. Kami akan mengusung banyak lagi fitur dan koleksi stiker. Asia akan menjadi target pasar yang paling penting bagi Wisper. Kami akan menghadirkan stiker dalam bahasa yang lebih beragam, termasuk dalam Bahasa Indonesia,” pungkas Tayza dalam wawancaranya kepada DailySocial.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again