Apapun yang terjadi, di berbagai belahan dunia, dan tentang topik yang mungkin tidak terduga sebelumnya; semuanya terjadi dan akan menjadi perbincangan di Twitter. Gunakan tagar #RameDiTwitter untuk berbagi cerita tentang apa yang menurutmu ramai dibicarakan di Twitter di Indonesia tahun ini.

Apapun yang terjadi, di berbagai belahan dunia, dan tentang topik yang mungkin tidak terduga sebelumnya; semuanya terjadi dan akan menjadi perbincangan di Twitter. Gunakan tagar #RameDiTwitter untuk berbagi cerita tentang apa yang menurutmu ramai dibicarakan di Twitter di Indonesia tahun ini.

CROWDE adalah startup fintech bidang pertanian yang memberdayakan petani di seluruh Indonesia melalui teknologi dan permodalan. CROWDE menerima penghargaan sebagai satu dari sepuluh peer-to-peer lending terbaik di Indonesia versi KPMG dalam The Fintech Edge yang diterbitkan di akhir bulan November lalu.

The Fintech Edge merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh KPMG Indonesia terhadap pemain fintech di Indonesia, khususnya kategori peer-to-peer lending. Kriteria penilaian diukur berdasarkan tiga poin utama, yaitu kemampuan manajemen risiko, transparansi, dan tingkat pelayanan atau service level.

Analisis penilaian dari poin pertama menyatakan bahwa CROWDE memiliki kerangka kerja dan alat manajemen risiko, seperti model penilaian risiko kredit, pemantauan risiko dan strategi penagihan kredit yang terintegrasi dengan jaminan. Nyatanya, tingkat kredit macet di CROWDE hanya berkisar 1,20%.

Penilaian poin kedua, CROWDE dinilai punya tingkat transparansi yang baik. Dengan selalu menampilkan informasi terkait pihak peminjam, seperti profil, lokasi, dan tingkat keberhasilan proyeknya selama bergabung dengan CROWDE. Dengan begitu, pemberi pinjaman (investor) dapat berinvestasi dengan lebih aman dan nyaman. Terakhir untuk penilaian poin ketiga, CROWDE mampu menunjukkan keseriusan dalam melayani investor dan lender. Dengan setiap saat berusaha responsif terhadap pertanyaan, keluhan, serta pemberitahuan tentang keterlambatan pembayaran.

“Penghargaan ini menambah kepercayaan diri CROWDE untuk terus berusaha memajukan pertanian Indonesia dan merevolusi petani melalui ekosistem berkelanjutan yang kami bangun”, ungkap Yohanes Sugihtononugroho, CEO CROWDE.

Populasi penduduk Indonesia yang mencapai 261,12 juta jiwa, hanya sekitar 48,9% yang mengakses institusi perbankan. Padahal penetrasi internet di Indonesia tergolong tinggi, yaitu sebanyak 143,2 juta penduduk yang sudah melek internet. Sayang sekali bila kondisi ini tidak dimanfaatkan. Lalu hadir fintech, khususnya peer-to-peer lending di Indonesia untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Saat ini sudah ada 73 fintech di Indonesia yang telah resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Pertumbuhan fintech dianggap mampu menciptakan sebuah inklusi keuangan yang lebih baik. Perkembangan fintech terbukti bisa meningkatkan nilai PDB dalam dua tahun terakhir, yaitu sebesar Rp 25,97 triliun. Dan angka peminjam di Indonesia juga ikut melonjak hingga mencapai 38 kali lipat.

“CROWDE memiliki gagasan untuk mendigitalisasi proses pertanian dari hulu ke hilir. Dengan menjadi fintech peer-to-peer lending yang bisa mempertemukan pelaku usaha tani dengan pihak yang akan mempermudah jalannya proyek usaha tani”, tambah Yohanes.

CROWDE hadir sebagai perusahaan yang paling mengerti petani. Dengan membantu usaha petani yang memiliki keahlian di bidang agrikultur. Serta menyeleksi petani dengan memanfaatkan model credit scoring eksklusif. Dengan begitu, CROWDE bisa menjadi platform permodalan yang terpercaya.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again