Aplikasi Restoku Tawarkan Solusi Agar UMKM Kuliner Tetap Gesit di Tengah Pandemi

Aplikasi Restoku Tawarkan Solusi Agar UMKM Kuliner Tetap Gesit di Tengah Pandemi

Saat ini pelaku UMKM dihadapkan pada tantangan bisnis di era new normal. Banyak penyesuaian yang harus dilakukan di tengah perubahan pola perilaku konsumen. Salah satu hal yang kini menjadi krusial adalah transformasi digital untuk membantu pelaku bisnis menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efisien. Atas dasar tersebut, startup “Restoku” hadir dengan inovasi untuk membantu pebisnis kuliner melakukan digitalisasi bisnis.

Pemilihan fokus ke bisnis kuliner bukan tanpa alasan. Menurut data yang disampaikan Kementerian Koperasi dan UMKM, dari 65 juta total pelaku UMKM di Indonesia, sekitar 60%-nya bergerak di bidang pangan dan kuliner. Artinya, segmen ini memiliki potensi pengembangan pasar yang sangat besar, terlebih mayoritas pelaku usaha di kategori tersebut masih di skala mikro-kecil. Penerapan aplikasi digital dapat membantu akselerasi dan skalabilitas bisnisnya.

Aplikasi ini dapat diunduh secara cuma-cuma untuk penggunaan tahap awal. Di dalamnya menawarkan tiga kapabilitas utama, meliputi Point of Sales, Point of Supply, dan Point of Recruitment. Pertama untuk Point of Sales, memungkinkan pemilik bisnis mengelola arus kas, mencatat setiap uang masuk dan keluar. Selain itu, sistem juga dibekali dengan fitur yang memudahkan pengguna untuk mengelola transaksi offline dan online — ini memudahkan pebisnis kuliner yang mulai masuk ke layanan pesan-antar (food delivery).

Restoku juga memudahkan dalam pembuatan dan pengiriman setruk pembelian. Model baru yang ditawarkan, pemilik usaha bisa menawarkan opsi setruk digital yang dikirimkan melalui WhatsApp, selain lebih hemat karena tidak perlu mencetak, ini juga bisa menjadi upaya mengurangi kontak fisik agar tidak tercemar virus Covid-19. Dengan sistem Point of Sales terintegrasi, diharapkan UMKM dapat dioperasikan secara lebih efisien dan paperless.

“Pencatatan penjualan, pengaturan stok bahan baku, penghitungan foodcost, dan pengelolaan pelanggan dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi Restoku. Semua terpadu dalam satu layanan Sistem Penjualan, sehingga pelaku UMKM kuliner dapat mengetahui performa usahanya dan menghindari kecurangan. Data yang dihimpun juga dapat digunakan untuk membantu analisis dalam pengambilan keputusan,” jelas Co-Founder & CEO Restoku Ageng Sajiwo.

Kapabilitas kedua terkait Point of Supply, fitur di dalamnya memudahkan UMKM memperoleh bahan baku dengan harga relatif lebih murah. Restoku bekerja sama dengan pemasok (supplier) untuk menjaga ketersediaan. Akses ke pemasok juga disesuaikan dan diseleksi berdasarkan lokasi, jumlah produksi, jenis bahan, legalitas, hingga kualitas kebersihannya – sehingga terbentuk sebuah sistem rantai pasok (supply chain) yang efektif.

“Pada akhirnya rantai pasok yang baik akan menghasilkan ketersediaan dan harga bahan baku yang terkendali memudahkan pelaku usaha UMKM kuliner untuk melakukan peningkatan skala bisnis,” imbuh Ageng.

Terakhir, Restoku juga memiliki layanan Point of Recruitment, tujuannya untuk mempertemukan pencari kerja (khususnya kalangan kerah biru atau blue collar worker) dengan penyedia kerja khusus untuk UMKM kuliner. Di sini Restoku turut bekerja sama dengan pusat pelatihan untuk menghasilkan SDM unggul. Dengan proses yang terstandardisasi, akan memudahkan UMKM dalam memilih dan mendapat calon karyawan mereka, serta mengurangi turn-over karyawan. Biasanya melakukan perekrutan talenta yang baik akan membutuhkan waktu yang panjang jika tidak dilakukan secara tepat.

Selain itu ada beberapa fitur-fitur lain yang disediakan di aplikasi, seperti memungkinkan UMKM menerima pembayaran melalui e-wallet seperti OVO atau Gopay, hingga dasbor real-time atas aktivitas bisnis yang dilakukan.

“Aplikasi Restoku memanfaatkan teknologi cloud data computing yang dapat memberikan fasilitas sinkronisasi dua arah, baik pada saat digunakan oleh pelayan, kasir, maupun pemilik bisnis, sehingga semua transaksi dan laporan tetap aman walaupun ponsel hilang dan rusak. Tidak hanya itu, dengan teknologi auto-sinkronisasi, aplikasi tetap dapat digunakan saat tidak ada koneksi internet, dan ketika terhubung kembali ke internet secara otomatis data diunggah ke cloud dan tersinkron kembali ke semua perangkat yang dihubungkan,” jelas Co-Founder & CTO Restoku Dimas Agil Tejo.

Sebagai sebuah startup, Restoku juga terus mengupayakan pertumbuhan bisnis agar inovasi yang dihasilkan dapat berkelanjutan. Berbagai upaya dilakukan, termasuk salah satunya dengan mengikuti program ABP Incubator secara intensif untuk mendapatkan pendampingan bisnis dan perluasan jaringan – termasuk kepada investor potensial.

Menjadi Mitra Strategis KemenkopUKM

Pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020 lalu memberikan dampak berarti bagi pelaku UMKM. Menurut hasil penelitian Katadata Insight Center, mayoritas UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sebagian kecil (5,9%) yang mengalami pertumbuhan positif. Dari survei yang dilakukan BPS, Bappenas, dan Bank Dunia juga menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan.

Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi isu tersebut adalah mendorong pelaku usaha untuk mulai melakukan digitalisasi melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Dari data yang disampaikan, hingga akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta UMKM on-boarding di platform digital. Ditargetkan pada 2030 mendatang 30 juta UMKM sudah go-digital.

Untuk memuluskan langkah tersebut, pemerintah secara khusus menggandeng beberapa startup digital yang dinilai memiliki kapabilitas dan produk andal. Restoku saat ini turut dijadikan rekanan strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dalam usaha digitalisasi UMKM khususnya warung makan di seluruh tanah air. Tentu penunjukan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi para founder, karena inovasi yang dicetuskan dapat memberikan sumbangsih bagi perbaikan perekonomian nasional setelah dihantam dampak pandemi.

“Isu rendahnya produktivitas UMKM selama ini masih banyak ditemui. Mulai dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk scale-up, omzet stagnan, kesulitan mencari bahan baku, hingga tingginya turn-over karyawan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pengelolaan organisasi yang kurang profesional, penguasaan teknologi dan pemasaran yang lemah, dan rendahnya kualitas kewirausahaan dari para pelaku usaha. Restoku hadir membantu mewujudkan usaha kuliner yang profitable, repeatable, dan scalable. Dengan mengandalkan ketersediaan baik barang maupun jasa yang dibutuhkan para pelaku UMKM kuliner di dalam aplikasi yang saling terintegrasi, Restoku dapat menjadi enabler teknologi yang mudah, murah, dan sekaligus bersifat edukatif,” tutup Ageng.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again