Industri Gim Optimistis Developer Lokal Bisa Jadi Kuasai Pasar Nasional

Industri Gim Optimistis Developer Lokal Bisa Jadi Kuasai Pasar Nasional

Industri gim meningkat pesat di Indonesia dalam beberap tahun terakhir. Meski demikian, developer gim Indonesia masih belum mampu menjadi tuan rumah di pasar gim lokal.

Gim buatan Indonesia hanya menguasai 0,4 persen pasar dalam negeri. Data ini diris dalam buku Peta Ekonomi industri Game Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi Kementerian Kominfo, LIPI, dan Asosiasi Game Indonesia (AGI).

CEO & Co-Founder dari Digital Happiness, Rachmad Imron menjelaskan, Indonesia merupakan open market. Situasi tersebut membuat developer lokal harus bersaing dengan gim-gim impor dari China, Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat.

Menurut Rachmad, industri gim di Indonesia tertinggal 20 tahun dari para pesaing. Developer Indonesia kalah dari sisi skill, teknik, hingga budget produksi dan promosi.

Meski demikian, Rachmad optimistis developer gim Indonesia bisa bersaing di pasar dalam negeri ke depannya. Sebab, lokal market terus menunjukkan geliat positif setiap tahun.

“Kami melihat antusias masyarakat cukup besar terhadap produk lokal,” ujar Rachmad belum lama ini.

Developer gim lokal dihadapkan tantangan berat karena Indonesia menjadi open market industri gim. Namun, situasi ini tidak boleh membuat Digital Happiness berhenti bergerilya. Apalagi masih ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing.

“Kami coba mengeksplorasi konten lokal, karena kami tidak mungkin bersaing dalam budget produksi dan market. Dari sisi teknik dan pengalaman kami juga masih harus terus mengejar,” katanya.

Founder & CEO TOGE Production, Kris Antoni menilai developer gim Indonesia memiliki potensi bersaing dengan developer global. Menurut dia, developer bisa mengandalkan kekayaan kultur budaya Indonesia dalam membuat gim.

“Itu akan menjadi nilai baru, sesuatu yang unik dan belum dikenal orang luar. Ini bisa diangkat developer Indonesia,” ujarnya.

Hal senada disampaikan perwakilan MDI Ventures, Aldi Hartanto. Dia menjelaskan, kultur budaya Indonesia bisa menjadi kekuatan developer gim lokal untuk bersaing.

Menurut Aldi, minimnya pendanaan juga menjadi salah satu kendala developer gim Indonesia bersaing. Saat ini, tidak banyak investor menyokong developer lokal. “Mereka melihat betapa beratnya persaingan industri gim di Indonesia,” katanya.

Koordinator Business Matchmaking Kementerian Komunikasi dan Informatika RI,Luat Sihombing optimistis developer gim Indonesia bisa bersaing di masa depan. Pemerintah, lanjut dia, sudah melakukan beberapa program.

“Satu hal utama, kami berpikir harus membantu developer gim lokal untuk bisa meningkat dari sisi kualitas produksi, bisnis, hingga company. Maka kami bekerja sama dengan AGI menggelar IGDX,” ujar Luat.

Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) kembali digelar tahun ini pada Oktober-November. IGDX 2021 memiliki tiga kegiatan utama, yaitu IGDX Business, IGDX Conference, dan IGDX Academy. Perhelatan event ini diharapkan mendorong industri gim Indonesia mampu bersaing secara global. Sebab, developer gim lokal mendapat pelatihan dan belajar langsung dari pelaku industri gim global.

IGDX Business merupakan kegiatan business matchmaking. Pada event ini, developer gim Indonesia bisa bertemu publisher, studio gim global, pemerintah, game developer asing, serta investor lokal dan asing melalui platform digital.

Pada IGDX Conference, developer Indonesia berkesempatan memetik ilmu dari sejumlah pembicara, seperti pimpinan pemerintah, tokoh ternama di industri gim nasional dan internasional, perwakilan investor, hingga perwakilan industri lainnya.

Sementara itu, IGDX Academy merupakan kegiatan mentorship. Developer gim Indonesia bakal mendapat pelatihan dari mentor-mentor berpengalaman dari dalam dan luar negeri.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again