Pandawa Tech Hadirkan “Botang”, Robot Handling untuk Bantu Angkut dan Pindahkan Barang

Pandawa Tech Hadirkan “Botang”, Robot Handling untuk Bantu Angkut dan Pindahkan Barang

Revolusi Industri 4.0 identik dengan pemanfaatan teknologi tingkat lanjut untuk berbagai lini bisnis, mulai dari perdagangan, finansial, hingga manufaktur. Salah satunya, implementasi sistem robotika untuk menggantikan beberapa pekerjaan yang bersifat manual. Biasanya ini diaplikasikan untuk industri dengan skala produksi yang besar. Menurut penelitian McKinsey, dari tahun ke tahun biaya untuk investasi perangkat berbasis robot juga relatif lebih terjangkau dibanding dengan biaya pekerja buruh – kendati demikian disadari masih banyak pekerjaan yang perlu peran manusia.

Melihat momentum perkembangan tersebut, Pandawa Tech sebagai startup yang fokus mengembangkan produk teknologi berbasis robotik. Startup yang telah berdiri sejak September 2017 ini telah menghasilkan berbagai jenis perangkat, satu yang menjadi andalan adalah Botang. Botang adalah robot yang digunakan untuk proses handling atau pemindahan barang; diprogram otomatis, robot tersebut dapat melakukan pengambilan sampai peletakan. Botang Mobile Industrial Robot memiliki 2 tipe yaitu “BT-100” dan “BT-200”. Penyebutan tipe didasarkan pada daya motor, BT-100 bisa menarik beban 100kg dan BT-200 sekitar 200kg (bisa juga bergerak mundur).

“Untuk melakukan proses handling menggunakan Botang, pengguna tinggal melakukan panggilan melalui client remote, maka robot secara otomatis datang untuk mengambil barang. Setelah itu pengguna dapat memposisikan troli atau barang di pengait. Setelah memastikan barang terkait dengan benar di Botang, pengguna tinggal klik destinasi dan klik tombol ‘Start’, maka Botang akan berjalan mengikuti jalur dan menuju lokasi yang telah dipilih dan ditentukan,” jelas Founder Pandawa Tech Hafidh Dody Prasetya.

Selain Hafidh sebagai founder, startup ini turut dibantu oleh dua co-founder lainnya, yakni Abdul Aziz Nurul Ikhsan dan Prajati Ananda. Ketiganya bersama bisnis yang dirintis saat ini juga tengah diinkubasi dalam program ABP Incubator di Yogyakarta. Melalui program tersebut, mereka mendapat pembinaan terkait pengembangan bisnis, kepemimpinan, hingga inovasi teknologi. Program ABP juga menawarkan kepada founder untuk dapat terhubung kepada ekosistem bisnis teknologi yang tepat, seperti mitra bisnis, regulator, hingga investor.

Proposisi nilai yang ditawarkan

Memiliki visi untuk menjadi produsen robot manufaktur berkualitas internasional, Pandawa Tech saat ini memiliki dua lini bisnis utama. Pertama adalah layanan engineering, termasuk riset dan pengembangan, untuk membantu mitra pengembangkan perangkat robotik untuk keperluan spesifik. Cakupan pengembangan termasuk pada perangkat lunak yang digunakan untuk mengoperasikan robot. Berbagai jenis produk telah dihasilkan, mulai untuk industri logistik, hiburan, perdagangan, dll. Beberapa perusahaan telah memanfaatkan solusinya, seperti Honda Lock, Yamaha, IMSS, Samsung< Lapan, Astra Visteon, dan lain-lain.

Lini bisnis berikutnya adalah penjualan komponen pendukung robotik dan industri manufaktur. Melalui kanal marketplace dan situs, Pandawa Tech menyuguhkan beragam sparepart yang biasa digunakan untuk pengembangan dan perawatan perangkat industri. Mulai dari micro-controller, circuit board, sensor & transducer, motor, pneumatic parts, solar panel, dan lain-lain. Saat ini Pandawa Tech memiliki basis bisnis di Yogyakarta dan Cikarang.

“Target selanjutnya, kami ingin memproduksi Botang secara massal. Hal ini dilakukan seiring perkembangan teknologi industri di Indonesia, khususnya untuk melayani industri manufaktur yang membutuhkan proses handling,” pungkas Hafidh.

Menurut laporan MarketsandMarkets, ukuran pasar robot industrial akan mencapai $42,2 miliar pada tahun 2021, dan terus bertumbuh sampai $75,3 miliar di tahun 2026 dengan CAGR 12,3%. Tentu ini potensi besar bagi para inovator di vertikal ini untuk mengakselerasi bisnis, khususnya dalam memenuhi permintaan dalam negeri.  Peningkatan permintaan pasar juga tidak hanya datang dari perusahaan berskala besar, riset mengungkapkan banyak usaha di tingkat kecil dan menengah mulai mengadopsi teknologi robotik untuk produksinya. Beberapa pasar utama yang disebutkan dalam riset meliputi India, Cina, Jepang, Perancis, Indonesia, dan Singapura.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again