Sembilan Pengusaha Indonesia Lulus dari Program eFounders Fellowship Kerja Sama UNCTAD dan Alibaba Business School

Sembilan Pengusaha Indonesia Lulus dari Program eFounders Fellowship Kerja Sama UNCTAD dan Alibaba Business School

Para pengusaha Asia telah lulus dari program eFounders Fellowship yang diselenggarakan di Hangzhou, Tiongkok. Program hasil kerja sama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan Alibaba Business School ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan di era digital yang dihadapi pengusaha muda dan, di saat yang bersamaan, mengembangkan potensi mereka.

Dengan terlaksananya program eFounders Fellowship yang kedua, Alibaba kini satu langkah lebih maju dalam memenuhi komitmen yang dibuat Jack Ma, pendiri danExecutive Chairman Alibaba Group, yang juga merupakan Penasihat Khusus UNCTAD bagi Para Pengusaha Muda dan Usaha Kecil. Alibaba akan membantu memberdayakan 1.000 pengusaha di negara berkembang untuk mewujudkan transformasi digital, demi perkembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, selama lima tahun ke depan.

Para pengusaha muda ini memperlihatkan semangat dan kreativitas yang sungguh menggembirakan. Pendekatan-pendekatan yang mereka lakukan tanpa pamrih adalah demi kelangsungan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ujar Arlette Verploegh, koordinator program eFounders Initiative dari UNCTAD.

Cerita-cerita mereka sungguh memberikan inspirasi dan banyak pembelajaran nyata sehingga generasi muda ini dapat menggunakan teknologi baru untuk menghasilkan peluang ekonomi yang menguntungkan bagi negara mereka masing-masing, tambahnya.

Dari 37 pengusaha yang lulus dari program ini, ada sembilan yang berasal dari Indonesia, yaitu:

  1. Fandy Santoso, Founder dan CEO Hadiah.me: platform online yang memberikan poin jika berbelanja melalui situs
  2. Amanda Cole, Co-Founder dan CEO Sayurbox: platform distribusi sayur dan buah-buahan segar yang menjembatani antara produsen dan konsumen
  3. Aswin Andrison, Co-founder dan CEO Stoqo : platform B2B yang menghubungkan pemilik bisnis makanan dan minuman dengan pemasok, distributor, dan petani
  4. Wenyou Tan, President/COO Taralite:startupfintech yang memberikan pinjaman berbunga rendah bagi masyarakat
  5. Windy Natriavi, COO AwanTunai: platform teknologi yang memberikan pinjaman berbunga rendah kepada masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan
  6. Yoshua Norza, Founder dan CEO Pickpack: agen logistik online yang membantu usaha dan perorangan dalam pengambilan dan pengiriman barang melalui vendor pilihan konsumen
  7. Budi Handoko, Co-Founder Shipper: platform layanan agregator logistik
  8. Jowan Kosasih Kho, CEO SimpliDOTS: platform distribusi terintegrasi penuh
  9. Rishabh Singhi, COO Reddoorz: Platform online yang memberikan akses terhadap penginapan yang memiliki standar kenyamanan dan harga yang sesuai

Membentuk Unggulan untuk Ekonomi Digital yang Baru

Selama 11 hari, para pengusaha dari Asia ini berkesempatan belajar langsung, berpartisipasi dalam kunjungan lapangan, dan menghadiri kuliah-kuliah untuk memahami transformasi digital yang terjadi di Tiongkok selama 20 tahun belakangan.

Dengan Alibaba sebagai contoh utama serta pertemuan dan kunjungan ke inkubator lokal dan sekolah bisnis e-commerce, para peserta menganalisis ekosistem Alibaba yang terdiri dari platform dan solusi bisnis termasuk Taobao Marketplace, Tmall, Alibaba.com, Cainiao Network, Hema, dan Fliggy. Selain itu, mereka juga dapat melihat langsung tren dan perkembangan terbaru dari industri ini seperti New Retail, e-commerce di pedesaan, dan meningkatnya jumlah selebriti internet. Mereka mendapatkan pemahaman akan pertimbangan yang dibuat Alibaba Group untuk mendukung dan membantu pertumbuhan ekonomi digital di Tiongkok untuk diterapkan di negara masing-masing.

Melaui sesi yang interaktif dan menarik, para peserta dapat memahami pertimbangan-pertimbangan yang dilalui oleh Alibaba Group dalam mendukung dan mengembangkan ekonomi digital di Tiongkok. Mereka juga menggali bagaimana mereka dapat menerapkan pembelajaran tersebut di negara masing-masing.

Kami ingin memberdayakan para pengusaha muda dengan pandangan baru dan membantu mereka untuk sukses. Caranya dengan memberikan sesi teori dan praktik langsung dari orang-orang terbaik di Alibaba dan mitra kami, ujar Brian A. Wong, Vice President of Alibaba Group, yang memimpin program Inisiatif Global ini.

Kami terinspirasi melihat semangat belajar para peserta yang selalu muncul dengan banyak pertanyaan untuk memahami fenomena digital yang terjadi di Tiongkok. Diskusi yang mendetail membuat mereka mampu menemukan ide dan perspektif baru untuk mewujudkan model pengembangan yang inklusif dan berkelanjutan untuk bisnis mereka dan komunitas di negara masing-masing, imbuhnya.

Pada program ini, para peserta dari Asia memiliki akses khusus untuk bertemu para eksekutif Alibaba serta e-commerce sukses lainnya seperti PayTM, penyedia eWalletterkemuka di India dan Lazada, platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu, para peserta mengunjungi berbagai fasilitas canggih Alibaba seperti Hema Fresh untuk melihat langsung bentuk konkret dari masa depan New Retail. Mereka juga berkesempatan untuk memahami lebih lanjut soallogistik cerdas dengan mengunjungi pusat logistik cerdas Cainiao Jiaxing. Para peserta juga melihat secara langsung potensi dari pengembangan e-commerce di pedesaan di Desa Bainiu, atau dikenal dengan Desa Taobao Tiongkok, oleh karena integrasi e-commerce yang menyeluruh dengan setiap aspek kehidupan di sana.

Para pengusaha ini juga melihat langsung dampak transformasi teknologi terhadap masyarakat Tiongkok dengan mengunjungi inkubasi Dream Town di Zhejiang, yang akan menjadi lokasi Silicon Valley Tiongkok. Selanjutnya mereka juga mengunjungi Yiwu City, lokasi tempat perdagangan grosir terbesar di dunia.

Fellowship Global untuk Komunitas di Seluruh Dunia

Bagi sembilan peserta Indonesia, program eFounder Fellowship adalah kesempatan untuk meningkatkan perkembangan perusahaan mereka melalui pengetahuan praktis dan pengalaman langsung. Pengalaman yang didapat tidak hanya akan membantu mereka tetapi juga membantu Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar secara regional.

Saya sangat terkesan dengan desa Rural Taobao dari Alibaba karena ini merupakan bukti nyata penerapan digital yang inklusif yang mampu mendorong peningkatan ekonomi nasional. Akses ke e-commerce bagi masyarakat pedesaan telah mendorong kualitas hidup mereka dan membantu mereka bebas dari kemiskinan, ujar Yoshua Norza, CEO dan pendiri Pickpack, sebuah agen pengiriman online yang membantu bisnis atau perorangan dalam proses pengambilan dan pengiriman produk melalui vendor pilihan mereka.

Pada akhir program pelatihan 11 hari ini, para peserta ditantang untuk merencanakan cara mereka membagikan pengetahuan baru yang telah didapat di bidang e-commerce,e-finance dan pembayaran, logistik cerdas, big data, dan pariwisata kepada rekan-rekan pengusaha dan komunitas mereka di negara masing-masing. Selain itu mereka juga ditantang untuk menciptakan cara agar ide-ide bisnis mereka dapar berkembang lebih baik.

Windy Natriavi Chief Operational Officer dari AwanTunai, sebuah platform yang memberikan pinjaman berbunga rendah untuk orang-orang yang belum mendapat akses perbankan di Indonesia mengatakan, Sebagai sebuah perusahaan, kami melihat peran kolaboratif kami sebagai perusahaan teknologi finansial untuk membuka akses kepada orang-orang yang belum mendapatkan layanan perbankan. Program ini telah mendorong kami untuk meningkatkan kemampuan dalam membentuk ekosistem digital yang inklusif untuk semua orang, terutama dalam bidang pembayaran digital dan pembiayaan konsumen.

Melihat pengalamannya sendiri, Aswin Andrison, CEO dan salah satu pendiri dari Stoqo, platform B2B yang bertujuan untuk meningkatkan proses supply chain makanan dan minuman menyatakan, Kini saya dapat memahami pandangan dan pola pikir Jack Ma dan tim yang mendirikan Alibaba setelah berinteraksi langsung dengan mereka. Kami akan terus membawa semangat untuk memberdayakan usaha-usaha kecil lewat teknologi. Terutama restoran dan warung yang kesulitan berhubungan dengan pemasok, agar supply chain di Indonesia menjadi lebih efisien.

Kelulusan 37 kandidat dari Asia yang berasal dari Kamboja, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Vietnam secara otomatis membuat mereka menjadi Fellowdari Global eFounders Fellowship Network. Sebelumnya 24 pengusaha dari Afrika telah menjadi bagian dari jaringan ini semenjak mengikuti program yang sama di tahun 2017.

UNCTAD dan Alibaba akan memastikan setiap Fellow secara aktif menuangkan apa yang telah mereka pelajari di komunitas mereka, dengan melakukan kegiatan tindak lanjut dengan dukungan dari pemangku kepentingan lokal setiap tiga bulan. Selain itu terdapat juga dukungan ekosistem digital yang didesain untuk pengembangan inklusif dan berkesinambungan di seluruh dunia.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again