Tren ‘Masa Depan Dunia Kerja’ Terbaru Memperkuat Visi “Intelligent Transformation” Dari Lenovo

Tren ‘Masa Depan Dunia Kerja’ Terbaru Memperkuat Visi “Intelligent Transformation” Dari Lenovo

Lenovo (HKSE: 992) (ADR: LNVGY), perusahaan teknologi terdepan, bekerjasama dengan IDC untuk menelaah pergeseran fundamental yang akan mengubah konsep bekerja dan bagaimana pergeseran itu akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. IDC InfoBrief, Powering Intelligent Transformation, diprakarsai oleh Lenovo, memperkuat visi bahwa manusia dan bot akan bekerja bersama untuk mendorong transformasi digital (DX) di era Industry 4.0. Di dalam InfoBrief ini, IDC dan Lenovo akan memaparkan rekomendasi mengenai bagaimana perusahaan di Asia Pasifik bisa menavigasi transformasi tempat kerja secara mulus dan memanfaatkan berbagai peluang baru.

Di tahun 2020, millenial akan menempati lebih dari 50% tenaga kerja di Asia Pasifik[1]. Bersama dengan tenaga kerja dari Generasi X, Y, dan Z yang memiliki kebutuhan dan keinginan beragam, perusahaan akan mengevaluasi ulang cara mereka memandang dan mengadopsi teknologi di tempat kerja masa depan, sehingga pegawainya dapat bekerja di mana pun, kapan pun, dan di perangkat mana pun yang mereka inginkan. Didorong terutama oleh pengadopsian teknologi innovation accelerator (IA) yang sangat cepat, seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI) dan Augmented & Virtual Reality (AR/VR), IDC mengharapkan pengeluaran information communication technology (ICT) di Asia Pasifik bisa mencapai 1.5 triliun dolar AS di tahun 2021 nanti.

Masa Depan Dunia Kerja

Tren transformasi perusahaan terbaru untuk tahun 2019 dan setelahnya yang teridentifikasi di IDC InfoBrief menekankan pada otomatisasi, XaaS, pengalaman pegawai, dan dorongan untuk memiliki kemampuan di luar industri inti serta pengalaman untuk mendapatkan sumber pendapatan baru.

Menurut IDC FutureScape: Worldwide Future of Work 2019 Predictions, perusahaan akan memikirkan ulang masa depan industri mereka dan berinvestasi di bisnis start-up atau perusahaan yang dapat membantu membangkitkan bisnis utamanya, sehingga dapat mendiversifikasikan portfolio pendapatan mereka. Di tahun 2023, sebanyak 30 persen perusahaan G2000 akan menghasilkan setidaknya 20 persen pendapatan mereka dari sumber di luar industri intinya, menggunakan crowdsourcing dan model agregasi yang agile untuk mendapatkan pekerja dan kemampuan bisnis.[2]

Dengan kurangnya pekerja di tingkat global, otomatisasi dan alur kerja TI yang bisa diotomatisasi akan membantu membebastugaskan lebih banyak manusia dan sumber daya lainnya agar lebih fokus pada tugas yang lebih strategis. Pengadopsian teknologi cerdas dan solusi cerdas akan memberikan kemampuan pada perusahaan untuk mewujudkan tempat kerja yang lebih cerdas dan efisien di masa depan.

Pendekatan Holistik untuk Transformasi Tempat Kerja

Seperti yang didefinisikan oleh riset Future of Work dari IDC, perusahaan perlu mengambil strategi holistik untuk memanfaatkan teknologi digital di tiga aspek penting -tempat kerja, budaya kerja, dan tenaga kerja -sehingga dapat bertransformasi menjadi perusahaan yang intelligent. Namun, sebanyak 60 persen perusahaan di Asia Pasifik kesulitan melakukan transformasi digital ini karena berbagai tantangan, antara lain tekanan dagang yang semakin berat, masalah keamanan dan identitas, privasi dan kedaulatan data, serta perpajakan dan proteksi intellectual property (IP).

Menurut Lenovo, teknologi dan kemampuannya untuk berinteraksi dan memotivasi pekerja serta mendapatkan produktivitas terbaik, merupakan kuncidan modal terpenting dalam perjalanan transformasi perusahaan, yaitu tenaga kerjanya.

“Jalan untuk memberikan pengalaman pelanggan terbaik dan mendapatkan nilai bisnis harus dimulai dengan meningkatkan pengalaman pegawai. Bagian besar dari transformasi tempat kerja adalah tentang komputasi, di mana pengguna mengharapkan berbagai jenis kontrol di beragam perangkat dan solusi,” kata Eddie Ang, Enterprise Director, Lenovo Asia Pacific. “Berinvestasi di teknologi seperti Device-as-a-Service, AI, dan AR menjadi penting untuk memenuhi keinginan pengguna akan mobilitas, fleksibilitas, dan konektivitas pengalaman buatan. Hasilnya, perusahaan akan mampu meningkatkan pengalaman pegawai dengan menciptakan tempat kerja yang lebih cerdas, lebih aman, produktif, dan kolaboratif.”

“Teknologi saat ini berubah dengan amat sangat cepat, dan akan terus berevolusi serta mendorong produktivitas, kolaborasi, dan efisensi dalam berbagai cara. Namun, teknologi hanyalah satu unsur dan transformasi Masa Depan Kerja bukan hanya tentang otomatisasi atau pemanfaatan teknologi. Ada banyak aspek dinamis dari tempat kerja yang multi-generasi dalam pemanfaatan AI, manajemen perubahan, serta urusan compliance, privasi, dan keamanan yang perlu dipertimbangkan perusahaan,” kata Sudev Bangah, Managing Director, IDC ASEAN. “Dengan begitu, perusahaan yang fokus pada transformasi holistik dan mengembangkan model bisnis yang mengutamakan pengalaman, baik di depan, belakang, dan tengah, digabungkan dengan struktur yang sangat agile yang bisa terus beradaptasi pada perubahan teknologi dan preferensi pelanggan, perusahaan seperti itulah yang akan memimpin di era Industry 4.0.”

Lenovo memberikan kemampuan kepada perusahaan dengan teknologi untuk menjawab ekspektasi tenaga kerja yang terus berevolusi dan memungkinkan terwujudnya transformasi enterprise. Pegawai saat ini menginginkan kontrol terhadap tempat kerja dan ruang kerjanya -teknologi yang digunakan di rumahnya, juga ingin digunakan di tempat kerja. Selain itu, tiap pengguna memiliki pilihan yang unik untuk teknologinya, atau dikenal juga dengan sebutan digital wardrobe.

Sebagai pemimpin di industri PC dan perangkat cerdas, Lenovo memiliki serangkaian perangkat inovatif untuk memenuhi permintaan end-user, menyediakan pegawai dengan alat yang tepat untuk memaksimalkan produktivitas serta kolaborasi, selagi meningkatkan interaksi dan kepuasan pegawai. Dengan bagian IT terbebas dari sebagian besar kontrol terpusatnya dan memberikan pilihan serta fleksibilitas kepada pegawai, Lenovo mengumumkan ThinkShield, yang memastikan keamanan perusahaan dengan melindungi pegawai serta pelanggan dari ancaman kejahatan siber, terutama dengan banyaknya jumlah kasus pencurian data. Lenovo memiliki platform untuk memastikan pelanggan mengutamakan keamanan saat mereka meng-install perangkat keras dan perangkat lunak Lenovo ke dalam infrastrukturnya.

ThinkShield melindungi empat area utama yang sering menjadi sasaran pencurian siber: tanggal perusahaan, identitas pegawai, kegiatan daring end-user, dan perangkat itu sendiri. ThinkShield memiliki fitur teknologi dan kontrol, dari BIOS dan firmware untuk authentication dan endpoint fisik/virtual, hingga penutup kamera fisik dan fingerprit reader untuk manajemen rantai suplai. Dengan bermitra bersama Intel, MobileIron dan Absolute, Lenovo memberikan lebih banyak cara kepada pengguna dan administrator untuk menjaga data agar tetap aman dan terlindungi.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again