Transformasi "3R" XL Axiata Mulai Menunjukkan Hasil
Layanan data bertumbuh 65 persen, kini XL memiliki 28 juta konsumen data
Pada awal tahun 2015 ini XL Axiata (XL) mengawali perjalanan bisnisnya dengan sebuah strategi yang disebut 3R (Revamp, Rise & Reinvent). Dan pada pengumumkan resmi hasil audit pencapaian kinerja paruh pertama yang berakhir Juni ini tercatat beberapa indikator positif yang menunjukkan transformasi XL sudah berada di jalur yang tepat. Salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,4 persen dari kuartal sebelumnya. Terkait dengan layanan data yang menjadi primadona baru, XL juga membukukan adanya peningkatan trafik sebesar 65 persen dari tahun sebelumnya.
Menanggapi hasil baik ini, Presiden Direktur XL Dian Siswarini mengatakan:
“Kami mencanangkan agenda transformasi pada bulan April tahun ini, dan saat ini proses transformasi jangka menengah masih dalam tahap awal perjalanan dan masih terus berproses. Namun demikian, kami sudah mendapatkan beberapa hasil awal yang positif, yang semakin menguatkan keyakinan kami atas agenda transformasi yang sedang kami lakukan ini. Ke depan kami akan semakin fokus untuk segera menuntaskan agenda transformasi tersebut untuk memperkuat posisi perusahaan.”
Secara mendetil, strategi 3R bisa dijelaskan sebagai berikut: Revamp merupakan sebuah upaya untuk mengubah model bisnis untuk pencapaian jumlah pelanggan dari sisi volume dan value sehingga meningkatkan profitabilitas produk, Rise ialah strategi untuk meningkatkan brand XL, sedangkan Reinvent ialah strategi membangun dan menumbuhkan inovasi bisnis. Transformasi bisnis dilakukan untuk merespon dinamika perubahan pasar yang sangat dinamis dan fokus untuk menciptakan nilai-nilai sehingga XL dapat membangun bisnis yang lebih berkelanjutan ke depannya.
Peningkatan layanan data berimplikasi pada inisiasi berbagai layanan digital XL
Dalam laporannya XL juga menyampaikan bahwa pihaknya kan terus mendorong pelayanan untuk mobile internet di Indonesia dengan meningkatkan adopsi pengguna layanan data. Pertumbuhan trafik layanan data XL sebesar 65 persen pada pada masa ini tercatat memiliki total pengguna mencapai 28 juta atau 61 persen dari total jumlah pelanggan. Peningkatan ini dinilai merupakan implikasi dari pengguna smartphone yang bertumbuh, yakni sebesar 36 persen.
Upaya mendorong penetrasi smartphone dilakukan Xl dengan menawarkan program bundling dengan berbagai pilihan merek smartphone seperti Samsung, Xiaomi, Alcatel, Lenovo, LG, dan Sharp. Tidak hanya itu, XL juga berkomitmentnuntuk melanjutkan investasi berupa modernisasi dan peningkatan kapasitas jaringan untuk mendukung peningkatan trafik penggunaan layanan data, memperluas kapasitas jaringan serta meningkatkan kualitas dan stabilitas jaringan, baik pada layanan percakapan ataupun data.
Pada semester pertama tahun 2015, XL telah memiliki 54.550 BTS, termasuk lebih dari 17.000 BTS 3G serta 232 BTS 4G guna memenuhi pertumbuhan dan permintaan pelanggan akan layanan mobile internet yang cepat dengan kualitas yang lebih baik. Di tahun 2015, divisi layanan digital juga terus melanjutkan pengembangan bisnisnya dengan memanfaatkan momentum yang sudah ada dari tahun sebelumnya melalui peluncuran berbagai inisiatif baru seperti misalnya m-Fish dan berlanjut dengan pengembangan bisnis yang sudah ada yakni XCloud, Gudang Aplikasi, elevenia, dan XL IoT.
Pengelolaan bisnis berbasis pelanggan untuk mendorong keuntungan finansial perusahaan
Di kuartal kedua tahun 2015, Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) mengalami peningkatan sebesar 7 persen menjadi Rp 2 Triliun dari kuartal sebelumnya, yang menghasilkan pencapaian margin EBITDA sebesar 36 persen, meningkat sebesar 2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan EBITDA ini terutama disebabkan dampak positif dari pengelolaan kembali basis pelanggan yang berfokus pada pelanggan yang lebih menguntungkan, serta upaya untuk meningkatkan profitabilitas portofolio produk.
Selama semester pertama tahun 2015, XL juga telah membelanjakan Rp. 2,3 triliun belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan data dan layanan mobile, dengan sumber dana berasal dari internal. Total hutang mengalami penurunan menjadi Rp29,2 triliun dari Rp 30,3 triliun pada akhir kuartal pertama tahun sebelumnya, sehingga hutang bersih/EBITDA sedikit berkurang dari sebelumnya 3,2x menjadi 2,9x.
Kerugian selama kuartal kedua 2015 sebesar Rp 93 milliar merupakan dampak dari melemahnya rupiah. Tanpa memperhitungkan dampak dari transaksi Forex yang belum direalisasikan serta hasil pajak, maka XL mencatat keuntungan sebesar Rp 162 milliar.
Tantangan yang harus dihadapi dengan menciptakan berbagai peluang baru
Ke depan tren layanan internet diprediksikan masih akan terus berkembang. OTT masih menjadi momok bagi banyak operator kebanyakan operator. Tak bisa dihindari, namun sangat potensial untuk disiasati. Pengembangan produk berbasis konten digital menjadi salah satu yang mungkin bisa menjadi priortas dan trasnformasi ke depan. Suksesi nasional ke layanan 4G/LTE juga masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Tentunya hal ini juga syarat dengan adanya pemerataan infrastruktur jaringan untuk persebaran data.
Persaingan di level operator ternama sendiri masih didominasi oleh XL, Telkomsel dan Indosat. Ketiganya menunjukkan laju bisnis yang kuat. Namun seperti hukum bisnis pada umumnya, tantangannya ialah bagaimana mengambil hati para pelanggan dengan inovasi produk dan layanan terbaik yang memberikan kenyamanan untuk kegiatan komunikasi.
Sign up for our
newsletter