1. Startup

Wafa Taftazani Menjawab Keraguan

Wafa Taftazani aktif menjadi Co-Founder Modal Rakyat, Upbanx, dan VCGamers. Juga sebagai "angel investor" di sejumlah startup

Awal tahun 2022 ini, UpBanx dan VCGamers mengumumkan investasi perdananya. Platform perbankan digital untuk kreator UpBanx membukukan pendanaan pre-seed $5,2 juta dengan valuasi $120 juta (lebih dari Rp1,7 triliun), hanya dalam 6 bulan beroperasi. Sementara platform social commerce untuk pemain game VCGamers mendapatkan pendanaan seed $2,5 juta dan mencatatkan valuasi $20 juta (lebih dari Rp 280 miliar).

Dari dua startup tersebut, ada nama Wafa Taftazani di jajaran founder. Selain itu Wafa juga merupakan co-founder platform fintechlending Modal Rakyat.

DailySocial.id berkesempatan melakukan wawancara dengan Wafa, mendalami perjalanan kariernya, sampai akhirnya memutuskan sepenuhnya terjun ke dunia kewirausahaan digital. Tidak hanya dengan 1 startup, tapi 3 sekaligus.

Titik balik

"Sebenarnya saya tidak memiliki latar belakang terkait langsung dengan dunia teknologi dan startup. Kakek saya bekerja di Bank Indonesia (BI), sebelum namanya BI, beliau sudah bekerja 30 tahun. Ayah saya masuk ke BI juga, kerja juga sudah 30 tahun dan masih aktif, sekarang di OJK. Bisa dibilang, ada ekspektasi [dari keluarga] saya lanjut ke sana. Tapi berkali-kali disuruh daftar, saya tidak pernah menurut, sampai akhirnya kecemplung di dunia teknologi," cerita Wafa mengawali perbincangan.

Wafa mengawali karier profesionalnya dengan bekerja sebagai di dunia investment banking, tepatnya di MUFG. Ia mulai masuk ke dunia bisnis teknologi sepulang studi S2 di University of Cambridge, Inggris.

Ia masuk ke Shopee yang kala itu masih di fase awal pendirian di Indonesia. Dari sana, Wafa mendalami model bisnis teknologi yang berkembang pesat, termasuk terkait e-commerce, fintech, dan berbagai terminologi startup lainnya.

Kembali ke tahun 2013, Wafa sudah kenal dengan Stanislaus Tandelilin [co-founder Modal Rakyat] ketika sama-sama bekerja di dunia perbankan. Kala itu mereka mulai berdiskusi, bermimpi, untuk membangun sebuah startup berbasis teknologi, khususnya berkaitan dengan keuangan.

Sebagai gambaran, di tahun tersebut ekosistem startup digital memang sedang di fase awalnya.

"Waktu itu hanya bisa bermimpi. Belum ada keberanian dan dukungan seperti yang ada saat ini, infrastrukturnya, modalnya, koneksinya. Sampai akhirnya pada 2017 Stanis main ke kantor [Wafa masih bekerja di Google], lalu mengingat kembali rencana tersebut. Dan pada akhirnya di tahun 2018 dibentuklah Modal Rakyat bersama Stanis dan 2 co-founder lainnya," ungkap Wafa.

Wafa saat masih aktif menjalani peran di tim Youtube di Google / Dok. Pribadi Wafa

"Di tahun 2018 pun pas bikin p2p lending banyak yang bilang telat. Tapi saya percaya, Modal Rakyat tidak akan menjadi seperti pinjol yang datang dan pergi seperti yang banyak bermunculan akhir-akhir ini. Kami memiliki model bisnis dan kemitraan yang kuat dengan banyak institusi. Terbukti sampai sekarang masih bertahan dan menjadi partner banyak pihak," imbuh Wafa.

Setelah Shopee, pada Agustus 2017, Wafa mulai berkarier di Google, khususnya di unit YouTube yang membuatnya banyak berinteraksi dengan kreator-kreator Indonesia.

Di Modal Rakyat, yang merupakan bagian FAZZ Financial Group, ia bekerja secara paruh waktu. Pada akhir tahun 2021, Wafa memutuskan untuk keluar dari Google dan memantapkan diri menjadi founder startup penuh waktu.

"Selama kerja di Google 4 tahun lebih, saya belajar banyak, kenal dengan beberapa venture capital, konten kreator, startup founder. Turning point-nya karena Covid-19, yang membuat saya banyak di rumah lalu merenung: Modal Rakyat mau dibawa ke mana, karier saya mau di bawa ke mana? Lalu akhirnya memberanikan diri, apalagi Upbanx akhirnya masuk ke Y Combinator," terang Wafa.

Di VCGamers awalnya Wafa menjadi investor untuk pre-seed mereka. 1-2 bulan berjalan, ia merasa cocok dengan produk dan tim sampai akhirnya memutuskan menjadi co-founder dan aktif membantu proses fundraising.

Upbanx sendiri terlahir dari diskusinya bersama Hendra Kwik (CEO Fazz Financial) yang menyarankan Wafa menggabungkan pengalamannya dalam mengelola brand [dari Shopee], kreator [dari YouTube], dan fintech [dari Modal Rakyat] menjadi satu.

Upbanx diluncurkan dengan harapan dapat menyelesaikan pain point terkait financing yang kerap dihadapi para kreator, selain juga ingin memberikan wadah kepada ekosistem ini sudah bisa saling berkolaborasi, sampai dengan mengoptimalkan aset kripto dan NFT untuk monetisasinya.

"Awalnya tidak ada niat serius-serius banget di sini. Iseng daftar YC [Y Combinator], ternyata masuk. Begitu masuk sudah tidak bisa main-main lain, karena diwajibkan menandatangani sejumlah dokumen legal, termasuk salah satunya harus resign dari kantor lama untuk full time di startup baru ini. Bersyukur banget banyak atensi dari investor hingga akhirnya menutup pendanaan yang kemarin," imbuh Wafa.

Memimpin dua startup

Diakui awalnya ia sempat khawatir tentang tanggapan investor ketika harus memimpin 2 startup sekaligus. Wafa menilai, para investor bisa melihat gambaran besarnya bahwa Upbanx dan VCGamers akan membentuk suatu sinergi yang menghasilkan dampak menyeluruh bagi ekosistem kreator.

"Upbanx dan VCGamers ini closing funding cuma beda dalam hitungan hari. Sempat khawatir saat menjelaskan ke investor bahwa saya menjalankan 2 startup sekaligus. tapi mereka berhasil melihat the big picture-nya, begitu pula dengan YC," terangnya.

Wafa menjelaskan apa yang membuat 3 startupnya bisa melambung meskipun konsentrasinya harus terbagi. Faktor utamanya adalah visi dan dukungan tim yang kuat.

"Saya biasanya datang dengan visi, ide, dan keberanian mengambil risiko. Untuk mengeksekusinya maka butuh support system, terdiri dari co-founder yang solid dan tim yang luar biasa. Saya punya aspek-aspek itu. Saya beruntung mereka sangat berkomitmen, karena kalau tidak ya ide-ide tadi paling cuma jadi omongan di grup WhatsApp. Saya kasih visi, mereka percaya dengan visi tersebut, sampai mau resign dari pekerjaan sebelumnya dan lain-lain," cerita Wafa.

Visi tersebut digerakkan passion yang dimilikinya. Dia bercerita akan ketertarikannya terhadap personal finance, mendorong setiap inovasi untuk membantu orang lain meraih independensi finansialnya. Secara tidak langsung dipengaruhi latar belakang keluarga yang bekerja di sektor finansial, tiga startup yang turut didirikan Wafa semuanya memiliki benang merah utama, yakni fintech.

"Yang terpenting itu adalah trust dan ini tidak bisa dibangun dalam waktu yang singkat. Ini soal bagaimana saya meyakinkan Hendra untuk mendukung saya, bagaimana menjalin hubungan dengan VC yang sekarang mendukung startup saya. Di luar karena beritanya bareng-bareng kesannya jadi sangat instan. Padahal tidak, itu memakan waktu bertahun-tahun. Beberapa VC yang kemarin masuk adalah investor dari startup yang dulu pernah saya bantu, baik sebagai advisor ataupun konsultan. Jadi saya bukan orang baru buat mereka," ujar Wafa.

Tentang valuasi Upbanx

Upbanx menjadi soonicorn di ronde pendanaan pertamanya. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan banyak orang tentang dari mana angka valuasi tersebut datang, mengingat produk Upbanx juga belum sepenuhnya meluncur. Menjawab hal ini, Wafa mengatakan valuasinya 100% datang dari investor.

"Saya menjamin valuasi itu lahirnya dari investor, dari seberapa besar mereka menilai kami. Saya tidak pernah bilang valuasi startup saya sekian. Dan bagi saya selaku founder, tidak ada mindset untuk [mendahulukan] memperbesar valuasi, karena fokus utama saya saat ini adalah pada pengembangan produk. Makanya sekarang saya lebih banyak ketemu kreator atau calon pengguna Upbanx untuk meminta masukan mereka sebagai calon pengguna," kata Wafa.

Ia melanjutkan, "Buat saya valuasi itu juga akan dipengaruhi oleh produk, karena setiap produk startup memiliki economic value. Dari sana mereka akan menilai dan memutuskan apakah ingin turut memiliki produk tersebut atau tidak."

Terkait produk, pertengahan tahun ini Upbanx ditargetkan bisa merilis dua modul utamanya, yakni Financing dan Marketplace. Secara perlahan mereka memasukkan sejumlah kreator dan brand. Diklaim sudah ada lebih dari 400 yang masuk ke daftar antrean.

Sementara VCGamers tahun ini juga akan meluncurkan aplikasi mobile dan komponen metaverse untuk memudahkan pengguna berintegrasi dan melakukan utilisasi token.

Belajar dari kegagalan

Kepercayaan menjadi pegangan terpenting yang digenggam dalam perjalanan kewirausahaannya / Dok. Pribadi Wafa

More Coverage:

Jauh sebelum ini, rekam jejak Wafa dalam dunia kewirausahaan sudah dimulai sejak bertahun-tahun lalu. Di luar startup digital, ia pernah memiliki beberapa usaha, dua di antaranya jasa desain interior dan agency. Semua mengalami kegagalan. Beberapa ditinggalkan karena tidak bisa fokus mengerjakan. Dari perjalanan yang kurang manis tersebut, Wafa belajar banyak hal. Satu hal yang signifikan adalah pentingnya membangun kepercayaan.

"Pertama dan yang paling penting justru trust to ourselves.  Karena kalau kita tidak percaya terhadap diri sendiri, akhirnya tidak berani mengambil keputusan yang diperlukan. Kurangi self doubt, membatasi diri dengan alasan 'saya tidak punya privilege tertentu'. Orang hanya akan percaya pada diri kita, setelah diri kita sendiri percaya pada kita," tegasnya.

Saat ini Wafa juga aktif menjadi angel investor di beberapa startup. Kendati tidak mau menyebutkan identitas startupnya, termasuk di jajaran portofolionya adalah startup di bidang edtech dan F&B.

Ketika berinvestasi, hipotesisnya selalu mengacu pada product market fit dan founder market fit. Di aspek produk, Wafa selalu ingin memastikan bahwa apa yang dibuat adalah yang orang mau, kadang tidak harus melulu soal memecahkan masalah. Kemudian, di aspek founder, ia selalu ingin memastikan apakah mereka adalah orang yang pas untuk mengerjakan produk di pasar ini.

Roadmap integrasi produk

Secara produk, Upbanx juga telah terintegrasi dengan ekosistem Fazz Financial (induk yang menaungi Modal Rakyat), termasuk dengan Cashfazz. Untuk kreator yang membutuhkan pendanaan, maka mereka akan dihubungkan dengan Modal Rakyat, dan brand yang membutuhkan virtual card atau e-money akan didukung ekosistem Fazz yang lain.

Antara Upbanx dan VCGamers juga sudah melakukan pilot project untuk integrasi. Misalnya terkait token VCG yang beberapa waktu lalu diluncurkan. Di platform Upbanx mereka melakukan kerja sama dengan RANS Entertainment melalui modul kolaborasi. Use case ini diharapkan akan diperluas, sehingga menjadikan Upbanx tidak hanya menjadi launchpad/marketing partner, tetapi bisa menjadi liquidity partner pada proyek-proyek Web3 yang akan dikembangkan para kreator.

Di sini Wafa sekaligus menjawab soal RANS Ventures yang mendukung pendanaan awal Upbanx dan VCGamers. Wafa saat ini memiliki role di sana (masih dirahasiakan posisinya). Ia adalah orang yang mendorong RANS, yang didirikan oleh selebritas Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, untuk masuk ke ekosistem startup.

Menurutnya, hal ini akan menjadi momentum yang tepat ketika RANS sebentar lagi IPO. Diversifikasi bisnis ke digital akan meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk melihat roadmap perusahaan ke depan.

"Indonesia ini sangat beruntung karena pasar konsumennya besar, bahkan sebenarnya tidak perlu ekspansi global untuk menjadi decacorn asal startup bisa membangun produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Namun saya sendiri tertantang untuk go global. Untuk itu sejak awal DNA bisnis Upbanx dan VCGamers memang ke sana, mulai dari penamaan, hingga pemilihan investor yang memiliki jangkauan global," tutup Wafa.
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again