1. Startup

3D Printing Berpotensi Mengubah Wajah Industri

Belakangan ini 3D printing menjadi sebuah topik yang ramai dibicarakan. Kemampuannya mencetak objek tiga dimensi menarik perhatian khalayak banyak. Ini merupakan sebuah kemajuan teknologi yang diramalkan bakal menjadi idola sebab dapat memangkas biaya dan waktu produksi. Membuka industri rumahan untuk menghasilkan sebuah produk yang lebih spesifik, customized dan menjangkau pasar super niche mungkin saja terjadi dalam waktu dekat. Di Indonesia pun sudah ada Solusi3D yang menawarkan layanan ini selama tiga tahun terakhir.

Revolusi industri pertama terjadi ketika sistem masyarakat berubah dari pertanian menjadi industri yang menggunakan mesin dan bahan bakar uap. Hadirnya teknologi baru yang menghadirkan kemampuan produksi massal membawa dunia ke revolusi industri kedua. Dasar industri seperti ini berkuasa sejak abad 19 hingga 21, dan nampaknya hadirnya cetak 3D akan mengusung revolusi industri ketiga dengan kembali mendobrak dasar-dasar ekonomi dan produksi yang sudah mapan.

Dengan cetak 3D perusahaan dapat dengan cepat dan murah membuat model dan prototipe barang yang akan diproduksi. Sedangkan bagi industri kecil, barang bisa dicetak sekaligus dengan item yang unik per produk. Jika mesin pabrik mencetak satu model barang secara masif dan bersamaan, cetak 3D memungkinkan mencetak beberapa model dalam sekali cetak.

Kemampuan cetak 3D bisa diaplikasikan untuk banyak industri, dari yang paling sederhana seperti cinderamata mata dan miniatur sampai yang rumit seperti komponen pesawat. Namun tampaknya industri yang paling akan terpengaruh adalah otomotif, aerospace, media, serta high fashion.

Solusi3D adalah startup yang sudah tiga tahun berlaku sebagai perusahaan yang menawarkan 3D printer. “Kami menawarkan UP Printer yang paling murah dengan harga 25 juta (cocok untuk hobby dan industri yang perlu membuat maket dan prototipe dengan ukuran kecil). Printer berskala produksi dengan kualitas printing yang tinggi. Harganya lebih dari 1 milyar dan bisa dipakai untuk industri pembuatan molding dan tooling , perhiasan, atau medical,” ujar Roy Gunawan, co-founder Solusi3D.

Menurut Roy, animo dari masyarakat selama ini dinilai sangat baik. “Dengan adanya 3D printer, penggemar anime bisa membuat action figure sesuai keinginan mereka, dan bahkan ada yang membuat bagian-bagian dari action figure tersebut sebagai cadangan, bila mana terjadi kerusakan.”

Selain penggemar action figure untuk hobi, atau orangtua yang sekadar ingin membuat mainan sendiri bagi anak-anaknya, klien solusi3D juga berasal dari perusahaan. Roy mengungkap perusahaan dari berbagai macam bidang. Mulai dari perusahaan makanan, minuman, fashion, pembuatan cinderamata, penerbangan, desain interior, tableware & glassware, perhiasan.

Salah satu yang menjadi idola adalah cetak 3D dapat menekan ongkos produksi. Roy menuturkan bahwa cetak 3D dapat melakukan penghematan yang cukup signifikan dengan penghematan cycle time dan penghematan bahan. Kelebihan lainnya, seorang engineer bisa membuat sebuah barang dengan struktur geometri yang rumit dan kokoh.

Cetak 3D memang sudah menjadi begitu terkenal dan membuat sebagian banyak orang kagum dengan kemajuan teknologi yang satu ini. Selain itu, cetak 3D dianggap sebagai sebuah revolusi industri yang dapat menanggalkan kebutuhan sentralisasi manufaktur, yang berarti tak hanya cycle time yang dipangkas, biaya transportasi, dan secara langsung carbon print sebuah usaha pun akan berkurang.

Meski masih dalam perdebatan, bisa saja nantinya ini menjadi jawaban bagi usaha yang lebih ramah lingkungan. “Mungkin ada pengaruhnya bagi lingkungan, ada teknologi 3D printing yang menggunakan powder sebagain bahan baku. Ketika kita membuat produk dari powder ini, sisa powder-nya dapat digunakan lagi. Oleh karena itu, waste-nya minimal.”

Tak hanya plastik, bahan-bahan yang bisa digunakan cetak 3D terdiri dari: kertas, keramik, resin, titanium, stainless steel, aluminium, polyamide, emas, dan perak. Sementara ini selain plastik, Solusi 3D menyediakan printer yang bisa mencetak menggunakan polyamide (nilon) dan resin. Ke depannya Roy mengatakan akan menambahkan mesin yang bisa mencetak menggunakan metal powder dan kertas.

Saat ini pendapatan Solusi3D meningkat sebanyak 25 persen dan dalam sebulan dapat menjual hingga dua printer. “Item favorit adalah UP printer.”

Banyak industri yang dapat memanfaatkan teknologi ini, maka tak heran bila nantinya menjadi teknologi bagi konsumen. Misalnnya, bagian dari barang rumah tangga yang rusak, gagang pintu, komponen dari mesin cuci, atau bagian kecil lainnya di rumah yang rusak bisa dicetak di rumah tanpa harus memesan. Cepat dan mudah.

Namun mengingat harganya yang terbilang mahal, Roy mengakui semua itu bisa terjadi bila harga printer dapat ditekan lebih murah dari atau setara dengan harga komputer. “Menurut saya orang lebih tertarik kepada printer yang dapat menghasilkan produk yang berwarna-warni.”

[ilustrasi foto: Shutterstock]